🍃38🍃

853 31 6
                                    

*ASSALAMUALAIKUM*

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*ASSALAMUALAIKUM*

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ مُحَمَّدٍ.

"Allahumma shalli ‘alaa muhammad wa’alaa aali muhammad".

🍃🍃🍃

Senyuman di wajah khanza tak pernah luntur dari sejak kaki nya menginjak taman kota yang cukup ramai. Matanya terus menatap di mana ramah anak-anak sedang bermain,  di temani oleh kedua orang tua nya. Dapat khanza bayangkan, jika suatu hari nanti, dirinya juga akan merasakan hal seperti itu bersama keluarga kecil nya.

Satu tangannya lagi bergerak mengelus perut buncit nya. Rasanya waktu berlalu begitu cepat, perut yang dulunya rata kini sudah membesar.

"Mas, kita juga akan seperti itu kelak kan?" Tanya khanza tanpa mengalihkan pandangannya dari keluarga kecil yang tampak sedang bermain.

Agam lantas menoleh, melihat ke arah objek pandang khanza, dia tersenyum kemudian mengangguk."InsyaAllah, kita akan seperti itu."

"Jadi gak sabar liat dedek bayi nya lahir!" Pekik nya, ia rasanya sudah tak sabar menanti sang buah hati lahir ke dunia

"Aku juga." Balas agam, jarinya mengelus samar tangan istrinya yang ia genggam.

Setelah berjalan selama 5 menit, agam dan khanza duduk di bawah pohon yang berada di pinggiran taman tersebut. Matahari mulai memanjat naik, membuat panas lebih menyengat. Tapi kata agam, matahari pagi cukup sehat.

Khanza mengipas wajahnya dengan tangan, matahari pagi memang sehat, tapi sangat menyengat untuk hari ini. Ia menoleh ke arah sang suami.

"Mas, aku haus." Keluh nya dengan wajah memelas.

"Yasudah, tunggu mas di sini." kemudian agam bangkit dari duduk nya setelah mendapat anggukan dari khanza.

Khanza mengelus-elus perut buncitnya, dengan senyum yang mengembang sampai suara seseorang mengalihkan fokusnya.

"Aca?" panggil seorang pria yang berdiri tepat di hadapan khanza.

Khanza mendongak,  menatap seorang yang memanggilnya. Betapa terkejutnya ia mendapati arhan, seseorang yang pernah khanza sukai.

"Kak arhan?" Khanza bangkit dari duduknya, walaupun sedikit kesusahan.

Arhan reflek ingun membantu, namun dengan cepat khanza menghindar.

"Maaf kak, bukan mahram."

Arhan tertawa kikuk mendengar nya, ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal."Maaf, maaf," Ucapnya,"Gue kira tadi salah orang,  ternyata beneran lo."

OUR SECRET (Revisi)Where stories live. Discover now