Bab 6

6 2 0
                                    

Love From Home
By Winda N

Love From HomeBy Winda N

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Devian memindah telur puyuh balado yang selesai dia masak ke dalam mangkuk lalu menaruhnya di atas meja. Tak lupa mengupas semangka lalu memotongnya dadu dan membuat persediaan infused water. Semua menu ini adalah makanan kesukaan Ashana.

Devian berniat membuatkan makanan itu sepulang dari rumah sakit saat istrinya tidak ada di rumah. Tapi sampai makanan itu matang belum ada tanda-tanda Ashana pulang. Dia pikir Ashana ke rumah orang tuanya, ternyata tidak.

“Kamu dimana sih, Sha? Ayo angkat teleponnya!” Devian gemas sendiri. Bisa-bisanya perempuan itu pergi tanpa berpamitan dengannya. Mereka memang sepakat untuk tidak mencampuri urusan masing-masing, tapi tidak seperti ini.

Hingga beberapa lama setelah adzan magrib, terdengar suara Ashana di depan rumah. Devian yang masih menggunakan baju koko karena sehabis shalat keluar.

“Kamu seneng?” tanya Andrea sembari mengelus kepala Ashana yang tertutup jilbab.

Perempuan itu mengangguk. “Makasih ya, udah ajak aku jalan-jalan hari ini.”

“Sama-sama sayang. Udah, ya, aku pergi dulu. Selamat istirahat sayangku.”
Ashana tersenyum malu-malu. Setelah mengatakan itu Andrea masuk ke mobilnya dan pergi.

Devian menyilang kedua tangannya. Tidak habis pikir dengan kelakuan mereka yang seolah tidak menyadari kehadirannya. Dia mengerti sekarang kenapa Ashana berani keluar tanpa berpamitan.

“Emang boleh keluar rumah nggak izin dulu sama suami?”

Ashana menoleh dan berjalan ke arah Devian.

“Ngapain aja kamu sama dia? Pantes istri pergi sama laki-laki lain sampai malam? Udah nggak pamit, ditelepon juga nggak bisa.

Ashana menyorot Devian kesal. “Apa-apaan sih, Kak? Pulang-pulang dimarahin, aku capek.” Protesnya. Dia berjalan masuk rumah melewati Devian.

Devian semakin gemas. “Apa-apaan katamu? Kamu ngerti nggak kalau perbuatan kamu itu nggak bener.”

Ashana tidak menggubris protesan Devian, kali ini dia mengambil vas bening untuk menaruh bunga dari Andrea tadi lalu dia bawa ke kamar.

“Terus yang bener gimana?” Ashana balik bertanya. "Kakak lupa ya, kalau kita nggak boleh ikut campur urusan masing-masing? Terserah aku mau pergi kemana dan sama siapa, termasuk sama Andrea."

Pernyataan itu membuat Devian semakin tidak terima. Tidak bisa kah Ashana menghargai pernikahan ini?

"Tapi kamu juga harus tahu waktu. Gimana kalau orang tua kita sampai tahu?"

Ashana menghentikan langkahnya, dia menoleh. Kenapa dia tidak berpikir sampai kesana? Bisa saja saat dia menghabiskan waktu dengan Andrea ada anggota keluarganya yang memergoki. Dia harus hati-hati.

Love From Home Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang