Bab 23

4 0 0
                                    

Love From Home
By Winda N

Love From HomeBy Winda N

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Beberapa hari Ashana disibukkan dengan kegiatan kampus, skripsi, dan persiapan magang yang akan dia laksanakan sekitar dua minggu lagi. Magang itu dia lakukan diluar sangkutan kuliah, dia akan belajar terjun secara langsung ke dunia kerja dan mempraktekkan materi yang dia dapatkan selama kuliah.

Selama itu pula, ada Andrea yang selalu sabar menunggu dan membantu semua kesulitannya. Padahal laki-laki itu juga sibuk bekerja. Tapi dia bangga karena sang pacar mampu membagi waktu dengan baik.

Hari ini, Ashana selesai kelas sedikit awal. Dia berniat mendatangi Andrea di tempatnya bekerja. Dia akan mengejutkan laki-laki itu karena datang tanpa diundang.

Sekitar lima belas menit perjalanan dari kampus, Ashana tiba di sebuah kafe tempat Andrea bekerja. Dia langsung menuju kasir sambil membawa tentengan kresek makanan.

"Andreanya ada, Mbak?" tanyanya pada salah perempuan kasir. Dia juga menjelaskan jika dia pacarnya.

"Oh ada, tapi lagi belanja, Mbak. Mau ditunggu apa titip salam aja?" tanya perempuan itu.

"Saya tunggu aja, Mbak. Nanti minta tolong bilangin kalau udah datang, ya." Ashana memesan kopi lalu duduk di bangku yang menghadap langsung ke jalan raya.

Ashana mengeluarkan hape, mengecek notifikasi yang masuk. Dari banyaknya notifikasi, tidak ada satu pun pesan dari Devian. Ashana sedikit merasa aneh.

Beberapa hari ini juga tidak merasakan keposesifan dari laki-laki itu, tidak ada pesan beruntun dari Devian yang menanyakan dimana keberadaannya setiap kali dia pulang telat. Semua berjalan biasa seperti tidak pernah terjadi masalah. Padahal sebelumnya perdebatan besar sudah mengguncang pertahanan hubungan mereka.

Ashana sedikit merasa aneh. Di dalam rumah pun tidak terjadi percakapan yang berarti. Devian yang biasa menyiapkan sarapan untuknya menjadi lepas dan menyuruhnya memasak sendiri, laki-laki itu juga tidak terlalu memperhatikannya saat kemarin dia mimisan.

Jujur, kehilangan perhatian seperti itu membuat hatinya merasa kosong, dia merasa ada yang hilang dari dirinya. Tapi hal itu juga membuat hatinya sedikit lega karena Devian sudah bisa perlahan lepas darinya. Dengan begitu perpisahan mereka akan cepat terlaksana.

Ashana terkejut saat dua pasang tangan menutup matanya dari belakang, dia menghela napas. "Andrea, itu pasti kamu, kan? Ayo ngaku aja."

Detik kemudian tangan itu lepas, Andrea berjalan lalu duduk di depan Ashana. "Yah ... ketahuan."

"Udah kentara banget tangannya. Nggak heran," kata Ashana saat sambil tertawa.

"Maaf ya, nunggunya lama. Nggak bilang-bilang sih, kalau mau kesini."

"Biar kejutan, lah." Ashana tertawa. Andrea mengacak jilbab perempuan itu gemas.

"Udah makan belum?" tanya Andrea sambil melipat tangan di atas meja.

Love From Home Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang