Bab 18

2 0 0
                                    

Love From Home
By Winda N

Love From HomeBy Winda N

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Assalamualaikum. Sha, aku pulang!"
Devian melangkah ke dalam ruangan dengan wajah lelah. Ransel yang ada di pundak dia biarkan melorot.

Pandangannya mengedar, mencari keberadaan Ashana yang tidak terlihat di ruang tengah, hanya tv yang menyala. Akhirnya dia berjalan ke arah tangga menuju kamar Ashana.

Ketika berhasil membuka pintu, dia dikejutkan dengan kemunculan Fahzan.
"Devian, sudah pulang?"

Butuh waktu beberapa detik untuk Devian mencerna kalimat itu. Barulah dia bergerak untuk menyalami sang mertua. "Sudah, Pa. Ashana mana?"

"Baru aja tidur," kata Fahzan sembari mendorong Devian keluar.

"Aku mau lihat dulu, Pa." Devian mengelak.

"Udah biarin aja, sekarang kamu bersih-bersih dulu terus istirahat."

"Tapi, Pa-" Devian akhirnya mundur.

Fahzan menutup pintu kamar lalu mengajaknya ke ruang tv. Dia terduduk, melepas ransel dan kaos kakinya. "Papa kapan datang kesini?"

"Tadi siang. Kamu udah makan, Dev?" tanya Fahzan pada menantunya.

Devian tidak menjawab, tatapan was-wasnya tertuju pada sang mertua yang wajahnya tidak menunjukkan kemarahan. "Papa, Ashana--"

"Papa tahu, kok. Ashana luka, kan?" potong Fahzan yang membuat Devian seketika diam. "Papa sudah tahu keadaannya. Dan Alhamdulillahnya lukanya nggak parah."

Tubuh Devian terasa panas dingin. Pasti Ashana sudah menceritakan semuanya tadi. "Aku nggak sengaja melukai Ashana, Pa. Tadi aku--"

"Papa tahu, Dev." Fahzan kembali memotong perkataan menantunya. Dia mendekat ke arah laki-laki itu dan menepuk-tepuk pundaknya. "Kita lanjut ngomong lagi nanti. Sekarang kamu mandi terus shalat dulu, Papa tunggu di masjid, ya."

Setelah itu Fahzan berjalan keluar rumah. Bahu Devian kembali melorot, menatapi punggung sang mertua yang berjalan menjauh. Setelah apa yang selama ini coba dia sembunyikan akhirnya terbongkar sudah.

Setelah ini dia harus menyiapkan hati untuk mendengar keputusan sang mertua.

****

Usai shalat magrib di masjid, Devian memutuskan mundur terlebih dahulu, meninggalkan sang mertua yang masih berbincang dengan warga. Dia langsung menuju dapur untuk membuat makanan, tapi ternyata sudah ada soto dan pindang asem, jadi dia hanya perlu memanaskannya saja.

Setelah dipanasi, dia membawa makanan itu ke kamar Ashana.

"Sha, ayo makan dulu," kata Devian pada Ashana yang baru selesai sholat. Dia menaruh makanan di atas nakas.

Love From Home Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang