Bab 18. Ceroboh!

96 2 0
                                    

Keira

Keesokan harinya aku mendapati bahwa aku tidak sendirian. Aku bersama seseorang disampingku, tangannya melingkar sempurna pada tubuhku. Sementara kakinya ditumpuhkan pada kakiku yang lain. Aku merasa tercicik diwaktu bersamaan oleh berat tubuhnya. Dan sewaktu hendak melepaskan diri dari kurungan itu tiba-tiba ponselku bergetar.

Aku mengangkat muka, menatap tas yang tidak jauh dari nakas. Dengan gerakan pelan aku meraih tas dan mengambil ponselku.

"Hallo...." Ujarku perlahan.

"Sayang, kamu dimana? Aku ada didepan Rumahmu." Bilang suara itu.

Aku bingung, segera melihat kearah ponsel. 'Tunangan' lalu siapa lelaki disampingku?

Astaga....mungkinkah dia lelaki semalam, Marvel?

"A-ku...aku ditempatnya, Nasya." Aku berusaha mempertahankan suara dikala rasa panik melanda.

"Ya, udah. Kalau begitu siang ini kita bertemu ditempat biasa"

"Ya."

Setelah panggilan berakhir. Jantungku mulai berdegup kencang saat mengetahui bahwa lelaki disampingku adalah lelaki lain. Pada hal semalam aku begitu yakin jika dia adalah Kenzo. Seingatku semalam dia menakankan pada kata 'milikku'. Jadi aku pikir dia adalah Ken sehingga aku berani berbuat sejauh ini.

Aku mencakar rambut frustasi, namun tidak sedikitpun menimbulkan suara ribut. Aku tidak mau lelaki yang sedang memelukku sadar. Aku belum siap mendapati kenyataan kalau tiba-tiba saja mata kami bertemu. Aku bisa malu berat. Lebih-lebih kalau orang yang bersetubuh denganku semalam adalah seorang kakek-kakek. Oh Tuhan.....Aku bisa gila.

Dengan perlahan aku mengangkat tangan begitu juga dengan kakinya. Sewaktu berencana untuk membalikan badan dan melihat siapa lelaki ini. Tiba-tiba dia membalikan badan, tidur dengan gaya telungkup.

Kecewa? Tentu saja. Karena aku tidak tahu siapa lelaki ini.

Apa sekarang waktunya untuk melihat siapa lelaki ini? Ataukan lari darinya? Secara logika kami adalah dua orang asing yang sedang dipengaruhi alkohol lalu bertemu seolah takdir yang mempertemukan kemudian dengan tidak sengaja melakukan hubungan badan dan ini seratus persen adalah kecelakanan akibat alkohol. Yang jelas kemungkinan kami tidak akan saling mengenal.

Seperti kataku tadi, ini bagian dari kecelakaan akibat alkohol. Jadi aku lebih memilih pergi. Aku tidak ingin lebih tertekan bila mendapati fakta bahwa aku disetubuhi oleh kakek-kakek berduit.

Aku mengendap-ngendap menuruni ranjang, memilih satu-persatu pakaian dan secepat mungkin kupakai.

Aku melirik sekilas kearahnya....Dan mataku menemukan bercak noda darah yang bisa-bisanya membuatku tercekik. Sial.....

Dan aku melarikan diri dari sana saat itu juga.

Begitu jauh dari area perhotelan aku mengambil ponsel, menghubungi Nasya.

"Apa Ken menelpon?" Aku bertanya was-was setelah panggilan tersambung. Dadaku bergemuruh hanya karena memikirkan hal receh. Tidak semestinya aku berlebihan dan mengkhawatirkan apa yang tidak perlu dikhawatirkan. Ken belum tentu marah dan melakukan tindakan ekstrim saat mengetahui bahwa aku semalam penuh bersama lelaki lain. Sementara dia sendiri memiliki kebebasan yang tentu saja bisa serupa seperti yang saat ini aku lakukan.

"Tidak" Dan hal itu membuatku menarik napas lega.

Tidak. Ya, aku tidak takut Kenzo mengetahui hubungan satu malamku bersama lelaki lain. Namun yang aku takutkan adalah kemungkinan aku tidak bisa berfoya-foya bilamana Kenzo mengakhiri hubungan kami. Aku berharap itu tidak terjadi.

WISHES [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang