Bab 9

6 2 0
                                    

Love From Home
By Winda N






Ashana terjaga saat cahaya matahari menyusup mengenai diri. Diliriknya jam dinding yang menunjukkan pukul enam. Dia buru-buru bangkit saat menyadari belum shalat subuh.

Mengabaikan kepalanya yang masih berdenyut, dia mengambil wudhu dan segara shalat.

Usai shalat dia kembali naik ke tempat tidur. Tidak berniat masuk kuliah hari ini karena  merasa kesal dengan kejadian kemarin malam. Devian sangat menyebalkan, tiba-tiba marah tanpa alasan. Sikapnya yang tiba-tiba berubah itu membuat Ashana merasa tidak nyaman dan menerka-terka sikap mana yang membuatnya marah. Jika karena sikap Ashana yang sekenaknya, harusnya sudah dari dulu, kan?

Kemarin, seusai membantu Ashana membersihkan mimisan dan memberi obat, Devian langsung kembali ke kamarnya tanpa sepatah kata. Padahal sebelumnya laki-laki itu memeluknya kala dia usir. Ashana benar-benar dibuat bingung dengan sikap itu.

Ashana kembali membuka mata saat mendengar deru mobil keluar dari rumah hingga suara itu benar-benar tak terdengar. Devian berangkat kerja tanpa berpamitan dengannya?

Oh ... ternyata Devian benar-benar marah. Dan Ashana masih belum tahu alasannya apa.

"Ih nyebelin!" Ashana menggeram kesal. Tunggu saja kalau sudah sembuh akan dia balas Devian nanti.

Ashana perlahan bangkit dan tertatih menuruni tangga. Pandangannya tertuju pada makanan yang sudah tersedia di atas meja, dia medekat.

“Maksudnya apa sih, cowok itu?”

Ashana tidak mengerti, dari sikapnya Devian jelas-jelas tidak mau bicara dengannya. Tapi kenapa masih peduli menyiapkan makanan, bahkan disebelah makanan itu ada obat yang bertuliskan harus dia minum.

Ting tong!

Ashana mengalihkan perhatiannya saat bel berbunyi, dengan perlahan dia berjalan ke arah pintu.

“Assalamualaikum, menantu Mama. Selamat pagi.”

Ashana tidak bisa menolak kala perempuan itu memeluknya. Tubuhnya yang tidak siap dengan reaksi tiba-tiba itu sedikit terhuyung.

Mengetahui tubuh sang menantu tidak bisa seimbang, Delima melepasnya.

“Aduh maafin Mama ya, sayang, saking senengnya jadi kelepasan,” katanya sambil tertawa.

“Mama kesini sama siapa?” Ashana melongok mencari sosok yang mengantar sang mertua.

“Mama naik taksi.”

Lantas Ashana menarik perempuan seumuran Mamanya itu masuk. Delima menaruh barang belanjanya di atas meja makan. Mulai dari bubur, sup, buah, camilan, sampai susu berbagai rasa. “Banyak banget belanjaannya, Mama mau pindahan?” Ashana merasa pusing sendiri.

Love From Home Where stories live. Discover now