Bab 16

3 1 0
                                    

Love From
By Winda N

Love FromBy Winda N

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.






D

rrtt drrtt

Deringan ponsel itu membuat Devian terjengkit, begitu matanya terbuka dia baru menyadari masih berada di sofa dengan tv yang menyala. Dengan kesadaran yang masih minim tangannya menyambar hape yang selalu dia tunggu untuk berdering.

“Halo, Sha, kamu dimana?” tanya Devian begitu telepon tersambung.

“Sha, siapa? Ini aku, Raka.”

Mendapat balasan seperti itu membuat bahu Devian seketika melorot.

Harapannya seketika jatuh. Dia menarik napas dalam-dalam lalu membuangnya kasar. “Ada apa, Ka?” tanyanya sembari berusaha menahan dentuman di dadanya tidak meledak.

“Sorry, ya, telepon pagi-pagi. Aku mau minta tolong nanti pagi-pagi buat rekapin pasien atas nama Nindya, sama sekalian buat surat rujukan buat rontgent.”

“Siapa?”

“Nindya Prameswari. Barusan datang ke rumah minta di periksa tapi aku arahin buat ke rumah sakit aja. Katanya kemarin udah ke rumah sakit, makanya aku minta tolong kamu. Keadaannya udah parah banget.”

Sekali lagi Devian membuang napas lelah. “Nanti aku cariin. Ada lagi yang mau disampaikan?”

“Udah itu aja. Thanks, ya. Maaf ganggu pagi-pagi. Silakan dilanjut tidurnya dr. Devian. Silakan lanjut lagi tidurnya.”

Devian tahu akan godaan Raka itu, tapi dia langsung mematikan hapenya karena dadanya serasa ingin meledak. Dia menyambar remot lalu mematikan tv.

Ini sudah pukul tiga pagi lebih, tapi Ashana belum ada di rumah.

Semalaman Devian tidak bisa tidur karena menunggu perempuan itu pulang, sampai dirinya yang tertidur di depan tv. Sebenarnya Ashana ini kemana? Apa dia sengaja tidak pulang? Atau pulang ke rumah orang tuanya?

Opsi terakhir menjadi jalan penghubung bagi Devian untuk menghubungi mertuanya, dia akan memastikan jika Ashana ada disana. Tapi belum sampai telepon tersambung, deru mobil terdengar berhenti di depan rumahnya. Devian lekas memastikan.

Jantungnya berdetak tak karuan kala melihat Ashana keluar dari mobil itu bersama Andrea. Langkahnya berubah cepat dan dengan gerakan tangannya melayang ke wajah laki-laki itu.

“Berengsek lo, Andrea!"

Bug! Bug!

Bogeman mentah tidak bisa Andrea hindari. Devian terus meninju wajah laki-laki itu dengan brutal. Amarah yang sedari tadi dia tahan dapat tersalurkan tanpa jeda.

Andrea sudah tergeletak di lantai sedangkan Devian terus memberinya bogeman mentah tanpa memberi kesempatan untuk laki-laki itu melawan.

"Kak Devian udah!"

Love From Home Where stories live. Discover now