🍃019🍃

1.7K 47 0
                                    

Assalamualaikum, selamat malam kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Assalamualaikum, selamat malam kalian... maaf kalau ceritanya kurang rapi dalam bentuk alur dan penulisannya yah, oh iya tolong bantu vote dan jangan lupa komen juga teman teman.

🍃🍃🍃

Setelah melewati perjalanan kurang lebih empat jam, mereka sampai di depan pondok pesantren al munawiyah. Terpampang jelas dan besar nama ponpes tersebut tepat di atas gerbangnya. Khanza turun lebih dulu dari mobil yang ia tumpangi, memandang bangunan yang ia kunjungi untuk kedua kalinya. Tiga tahun lalu ia ke pesantren ini bersama mendiang kekeknya dan sebagai tamu, namun, hari ini iya kembali datang bersama sang suami sebagai seorang menantu pemilik pesantren.

Khanza tersenyum sekaligus sedikit deg deg an, semua menantu pasti akan merasakan sedikit ke khawatiran karena takut mereka tak masuk ke dalam kriteria sang ibu mertua.

"Pak dadang tolong bantuin saya bawain barang barang ning-nya ke ndalem." Panggil agam sedikit mengeraskan suaranya ketika melihat pak dadang sekaligus satpam pesantren.

Pak dadang yang mendengar itu langsung berlari kecil ke arah agam, kala melewati khanza, pria berumur itu menunduk sopan kepada menantu pertama pemimpin pesantren al munawiyah.

"Biar saya yang bawa, gus. Nanti di bantu sama si asep." Ucapnya

"Gus nya masuk aja, kasian ning-nya nanti kecapekan."

Agam tersenyum melirik ke arah pak dadang."gak apa apa emang?" Tanya agam

Pak dadang dengan cepat menggeleng."ya ora apa-apa, gus." Jawab pak dadang

"Yaudah, saya masuk dulu pak. Terimah kasih sebelum nya." Ucap agam sekalian berpamitan.

"sugeng enjang, gus" jawab pak dadang.

Setelah itu agam mengangguk dan meninggalkan pak dadang, ia menyusul khanza yang berdiri di depan gerbang. Wanita itu sibuk menelisik setiap sudut tempat ini, merasa kagum dengan keasrian desa yang tidak pernah berubah sejak tiga tahun terakhir ini.

Agam menggenggam tangan khanza, membuat sang pemilik tergelunjak kaget. Ia menoleh ke samping mendapati agam yang tersenyum hangat kepadanya, khanza membalas senyuman itu walaupun awalnya ia kaget.

"Ayo masuk." Ajak agam yang di angguki oleh khanza.

Mereka berdua berjalan beriringan masuk, agam yang masih menggenggam tangan kecil milik istrinya itu. Area pesantren nampak sepi, mungkin saja mereka dalam proses pembelajaran. Hanya ada beberapa pengurus yang berlalu lalang, dan tak lupa menyalimi serta menyapa istri dari gusnya.

Khanza hanya membalas canggung setiap sapaan santriah, ia tiba tiba menjadi seorang introvert sejak memasuki kawasan pesantren ini. Ia mengeratkan genggamannya pada agam ketika mendekati area ndalem, sebuah rumah bertingkat dua tetapi tidak terlalu besar.

"Kenapa? Kok genggam nya erat banget?" Tanya agam menoleh ke arah istrinya yang lebih pendek.

Khanza menggeleng."gak apa apa gus." Jawabnya

OUR SECRET (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang