Bab 8

2 1 0
                                    

Love From Home
By Winda N

Love From HomeBy Winda N

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.







"Katanya dr. Aisyah diserang orang nggak dikenal. Beneran?"

Masih diambang pintu, Raka sudah menanyai Devian soal kasus yang telah menyebar ke seluruh rumah sakit hari ini.

Devian yang semula menulis, menegakkan tubuhnya. "Bukan katanya lagi, tapi beneran iya. Lengan kirinya kena tusuk."

Raka menaruh setumpuk file di atas meja Devian. "Ceritanya gimana?"

"Dia diserang orang nggak dikenal sama pisau. Untung Aisyah bisa menghindar tapi lengan kirinya luka lumayan dalem," jelas Devian.

Raka mengernyit ngeri. "Ya Allah. Terus kondisinya sekarang gimana?"

"Udah ditangani, mungkin masih shock, dia lagi istirahat sekarang."

"Kamu udah lihat?"

"Apanya?"

"Kondisi Aisyah."

Devian mengangguk. "Aku ada disana waktu kejadian."

"Ya Allah ... semoga nggak terjadi apa-apa sama Aisyah. Sekarang Aisyah dimana?" Raka berkesiap.

"Di Doctor Lounge."

"Aku kesana kalau gitu." Tanpa pamit, Raka pergi meninggalkan Devian.

Devian kembali memfokuskan diri menyelesaikan pekerjaannya yang tinggal sedikit.

Kejadian yang menimpa Aisyah hari ini memang cukup parah, selain mendapat teror perempuan itu juga mendapat serangan. Devian sedikit curiga kalau ini ada kaitannya dengan bayi yang dirawat Aisyah.

Waktu demi waktu berlalu, Devian merapikan dokumen-dokumen di mejanya karena dia akan segera pulang. Dia juga akan menjemput Ashana di kampusnya.

Namun tiba-tiba Raka masuk begitu saja membuat Devian terkejut. "Ada apa?" tanyanya.

"Anterin Aisyah pulang, bisa?

Tangannya nggak memungkinkan buat setir sendiri," kata Raka jujur.

Devian menimang. "Aku harus jemput istri dulu di kampus. Lagian, kenapa aku, sih? Kan, ada yang lain, kamu juga bisa, kan?"

Devian tidak berniat mengabaikan, hanya saja dia tidak ingin berlalu dekat berhubungan dengan perempuan itu. Hatinya juga perlu disembuhkan, satu kantor dengan Aisyah saja membuatnya harus berusaha keras menekan diri untuk tidak egois. Belum lagi masalah bayi yang kemarin belum terselesaikan.

Raka mendesah pasrah. "Gimana, ya?" Dia tampak berpikir, dia mengerti
perasaan temannya ini. "Oke, deh, kalau gitu. Aku coba cari bantuan yang lain."

Devian terdiam, bahkan saat Raka pergi meninggalkan ruangannya.

****

"Devian, maaf, ya, jadi repotin kamu."
Ini kalimat ketujuh yang Devian dengar dari Aisyah, perempuan yang duduk di kursi belakang mobilnya.

Love From Home Where stories live. Discover now