28 Clingy

6.3K 518 88
                                    

Hey Guys...!!! Welcome back to my story...!!!

Ada yang nungguin Kaivan dan Mega?

Tapi sebelumnya author mau nyampaiin sesuatu ya. Author tu heran sama pembaca ini, dibaikin malah ngelunjak. Mentang-mentang gak dikasih target, udah seminggu masih juga gak tembus 300. Padahal minggu kemaren udah bagus bisa tepat target. Padahal yg baca gak sedikit juga.

Kalian pikir nulis ini gak butuh tenaga dan pikiran? Sambil tutup mata, basing ketik aja di keyboard terus jadi ceritanya? Gitu?

Kalo iya pasti kalian-kalian yg jadi pembaca udah jadi penulis semua lah. Gak percaya? Coba aja. Kalian coba nulis dan posting setiap hari seperti permintaan kalian. Gak perlu pake mikir lah yg penting update. Jadinya bakal gimana.

Makanya tolong kesadarannya masing-masing. Gini aja. Sekiranya cerita ini gak layak dapat apresiasi ya udah tinggalin aja gak usah dibaca lagi. Jadi gak perlu ada siders ribuan di sini. Yg real real aja lah.

Silakan dibaca

*
*
*

Kaivan memasuki rumahnya. Tadi Mega sudah pulang duluan karena wanita itu merajuk keinginannya tidak dipenuhi oleh Kaivan. Awalnya Kaivan berniat untuk mengantar Mega pulang, tapi tidak jadi karena Mega menolak dan mengancam akan mengganggu pekerjaan Kaivan dimanapun juga kalau Kaivan memaksa. Wanita itu langsung pergi setelah membuang sebuah kalender dari meja kerja Kaivan.

Kini Kaivan harus bersiap-siap menghadapi kemarahan Mega yang tadi sudah merajuk. Perlahan ia membuka pintu kamarnya dan menemukan Mega yang sedang duduk di depan meja riasnya.

Kaivan masuk ke dalam kamarnya seperti tidak terjadi apa-apa. Ia harus bisa bersikap senormal mungkin untuk tidak memancing keributan.

"Van, sini deh," ucap Mega tiba-tiba.

Kaivan yang baru saja meletakkan tas kerjanya pun menghampiri istrinya. Ia pikir Mega tidak memperdulikan kedatangannya, ternyata tidak.

"Kenapa?" tanya Kaivan berdiri di samping Mega.

"Kamu liat deh, pipi aku kenapa jadi makin besar ya?" tanya Mega yang kali ini memalingkan wajahnya dari cermin.

Kaivan memperhatikan wajah Mega yang sedang menatapnya serius. Wanita itu menyodorkan wajahnya untuk memperlihatkan pipinya.

"Biasa aja," jawab Kaivan setelah memperhatikan wajah Mega.

"Eh mata kamu dimana sih? Jelas-jelas pipi aku makin besar gini, kayaknya berat badan aku naik deh," protes Mega yang kembali memperhatikan pantulan dirinya sendiri.

"Kenaikan berat badan itu wajar, gak ada yang salah sama itu," ucap Kaivan yang beranjak dari sana untuk berganti baju.

"Kata siapa wajar? Bisa-bisa baju-baju aku gak ada yang muat ntar, aduh aku harus mulai program diet deh," balas Mega yang kini berdiri di depan cermin, melihat bagaimana bentuk tubuhnya.

Kaivan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar ocehan Mega. Wanita memang sulit ditebak. Semua hal dibuat repot.

***

"Van...," panggil Mega dengan nada manja.

Kaivan menoleh heran. Kini Mega sudah memeluk lengannya erat dan menyandarkan kepalanya di bahu Kaivan. Padahal tadi siang masih marah-marah tidak jelas, dan sekarang sudah manja begini.

"Hm," balas Kaivan datar. Ia kembali pada kesibukannya mempelajari jurnal.

"Aku laper," ucap Mega.

"Makan," balas Kaivan.

