☁️28 : Di Balik Awan☁️

42 6 2
                                    

I knew you'd miss me once the thrill expired
And I knew you'd come back to me
~From a song: Cardigan~

Dibalik: Awan☁️

Aku tidak memberinya perpisahan yang baik saat SMP. Malah sebetulnya sama sekali tidak ada perpisahan. Hanya aku yang menghilang. Melewatkan janji temu kami di bioskop, betapa risau dan bingung ia selama menunggu sementara aku benar-benar mengabaikan semua pesan dan teleponnya.

Kami baru naik kelas tiga, tapi itu adalah awal tahun dimana kedekatan kami berakhir. Tentu salahku, karena pindah tanpa sampai jumpa. Dan mungkin karena itu juga, sejauh apapun aku bergerak bersama waktu yang terus melesat, nama dan sosoknya yang singkat namun mengesankan diam-diam masih kusimpan. Terselip dalam pengandaian-pengandaianku setiap saat.

Aku selalu bertanya apakah diriku adalah Awan yang lambat? Sehingga saat menemukan Bintang, aku sudah tidak berada pada waktu yang tepat. Bagaimana jika kulakukan segala sesuatu lebih cepat?

Katakanlah, misal dulu kuikuti saja rasa penasaranku yang menggebu-gebu untuk menyapa gadis itu, bukannya justru menghabiskan berminggu-minggu melirik Bintang dari seberang jalan setiap pulang sekolah sampai akhirnya insiden rantai sepeda meyakinkanku untuk ambil kesempatan.

Jika aku cukup percaya diri untuk membuat kesempatanku sendiri dan bukannya menunggu, akankah kami akan punya memori perkenalan yang lebih menyenangkan daripada tangan berlumur oli dan wajah tersengat matahari?

Lebih cepat mengenal artinya kami bisa lebih cepat akrab. Dengan begitu seharusnya aku dapat mengajak Bintang pergi ke bioskop lebih cepat. Barang sehari saja, bisakah jadi berbeda? Jika kemalangan tidak menimpa Windi di hari yang sama persis, aku pasti sudah berada disana. Membiarkan Bintang memilih film untuk kami tonton berdua dan aku bakal berusaha mengesankannya dengan membelikan popcorn karamel. Andai hal yang kurencanakan dengan perasaan membuncah tersebut berjalan sempurna maka Bintang tidak harus membenci bioskop untuk waktu yang cukup lama.

Mungkin, jika aku mampu menguasai diri lebih cepat setelah kemalangan Windi, aku bakal sempat memberi sedikit penjelasan. Juga menyampaikan maaf mengenai apapun yang sudah dan segera terjadi. Bintang jelas bakal kecewa, aku tetap akan membuat hatinya patah. Tapi ia adalah gadis yang penuh pengertian, ia hanya butuh sebuah penegasan untuk membantunya sembuh perlahan. Kemungkinan besar ia sudah tahu bahwa cerita kami tidak akan berlanjut kemana-mana, dan yang diharapkannya hanyalah konfirmasi. Parahnya, aku tidak pernah memberikan itu.

Entah aku ini Awan yang lambat atau Awan yang jahat?

Kenyataannya, kemalangan Windi menjadi kemalanganku pula. Seperti air bah yang merenggut kewarasan. Semua amarah yang menderaku sampai hampir gila benar-benar sulit untuk dihadapi. Bukan berarti aku berusaha membela diri. Aku tetap bersalah. Berhutang banyak. Sebab tidak satupun perlakuanku adil bagi Bintang.

Dalam sekejap aku beralih, membuang semua hal lain dari tanganku agar dapat merangkul seluruh kekacauan Windi. Dengan logika sesempit itu, aku bahkan tidak berpikir. Bahkan sebelum sempat membereskan apapun, aku sudah membuat kacau satu hal lagi. Aku mengacaukan hati Bintang yang sedang penuh dengan harapan. Meluluhlantakkan kepercayaannya. Mungkin aku juga sudah banyak merusak hari-hari penting Bintang, membuat gadis itu lebih banyak meraba-raba—untuk mencari dimana salahnya sehingga aku pergi begitu saja—daripada menikmati momen pada masa tercerahnya.

Aku berkelit dengan pemikiran bahwa aku tidak menjelaskan apapun agar tidak menyakitinya. Padahal ketidakjelasan itulah yang paling menyakitkan baginya.
Sebagai pihak yang paling banyak mengacau, aku masih tidak cukup tahu diri. Sebetulnya, aku hanya tidak pernah merasa rela jika harus mengonfirmasi bahwa kami harus selesai bahkan sebelum sempat memulai. Bahkan ketika aku sendiri yang melangkah meninggalkannya, aku tidak ingin memikul perasaan kehilangan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Di Balik AwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang