🍃023🍃

1.6K 52 0
                                    

🍃🍃🍃

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.


🍃🍃🍃

"Khanza hey." Panggil agam menepuk pundak khanza pelan. Tak ada jawaban dari wanita itu, justru hanya ada isak tangis yang keluar dari mulutnya.

"Beb, kamu kenapa?" Tanya agam sekali lagi. Kali ini ia memeluk tubuh khanza yang bergetar akibat menangis.

Khanza mendorong badan agam, rasa sesaknya belum hilang juga."jangan sentuh aku!"

Agam kaget dengan suara tinggi khanza."Why? Saya ada salah?" Tanya agam

Khanza menatap agam dengan mata yang terus mengeluarkan air, hidungnya juga memerah."serius gus nanya salah gus apa?"tanya khanza menjeda."Gus, kalau dari awal emang mau nikah sama ning zulfa, kenapa gak dari awal aja? Kenapa harus terimah perjodohan kita? Kenapa di saat seperti ini justru gus mau nikah sama dia?" Pertanyaan bertubi tubi khanza layangkan, bersamaan dengan dadanya yang sesak.

"Kamu ini ngomong apa? Siapa yang mau nikah sama ning zulfa? Bahkan saya aja belum jawab apa apa loh, beb." Jawab agam, ia heran dengan segala pertanyaan khanza.

Khanza terkekeh di sela tangisnya."stop it, gus. Bahkan ning syahra aja dengar ucapan gus tadi. Kalau emang mau nikah, saya izinkan gus, tapi pulangkan saya ke orang tua saya,gus." Ucap khanza dengan suara yang memelan di iringi isak tangis di akhir kalimat.

Agam menggeleng dengan tegas."jangan berucap seperti itu, khanza. Demi tuhan, saya tidak ada niatan berpoligami." Balas agam, ia tidak mengerti mengapa istrinya tiba tiba menangia dan meracau tentang poligami.

"Syahra bahkan masih di ruang tamu, za. Dia sendiri heran kenapa kamu tiba tiba nangis dan pergi dari sana." Ucapan agam itu membuat khanza menghentikan isak tangisnya, ia menatap agam di depannya.

"Gak mungkin, ning syahra tadi nemenin saya kok." Balas khanza, tidak mungkin kan kalau tadi itu halusinasinya saja.

"Nggak, beb. Syahra di bawah." Ucap agam

"Tentang saya terimah pernikahan itu, kamu dengar dari mana? Saya bahkan baru mau jawab, tapi kamu tiba tib nangis dan pergi dari sana." Kata agam, hal itu membuat khanza mematung, jadi tadi itu halusinasinya? Bagaimana bisa? Rasanya malu sekali jika sudah seperti ini.

"Jadi gus gak nerima ajakan nikah itu?" Tanya khanza

Agam menggeleng."Nggak, beb."

"Maaf." Cicit khanza menunduk

Agam menggeleng, kemudian mendekat ke arah khanza dan memeluk istrinya itu."That's okay, jangan nangis lagi. Maaf kan saya, karena udah buat kamu nangis."

Khanza menggeleng dalam dekapan agam."gak gus, halusinasi saya yang buat saya nangis."

Agam mengelus kepala khanza yang tertutup hijab."jangan pernah takut tentang apapun, sebanyak apapun perempuan di dunia tidak akan bisa menandingi cinta saya ke kamu." Ungkap agam

OUR SECRET (Revisi)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant