🍃003🍃

3.1K 101 0
                                    

🍃🍃🍃

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


🍃🍃🍃

Setelah acara Ijab Qobul dan sungkeman pada keluarga, mereka berdua yakni Khanza dan Agam pamit pulang terlebih dahulu. Kali ini mereka bukan pulang ke rumah orang tua Khanza ataupun Agam, tapi mereka kembali pulang ke rumah pribadi Agam yang dia beli minggu lalu. Tadiny mereka sempat kembali ke rumah orang tua Khanza, sekedar mengemas barang-barang Khanza yang akan dia bawa ke rumah Agam.

Khanza kagum dengan rumah minimalis dua lantai di depannya, rumah ini memang tak sebesar rumahnya, namun rumah ini sangat nyaman bagi Khanza.

"Ayo masuk," ajak Agam, melihat Khanza yang masih termenung di depan rumah.

Khanza mengangguk, kemudian mengikuti langkah sang suami masuk ke dalam rumah. kesan utama yang Khanza dapat berikan untuk rumah ini adalah sangat-sangat aestetic. Funitur-funitur rumah ini sangat islaminable sekali, banyak kaligrafi berbahasa Arab.

Memang kentara sekali, jika penghuninya adalah seorang Ustad, dari awal Khanza sendiri kaget, ketika melihat keluarga dan calon suaminya yang seperti ustadz-ustadz besar. Terlebih lagi saat dirinya di suruh untuk memakai baju gamis dan hijab yang tak biasa dirinya pakai.

"Kamar saya di mana?" tanya khanza

Agam menaikkan alisnya heran,"kamar kita. kita sudah sah secara negara dan agama, kamar kamu adalah kamar saya, tidak ada istilah kamar kamu," ujar Agam panjang lebar saat mendengar pertanyaan Istrinya

"Iya-iya, jadinya di mana?" tanya Khanza ulang.

"Dilantai dua, pintu warna coklat," beritahu Agam

"Saya mau mandi om, tolong bawain koper saya, ya, makasih," ucap Khanza, kemudian pergi menaiki tangga menuju lantai dua tanpa menunggu jawaban dari Agam.

Agam menggelengkan kepalanya, Istrinya memang lah bukan seorang wanita yang paham akan agama, tetapi setidak-nya perigal etika, gadis itu sangat baik.

Tugasnya sekarang adalah, mengubah dan membimbing Istri nakalnya menjadi Istri yang sholehah dan patuh pada perintah Agamanya.

Agam kemudian membawakan koper milik Khanza naik ke lantai dua, di mana kamarnya berada. Dengan telaten Agam merapikan baju dan skincare yang Khanza bawah.

Setelah merapikan semua pakaian Istrinya kedalam lemari dan skincare pada meja rias yang sudah Agam persiapkan, dia mengambil laptop dan melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda karena pernikahan dadakannya hari ini.

Pintu kamar mandi terbuka, menampakkan Khanza yang hanya terlilit oleh handuk sebatas paha saja, sangat bar-bar kan? punggung putih Khanza terekspos begitu saja di depan Agam.

"Astagfirullah , Khanza ngapain kamu gak pakai baju?" tanya Agam mengalihkan pandangannya kesampung. Walaupun sudah sah, tetap saja Agam tidak terbiasa melihat pemandangan di depannya.

Dia bangkit dari duduk nya, menutup gorden kamar yang sedari tadi dia buka, agar cahaya bisa masuk.

"Apaan sih Om, baju saya kan di koper semua, gimana mau pakai baju."

OUR SECRET (Revisi)Where stories live. Discover now