Bab 27. Hukuman manis?!

119 1 0
                                    

Keira

Pagi ini, aku bangun terlalu kesiangan; tidak membuatkan sarapan, tidak membersihkan
perabotan dan aku dalam kondisi mabuk berat. Semalam aku minum-minum bersama Kenzo. Sial....Natan tentu akan membunuhku hidup-hidup.

Dengan panik aku menuruni ranjang lalu berlari ke arah luar, memperlihatkan kondisiku yang sangat memprihatinkan.

"Produk kita kali ini jauh lebih bermutu dari .... " Kehadiranku menginterupsi presentasi Pak Mawan. Ada kilas keterkejutan yang dipancarkan. Suara lelaki paruh baya itu berangsung berkurang dan menghilang. Sesaat aku menjadi titik fokus. Kebetulan posisiku terpampang jelas pada layar yang bisa ditangkap secara jelas oleh mereka.

Aku mematung.

Oh astaga ..... ini adalah kenyataan terburuk yang aku alami hari ini.

Aku tersenyum kikuk begitu beberapa pasang mata mengarah ke arahku melalui layar leptop Natan, mereka menatapku dengan berbagai ekspresi. Aku sungguh kacau. Gara-gara aku, presentasi Pak Mawan malah jadi terpotong. Dan sekarang tatapan spekulasi itu jelas-jelas aku rasakan.

Jadi sekarang aku harus apa?

Dengan memasang muka tebal, aku berjalan ke arah dapur lalu mengambil segelas air kemudian bergerak pulang ke arah kamar.

Aku menutup pintu perlahan sambil melirik ke arah luar; mendapati Natan yang tersenyum kecil sambil menggeleng-gelengkan kepala ke arahku.

Natan sialan .... Dia selalu memberi pengaruh buruk untuk hidupku. Oh aku kacau. Tidak seharunya aku keluar. Sekarang mau di taruh di mana mukaku?

Rambutku dengan brengseknya mengembang bagaikan serigala, make upku pada luntur bagaikan es criem yang terkena sinar mentari. Sialnya ..... bisa-bisanya aku berpura-pura terlihat santai dengan kondisi sekacau ini? Oh ...... Bunuh saja aku Tuhan.

Sejam berlalu dan terdengar ada suara ketukan pintu. Tak berselang lama pintu di buka.

Dengan kesal, aku yang memang sedang duduk menghadap ke arah pintu langsung melempar bantal ke arahnya sewaktu Natan masuk.

Natan kelihatan kaget namun dengan sigap dia menahan bantal itu.

"Ah .... sialan.... kamu menghancurkan kerja kerasku. Selama ini aku sudah berusaha untuk terlihat sempurna. Tapi gara-gara ulahmu segalanya hancur. Mereka melihatku yang kacau, buruk rupa. Aku akan digosipin yang aneh-aneh. Sialan ..... kamu pantas mati brengsek ...... " Aku memukul-mukul ringan dada Natan. Dengan sigap dia memegang kedua tanganku. Otomatis pergerakanku berhenti. Natan menatapku dalam kemudian tanpa diduga-duga dia membawa tubuhku perlahan mundur lalu menjatuhkanku begitu saja pada ranjang yang diikuti tubuhnya di atasku.

Sekali lagi Natan menatapku dalam; seakan mencari sesuatu dibalik mataku. Sesaat semua amarah berangsur hilang. Aku terhipnotis di bawah kendali Natan."Kamu cantik. Pada dasarnya kamu sempurna dari segala segi. Hal itu terus membuatku ingin tetap mempertahankanmu. Aku tidak perduli dengan kondisimu. Bagiku kamu tetap sempurna. Kamu berbeda. Aku tergila-gila padamu. Kamu satu-satunya wanita yang selalu membuatku tersiksa dan sembuh dalam satu kurun waktu. Aku mencintaimu, Keira. Kamu akan terus mendengar kata itu dari mulutku. Mungkin ketika aku tiada maka kata itu akan ikut menghilang"

Kata-kata itu menyihirku, membuatku terpaku dan tidak mampu berbuat apa-apa.

Cup.

"Jangan mencium lelaki lain menggunakan bibir ini. Ini milikku."

Cup.

"Aku sakit. Sangat amat ketika milikku di rasakan lelaki lain."

Cup.

WISHES [END]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon