Ayo support author dengan cara vote dan komen
Instagram: ocean.desu
Happy reading
----
"Makan. Dari Mama."
Galang mendongak, ia mendapati Kennard yang berdiri di hadapan nya seraya menyodorkan sebuah Tupperware berisi makanan.
"Gue balik bentar."melihat ke terdiaman Galang, Kennard lantas meletakkan kotak makan itu ke atas pangkuan saudara nya.
Mata redup Galang bergerak menatap punggung Kennard yang mulai menjauh. Ia membuka kotak itu dan mendapati roti berisi selai kacang.
Mata nya memanas. Dalam situasi seperti ini pun, Anna masih sempat membuat kan makanan favorit nya.
Tangan Galang bergetar. Ia merasa bersalah karena telah lalai menjaga putri kesayangan Annalise.
Remaja itu mulai memakan roti dalam diam. Suara seseorang dari ujung lorong terdengar.
Axelion tiba dari Amerika saat tahu cucu kesayangan nya terluka. Pria tua itu tengah berdebat dengan putra nya, Andrew.
Suara pukulan terdengar. Galang masih berada di posisi nya, ia tidak berani ikut campur masalah kepala keluarga itu.
Suara langkah kaki terdengar di telinga Galang. Remaja itu menunduk seraya mencoba menelan roti yang ada di mulut nya.
Sebuah sepatu pantofel berhenti tepat di depan Galang yang masih duduk di kursi tunggu.
Ia kenal pemilik sepatu itu. Galang sudah menebak apa yang akan Andrew lakukan kepada nya.
Tentu saja ini semua salah nya, jika saja ia menjaga Visya untuk selalu di dekat nya. Gadis itu tidak akan berakhir tertidur di dalam ruangan sana.
"Galang."suara serak Andrew terdengar.
Deg.
Galang tertegun, potongan roti di tangan nya terjatuh.
Untuk pertama kali nya, seorang Andrew menyebut namanya. Sejak ia menginjakkan kaki di dalam mansion dan masuk ke dalam keluarga Axel, ini adalah pertama kali nya Andrew memanggil nya.
Sebuah momen yang sama sekali tidak pernah terlintas di otak Galang, karena ia berfikir, Andrew tidak mungkin menerima kehadiran dirinya.
Sebuah tepukan yang lumayan keras terasa di bahu nya. Lagi-lagi Galang mematung di tempat.
"Terimakasih sudah membawa Visya kemari."
Galang mendongak, ia menatap tak percaya ke arah Andrew. Terlihat luka lebam di sudut mata nya, itu pasti ia dapatkan dari pukulan Axelion.
Mata yang sejak tadi memanas itu tanpa bisa di cegah mengeluarkan air mata.
"Ini bukan salah mu, kau sudah menjadi Kakak yang baik."
"Maaf."ujar Galang dengan nada tercekat.
Andrew menghembus kan nafas. Ia mengusap kepala Galang singkat."Bukan salah mu, tolong jaga adik mu. