🍃025🍃

1.7K 48 0
                                    

"Tuhan tidak akan mengambil sesuatu yang berharga dari kita kecuali akan di ganti dengan yang lebih indah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tuhan tidak akan mengambil sesuatu yang berharga dari kita kecuali akan di ganti dengan yang lebih indah."

🍃🍃🍃

Pukul 23:45 waktu indonesia barat, abi ibrahim dan agam memasuki ndalem melalui pintu belakang. Suasana rumah sudah gelap dan sepi, jelas penghuni nya sudah tidur. Mereka berjalan masuk dan berpisah tepat di tangga, kamar abi berada tepat di samping tangga dan kamar agam di lantai dua bersama kamar syahra.

Agam membuka pelan pintu kamarnya agar tak menimbulkan suara yang bisa mengganggu tidur sang istri. Ia masuk dan menatap punggung khanza yang terbaring di tempat tidur. Ia masuk kemudian meletakkan peci pada tempatnya. Agam berjalan masuk ke dalam kamar mandi, membersihkan diri agar lebih fresh.

Setelah beberapa menit, agam keluar. Ia menatap khanza dengan mata yang sudah terbuka dan menatap nya.

"Kok bangun?" Tanya agam, ia berjalan ke arah tempat tidur dan mengambil posisi tidur di samping khanza

"Kebangun, mas." Jawab khanza menatap agam yang tidur di sampingnya.

"Mimpi buruk?" Tanya agam lagi, menebak hal yang biasa membuat khanza terbangun di tengah malam.

Khanza menggeleng."Gak kok, cuman ke bangun aja."

Agam mengangguk."Yaudah, lanjut tidur lagi ya." Pinta agam, tangannya bergerak mengkode untuk khanza mendekat.

Khanza dengan cepat mendekat dan menjadikan lengan agam sebagai bantal. Agam memeluk istrinya dan mengelus punggung istrinya.

"Mas, sholawat dong." Khanza mendongak untuk menatap agam, suara agam itu candu sampai hampur setiap malam khanza minta di sholwatkan.

Agam sedikit menunduk untuk melihat istrinya."Saya sholawat kan ya." Ucap agam yang di angguki oleh khanza.

Agam kemudian mulai bersholawat, sedangkan khanza mulai memejamkan matanya. Ia menenggelamkan wajahnya pada dada agam serta mengeratkan pelukannya.

Tangan agam terus mengelus pundak kecil istrinya. Ia bersholawat, matanya sesekali melihat ke arah khanza yang memejamkan matanya.

****

Satu bulan kemudian....

Hari-hari khanza di pesantren berjalan dengan baik. Ia juga mulai ikut belajar bersama santriwati lainnya, meningkatkan ilmu agamanya. Hubungan antara agam dan dirinya juga tak secanggung dulu. Agam dan khanza sudah mulai saling terbuka.

Lima menit sudah khanza berdiri di depan cermin, memperhatikan dirinya. Senyum nya terus mengembang, wanita itu tampak bahagia hari ini. Setiap hari pun ia bahagia, namun, ada yang berbeda hari ini.

Ia mengelus lembut perutnya yang di baluri oleh abaya dan sedikit menunduk."Terima kasih ya Allah." Gumamnya kemudian menoleh berjalan ke arah meja belajar yang baru agam belikan untuk dirinya.

OUR SECRET (Revisi)Where stories live. Discover now