🍃002🍃

3.2K 88 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🍃🍃🍃

Sekarang giliran Khanza yang melihat keadaan Kakeknya. Gadis cantik itu duduk di samping, menggenggam tangan tua Kakeknya. Seberusaha mungkin dia  menahan tangisnya kala melihat mata sayu kakeknya.

"Kakek harus sehat, ya? kakek harus sembuh, Kakek kan kuat, Kakek kan supermen khanza," ucap Khanza

Kakek Hendrawan tersenyum lemah ke arah cucu tersayangnya, "Kamu harus kuat juga, ya, walaupun nanti Kakek tidak di sampingmu," balas Hendrawan

Khanza menggeleng kuat, "Kakek gak boleh ngomong gitu, Kakek harus terus sama Khanza, Kakek harus jaga Khanza terus."

"Kakek boleh minta sesuatu sama kamu?" Tanya Hendrawan

Khanza mengangguk, "Apapun, apapun yang Kakek minta Khanza bakalan turutin."

"Kakek pengen banget liat kamu nikah sebelum kakek pergi ninggalin dunia. Kakek punya seseorang yang Kakek percaya untuk menjaga cucu kesayangan Kakek, kamu mau kan nikah sama pilihan Kakek?" Pernyataan kakek Hendrawan mampu membuat Khanza mematung

Tak ada respon dari Khanza, hatinya serasa bimbang, ini terlalu tiba tiba untuk dirinya.

"Kakek gak maksa kamu, kalau kamu tidak mau tidak apa apa," ujar kakeknya

"Khanza mau Kek. Apapun itu, sesuai janji Jhanza," putus Khanza. Khanza tidak ingin mengecewakan permintaan dari orang yang selama ini dengan tulus merawatnya saat Ayah dan Bundanya tak ada.

Kakek tersenyum bahagia, Khanza memang anak yang patuh dan tidak pernah membantah dirinya, dan satu lagi, cucunya yang satu itu tak pernah menolak permintaannya.

"Besok mereka akan datang dan melangsungkan ijab qobulnya di sini, Kakek tidak tahu sampai kapan Kakek akan hidup," pernyataan itu kembali membuat Khanza mematung, kenapa semuanya dadakan seperti ini.

Khanza hanya mengangguk, menolak juga tak ada gunanya. Dia tak mau menyesal jika menolak permintaan Kakeknya, yang mungkin akan menjadi permintaan terakhir.

"Terimah kasih, Princes kecilnya Kakek," ucap Kakek dengan suara lemahnya.

Khanza kembali mengangguk."Kakek istirahat, ya, kita lanjutkan besok." Pinta Khanza yang di angguki lemah oleh kakek Hendrawan.

Kakek Hendrawan memejamkan matanya, sesuai dengan perintah cucunya. Khanza kemudian menaikkan selimut hingga ke batas dada dan perut. Kemudian gadis itu keluar dari ruang ICU di mana Kakeknya berada.

Khanza menatap semua yang berada di depan ICU, yang juga menatapnya penuh arti. Khanza sudah tebak jika ini tentang permintaan Kakeknya.

"Sayang, Kakek udah kasih tau kamu?" Tanya Bunda berdiri di depan Khanza

Khanza tersenyum kemudian mengangguk, "Udah Bunda."

"Apa jawaban kamu sayang?" tanya Hani, kembaran Hana juga tante dari Khanza.

OUR SECRET (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang