🍃006🍃

2.5K 76 0
                                    

🍃🍃🍃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🍃🍃🍃

Usai sholat isya berjamaah, mereka berdua bersiap-siap ke rumah kediaman kakeknya. Malam ini akan di adakan pengajian bersama, sekaligus tauziah dan doa bersama untuk almarhum kakeknya.

Khanza dengan balutan gamis hitam di padukan dengan jilbab pasmina coklat susu, sangat cantik untuk gadis itu. Sedangkan Agam, pria itu memakai jubah berwarna putih, sorban yang pria itu sampirkan pada punggungnya dan peci hitam, sangat tampan.

"Udah siap?" tanya Agam

Khanza menatap suaminya tanpa berkedip, tatapan kagum ia tunjukkan pada suaminya malam ini.

"Khanza," panggil Agam yang tak mendapat respon apa-apa

"Khanza," panggilnya lagi, menepuk pelan pundak istrinya.

Khanza tersadar dari lamunannya "Ah, iya Om."

"Kamu ngelamunin apa?" tanya Agam

Khanza menggeleng,"Gak ada. Ayo, bentar lagi acaranya di mulai," ajak Khanza, berjalan terlebih dahulu, menahan dirinya dari salah tingkah

Agam menggeleng melihat tingkah Khanza yang lucu, setidaknya gadis tu jauh lebih baik dari pada tadi.

****

Pengajia di mulai beberapa menit yang lalu, ada banyak Ustad  yang hadir dan anak panti asuhan yang selalu kakek Hendrawan datangi semasa beliau masih hidup. lantunan ayat suci terdengar di setiap sudut ruang tamu tersebut, banyak juga dari kalangan teman-teman bisnis kakeknya, teman-teman kakak Khanza dan masih banyak sepupu sepupunya yang memang belum kembali sejak pemakaman tadi selesai.

Ada teman-teman khanza juga yang datang dan ikut dalam pengajian kali ini. Teman-teman yang tadi tidak sempat datang, mereka hadir pada malam ini.

Khanza duduk di antara teman-temannya, sudah tentunya laki-laki dan perempuan berbeda tempat.

"Ca, sorry, ya, tadi gue gak sempat datang," ucap Ariana teman sekelas Khanza waktu SMA.

Khanza mengangguk,"Gak apa-apa, kan sekarang lo udah datang."

"Gue turut berduka, ya, tadi kaget pas liat grup kelas kabar kematian Pak Hendrawan," Dania mengucap bela sengkawanya pada Khanza

"Udah takdir kok " jawab Khanza yang sepertinya sudah mulai menerima kepergian kakeknya, sedikit demi sedikit.

"Udah-udah lanjut ngajinya, kalian malah ngobrol terus," tegur Anin, gadis itu turut hadir bersama Joviar, Zidan dan Kezia.

"Ini gue kudu gimana? masa gue baca juga?" Kezia bertanya mengeluh.

"Gak usah Kei, lo duduk aja, yang penting jangan berisik," Anin memberitahu, Kezia ini memang non muslim.

Setelah sesi pengajian tadi, kini di lanjut dengan ceramah/ tauziah yang di bawakan oleh Abah Kyiai Mursalim, dari pondok pesantren Al Huda yang berada di jakarta, tidak jauh dari rumah kediaman almarhum.

OUR SECRET (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang