🍃017🍃

1.9K 63 0
                                    

Assalamualaikum teman teman, jangan lupa untuk terus vote di setiap ban cerita ini ya, bantu author tandain typo juga terimakasii🫶🏻

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.


Assalamualaikum teman teman, jangan lupa untuk terus vote di setiap ban cerita ini ya, bantu author tandain typo juga terimakasii🫶🏻

🍃🍃🍃

Agam mengelus pipi istrinya yang tertidur dengan nyenyak di sampingnya, sekarang jam menunjukkan pukul 3:00. Setelah tempur semalam mungkin membuat khanza mengantuk, wajar saja.

"Khanza, bangun dulu yuk. Tahajjud." Agam membangunkan khanza dengan suara lembut.

Tak ada jawaban dari khanza, gadis itu semakin menenggelamkan wajahnya pada dada agam.

"Udah jam tiga loh, bangun dulu yuk." Sekali lagi agam membangunkan istrinya dengan mengelus lembut rambutnya.

"Lima menit lagi gus."

"Lima menit itu godaan dari syaiton loh." Ucap agam, hal itu membuat khanza terpaksa membuka matanya.

Khanza mengubah posisinya menatap langit langit, pipinya memerah kala mengingat hal yang terjadi semalam bersama agam.

"Kenapa pipinya merah?" Tanya agam berniat menggoda khanza

Khanza menggeleng."gak ada, saya mau mandi wajib dulu." Ucap khanza hendak berdiri.

"Emang kamu tahu caranya?"

Khanza menoleh dan menggeleng, membuat agam terkekeh."mandi bareng saya, sekalian saya ajarkan caranya." Ajak agam, khanza mengangguk walaupun malu.

Agam melilitkan selimut pada tubuh polos khanza, kemudian menggendongnya masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah melaksanakan sholat subuh tadi, khanza melanjutkan tidurnya sedangkan agam memilih untuk murojaah sejak tadi. Setelah murojaahnya selesai, agam melirik ke arah tempat tidur di mana khanza meringkuk menggunakan mukenah.

Agam melipat sajadah dan menyimpannya pada rak khusus sajadah. Ia kemudian berjalan ke arah khanza dan mengecup kening istrinya sebelum meninggalkan kamar untuk memasak.

Setelah pintu kamar terdengar tertutup, khanza mengintip dengan membuka kecil satu matanya memastikan jika agam sudah benar benar pergi. Khanza sudah bangun sejak 10 menit lalu, saat agam masih murojaah.

Khanza memegang keningnya yang tadi di cium oleh agam, pipinya bersemu merah."Huaaa, ini gue kayak remaja baru jatuh cinta." Monolognya menutup wajahnya karena malu sendiri.

"Duh, gimana mau ketemu gus agam? Malu bangett woi. Mana semalam kan gue yang ajak."

"Bodo lah, terobos aja. Kan udah halal, pahala bro." Ucapnya pada dirinya sendiri, ia bangkir dan melepas mukenah yang ia gunakan, kemudian di lipat dan di simpang pada rak khusus mukenah dan sajadah.

Khanza berjalan ke arah kamar mandi guna mencuci muka, tadi subuh kan dia sudah mandi jadi tak perlu mandi lagi hiyya.

Khanza berjalan menuruni tangga, menoleh ke arah dapur di mana agam yang menata makanan di meja makan. Ia tersenyum, beruntung kan punya suami seperti agam.

OUR SECRET (Revisi)Onde histórias criam vida. Descubra agora