"Belum ada makanan, ini kan baru jam 5 sore," ujar Mega memperhatikan jurnal yang Kaivan baca.

"Mau makan apa?" tanya Kaivan akhirnya sambil menutup jurnalnya.

"Mau makan nasi goreng," jawab Mega dengan wajah senang karena berhasil mengganggu kegiatan Kaivan.

"Yakin mau nasi goreng?" tanya Kaivan lagi. Pasalnya yang ia tahu Mega bukan orang yang suka makanan lokal. Wanita itu lebih suka makanan yang tidak mengandung terlalu banyak karbohidrat seperti nasi, apalagi jika digoreng sudah pasti banyak minyaknya.

"Yakinlah, ayo!" ajak Mega yang langsung berdiri dan menarik tangan Kaivan.

Kaivan hanya pasrah saja saat Mega menariknya berdiri. Tapi sebuah kerutan muncul di kening Kaivan saat Mega langsung mengajak keluar kamar padahal ia hanya menggunakan gaun tidur yang tipis.

"Tunggu, ganti dulu baju kamu," ucap Kaivan menahan Mega yang sudah bersiap membuka pintu.

"Ngapain ganti baju segala sih?" protes Mega.

"Kamu mau keluar pake baju tipis begitu?" tanya Kaivan tajam.

"Ck. Ya kan cuma mau ke dapur. Aku mau makan masakan kamu, kamu masakin ya?" pinta Mega dengan wajah berbinar-binar.

Kaivan semakin heran dibuatnya. Tidak biasanya Mega minta dibuatkan makanan olehnya. Biasanya wanita itu tidak pernah protes akan makanan yang dimakannya.

"Tetep aja, di rumah ini ada orang lain," ujar Kaivan sambil beranjak pergi ke ruang ganti.

Mega hanya memanyunkan bibirnya sampai Kaivan kembali lagi membawa gaun terusan yang lebih tebal daripada gaun tidur yang ia pakai.

"Pake ini," ucap Kaivan memberikan baju itu untuk Mega.

"Males, kamu aja yang pakein," cuek Mega membuang mukanya.

Kaivan pening dibuatnya. Bagaimana bisa Mega memintanya memakaikan gaun yang notabene harus ia buka dulu gaun tidur di dalamnya?

***

Setelah mengganti gaun tidur Mega yang membuatnya cukup kesulitan, akhirnya Kaivan sudah berada di depan kompor untuk membuat nasi goreng.

Bagaimana tidak? Mega sibuk bergelayut manja padanya saat Kaivan sedang mengganti gaunnya. Beruntung pengendalian diri Kaivan bisa dibilang luar biasa untuk tidak menyerang istrinya. Kalau tidak memikirkan Mega yang kelaparan, ia sudah pasti akan menahan istrinya di kamar sampai pagi.

Bahkan saat ini Mega masih bergelayut manja di belakang Kaivan yang sedang menuang minyak di atas cookpan.

"Mega, lepas dulu," pinta Kaivan.

"Apa sih? Orang lagi asyik peluk juga," tolak Mega yang tidak mengindahkan larangan Kaivan. Ia sedang menciumi aroma tubuh Kaivan yang sangat nyaman di hidungnya.

"Nanti tangan kamu kena minyak panas, udah sana," ujar Kaivan lagi masih bersabar.

Tapi Mega sama sekali tidak bergerak dari posisinya. Kaivan berakhir menghela napas lelah. Ia meletakkan alat masaknya dan melepaskan tangan Mega yang sedang memeluknya dari belakang. Kaivan segera berbalik untuk mengangkat tubuh Mega ala koala, membawanya duduk di atas pantry yang berada di belakangnya.

"Duduk sini, jangan turun," ucap Kaivan sambil menatap Mega tajam.

[Sebagian chapter telah dihapus. Baca kelengkapan ceritanya hanya di ebook yang tersedia di Google Play.
Link pembelian ada di bio profil author.
Yuk baca kelengkapannya sekaligus support author untuk terus berkarya 😊]

My Powerful Wife (COMPLETED)Where stories live. Discover now