Bab 13

2 0 0
                                    

Love From Home
By Winda N

Love From HomeBy Winda N

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



"Ashana, ayo bangun, udah subuh."

Ashana menggeliat saat pipinya ditepuk. Begitu membuka mata, wajah Devian yang ada di depannya. Begitu dekat sampai dia bisa melihat bayangannya di netra pekat itu. Cepat-cepat Ashana berbalik membelakangi laki-laki itu.

"Aku masih ngantuk," kata Ashana dengan suara serak.

"Shalat dulu, udah subuh dari tadi."

Perlahan Ashana bangkit, lalu berjalan ke kamar mandi. Sedangkan Devian bergerak menggelar sejadah untuk mereka shalat.

Sekeluarnya Ashana dari kamar mandi, Devian memberikan mukena pada perempuan itu.

"Kakak nggak ke masjid?" tanya Ashana sembari memakai mukena.

"Untuk subuh ini nggak, mau jamaah sama istri dulu."

Ashana mengerjap sesaat. Merasa geli dengan ucapan Devian. Pagi ini, mereka seperti pasangan suami istri sungguhan, tidur sekamar sampai shalat berjamaah berdua. Tentu membuat Ashana merasa canggung karena perlakuan Devian yang sangat perhatian.

Jika sedang tidak ada mertuanya disini, Ashana sudah pasti menyuruh Devian kembali ke kamarnya. Karena entah kenapa, jantungnya berdetak tidak karuan.

"Allahu Akbar."

Oh Allah, Ashana ingin menyudahi perasaan aneh ini.

****

Usai shalat subuh, Ashana turun ke dapur berniat membuat sarapan. Sebelumnya dia tidak pernah memasak karena Devian sudah lebih dulu membuatkan sarapan. Tapi karena ada mertua, tidak mungkin dia hanya diam saja.

Di dalam kulkas hanya ada kangkung dan beberapa butir telur. Ashana memutuskan membuat tumis kangkung untuk sarapan. Dia mencuci sayur itu lalu memotongnya.

"Itu kebalik, Sha. Dipotong dulu baru dicuci." Devian tiba-tiba datang dari belakang Ashana. Laki-laki itu membuka kulkas dan mengambil air.

Ashana berdecak. Mentang-mentang jarang memasak, bukan berarti dia tidak bisa melakukan hal ini.

"Itu batangnya jangan lupa dibelah. Biasanya ulat suka sembunyi disana."

"Kenapa nggak Kakak aja yang potong kalau gitu." Ashana memberikan kangkung itu karena Devian terus protes. Dia pikir laki-laki itu sudah pergi, ternyata masih berada di belakangnya.

Bukannya marah, Devian malah menyanggupi perkataan Ashana. Dia ambil alih kangkung itu dari hadapan Ashana.

"Gini kalau potong kangkung. Batang bawahnya dibuang baru potong-potong. Terus batangnya ini dibelah. Biar ulatnya nggak ikut kemakan."

Meski sedikit kesal, Ashana tetap memperhatikan Devian.

"Ini biar aku yang cuci, kamu siapin bumbunya aja," titah Devian.

Love From Home Where stories live. Discover now