🍃024🍃

1.7K 49 0
                                    

 "Cintailah apa yang menjadi takdirmu dan lepaskan apa yang bukan  untuk-mu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Cintailah apa yang menjadi takdirmu dan lepaskan apa yang bukan untuk-mu."-Hsrwti

🍃🍃🍃

Satu minggu kemudian...

Hari ini tepat pada senin, pukul 09:30, acara resepsi pernikahan antara agam dan khanza di laksanakan. Kedua mempelai tampil dengan sangat serasi di atas altar. Banyak teman-teman agam, keluarga, pengurus dari pesantren lain, ustad-ustadzah yang hadir.

Khanza sesekali memijat kakinya yang terasa pegal karena berdiri menyambut para tamu untuk bersalaman. Agam yang sadar tingkah khanza segera mengambil tangan sang istri untuk di genggam.

"Kamu duduk aja kalau capek." Bisik agam menatap khanza yang ada di sampingnya.

Khanza menggeleng, kalau dia duduk dan hanya agam yang menyambut tamu itu rasanya kurang sopan."Gak usah,gus, saya gak capek ko."

"Beneran?"

Khanza mengangguk lagi."Bener gus, segini doang mah udah terlatih gus pas sma."

Agam tersenyum mengelus tangan khanza dengan ibu jarinya."Kalau capek gak usah sungkan untuk duduk." Perkataan agam membawa khanza untuk mengangguk sebagai jawaban.

"Aduh gus, selamat menempuh hidup baru ya, walaupun udah berjalan 6 bulan, tapi, selamat deh." Ucap ustadz syam, salah satu pengurus pesantren. Masih ingat kan? Syam yang menyapa khanza dan agam saat mereka jalan-jalan mengelilingi pondok pesantren.

"Terimah kasih, ustadz syam. Saya tunggu kamu nyusul, kalau bisa secepatnya ya." Balas agam menyambut salaman ustadz syam.

Ustadz syam tertawa mendengar usulan anak pengurus pesantren ia mengabdi."InshaAllah gus, kalau jodoh nya udah ada."

"Selamat ya ning, semoga kalian sampai ke jannah nya allah." Ucap ustadz syam melampirkan doa kepada keduanya.

"Amin, terima kasih, ustadz." Jawab khanza, memberi senyum ramah.

Ustadz syam mengangguk."Saya ke bawah dulu, kasian tamu lain ngantri." Pamitnya di iringi candaan. Setelah mendapat anggukan, ia turun dari altar.

Kedua-nya mulai menyalimi satu persatu tamu yang datang. Sebenarnya khanza sudah sangat capek, berharap ini bisa berlalu cepat. Perutnya lapar, tenggorokannya terasa kering sekarang.

Ia menatap agam di sampingnya, ingin mengatakan keluhannya tentang perutnya yang lapar, tapi, ia malu. Khanza menarik-narik ujung baju yang di pakai oleh agam, hal itu mengalihkan atensi sang empunya.

"Kenapa?" Tanya agam, ia menoleh menatap khanza yang lebih pendek darinya.

"Ummm... itu... saya."

"Iya, kamu kenapa?"

"Sa...ya lapar, gus." Ucap khanza memelankan suaranya.

Agam terkekeh geli."Tinggal bilang kalau kamu lapar." Agam mengusap pipi gembul milik khanza dengan ibu jarinya.

OUR SECRET (Revisi)Where stories live. Discover now