🍃015🍃

2.1K 53 0
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Agam duduk santai pada sofa yang berada di kamarnya, pria itu sudah memperhatikan istrinya 15 menit membongkar isi baju, mengamati drama wanita kebingungan memilih baju. Hari ini adalah hari di mana pesta ulang tahun sahabat khanza, kezia. Sudah hampir seluruh isi lemari khanza keluarkan dan masih bingung akan memakai apa, ternyata cewek itu memang ribet ya. Baju sebanyak itu katanya tak ada baju, terus itu semua apa? Kain pell kah?

Agam menggeleng melihat tingkah khanza, ternyata begini rasanya memperhatikan istri yang kebingungan perihal pakaian. Khanza terus menggerutu tak henti henti sejak tadi, tempat tidur yang semula tertata rapi kini sudah berantakan dengan hamburan pakaian khanza di arasnya.

"Gus, bantu nyariin dong, gak inisiatif banget sih!" Seru khanza menoleh ke arah agam yang duduk santai, wanita itu sudah capek mencari yang cocok tapi tidak ketemu ketemu.

Agam tersenyum simpul melihat khanza yang memiliki kesabaran setipis tisu di bagi dua, kemudian ia bangkit dari duduknya, berjalan ke arah khanza yang sudah terduduk pada tempat tidurnya.

"Ini banu kamu banyak, semuanya juga baru, belum lama kamu beli." Ucap agam mengangkat satu persatu baju khanza.

Khanza menghela nafas."iya, tapi ini yang mau saya datengin party gus, harus di cocok in." Balas khanza menatap agam yang menyusun bajunya ke dalam lemari, hanya di hanger saja.

"Pakai yang sopan aja, khanza. Gak usah di sesuain, yang penting sesuai syariat islam." Ucapnya fokus menyusun baju baju khanza.

Khanza kemudian merebahkan dirinya."baju saya gak ada yang bagus."

"Semuanya baju khanza, coba kamu pakai deh yang ini." Ucap agam menyodorkan satu baju di depan khanza.

Khanza melirik baju yang di tunjukkan oleh agam, tanpa niat bangun dari rebahannya."yaudah deh, simpan aja di sana gus, nanti saya setrika." Pinta khanza menunjuk meja tempat setrika di pojok.

Agam mengangguk, kemudian berjalan ke arah yang di tunjuk khanza. Bukannya menyimpan, agam justru menyetrika baju khanza.

"Gus, simpan aja. Biar saya yang setrika." Ucap khanza menghentikan agam

"Gak usah, saya masih sanggup khanza, kamu tidur saja."

"Makasih loh gus, jadi gak enak saya." Ucap khanza

"Sama sama." Balas agam, tak ada sahutan lagi dari khanza, sepertinya wanita ktu memang sudah memejamkan matanya.

Agam melanjutkan kegiatannya, sekalian pria itu menyetrikan hijab yang akan khanza pakai. Sebenarnya agam tak mengizinkan istrinya datang ke acara party night birthday sahabatnya, namun dengan rengekan khanza akhirnya ia mengizinkannya. Lagian ia tak bisa terlalu mengekang khanza, yang ada gadis itu semakin tak nyaman jika dirinya melarang terus menerus.

Setelah menyelesaikan setrikaannya, agam menghanger baju dan hijab khanza, menoleh ke arah tempat tidur. Memang benar khanza sudah terlelap ke alam mimpinya, wajah tenangnya sangat cantik. Agam berjalan ke arah khanza, menyingkirkan rambut yang menutupi wajah gadis itu, senyum agam terbit di bibirnya, istri kecilnya ini memang sangat cantik, beruntung sekali ia bisa memiliki khanza, walaupun belum sepenuhnya.

OUR SECRET (Revisi)Where stories live. Discover now