Bab 1

16 4 0
                                    

Love From Home
By Winda N

"Ayo, wajahnya jangan cemberut gitu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayo, wajahnya jangan cemberut gitu. Harus senyum. Masa mau ketemu banyak orang kaya gitu." Adiba mengelus pipi putri bungsunya. Lalu tangannya turun ke pundak dan mengelusnya pelan.

Ashana menoleh tanpa semangat. Rasanya dia ingin menangis karena kali ini Mamanya tidak mau memihaknya sama sekali. Dia merasa begitu kecewa dan ingin marah. Rencana kabur karena menolak perjodohan yang sudah tersusun rapi harus hancur dan malah membawanya pada sebuah prosesi pernikahan dengan orang yang tidak dia cintai.

Ashana sudah mengatakan dia memiliki pacar, tapi orang tuanya seakan tak peduli dan terus melanjutkan perjodohan gila dengan anak temannya yang empat tahun lebih tua darinya.

"Jangan nangis gitu. Sayang make up-nya nanti rusak," bujuk Adiba sembari menuntun sang putri menuju tempat akad akan berlangsung.

Ashana merengek. "Aku nggak bisa nikah sama Kak Devian, Ma. Aku udah punya Andrea."

Adiba berdecak. "Pacar kamu itu? Kalau dia serius sama kamu harusnya udah lamar kamu. Tapi sampai kamu mau nikah pun nggak ada tanda-tanda datang ke rumah, kan?"

"Mama kok ngomongnya gitu? Mama nggak suka pasti sama Andrea."

"Udah, cukup ngomongin orang lain. Kalau Papamu dengar pasti marah. Sekarang suami kamu itu Devian. Dia yang lebih jelas masa depannya buat kamu."

"Tapi aku maunya Andrea, Ma."

"Hush!" Adiba memukul tangan Ashana agar suaranya memelan. Dia tak lagi menghiraukan rengekan sang putri dan terus menuntunnya duduk disamping mempelai laki-laki.

Laki-laki yang akan menjadi suami Ashana itu menoleh memperhatikan calon istrinya yang terlihat seperti bidadari. Sedangkan yang diperhatikan tidak sedikit pun terusik dengan tatapan itu.

"Saya terima nikah dan kawinnya Ashana Rahman Qairina binti Fahzan Diaurrahman Zaki dengan maskawin tersebut tunai!"

"Sah!"

Tepat setelah kalimat sakral itu terucap, pandangan Ashana menjadi buram oleh air hingga dia merasakan ada sesuatu yang jatuh dari sana.

Ashana menunduk, menikmati gemuruh dadanya dengan hati yang menjerit. Seharusnya bukan Devian yang mengucap akad atas namanya, bukan laki-laki ini orangnya, tapi Andrea.

Seharusnya bukan laki-laki ini yang bersanding dengannya, tapi Andrea.
Memori indah yang sempat terajut bersama Andrea berubah menjadi potongan puzzle tanpa warna yang melayang-layang di kepalanya, karena hari ini dia sudah melanggar janji untuk saling bersama dalam keadaan apapun. Ashana tidak bisa mempertahankan janji itu.

Ashana menoleh kala merasakan usapan di pipi kirinya, netranya langsung bertemu dengan manik legam milik laki-laki yang kini sudah berstatus sebagai suaminya.

Love From Home Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang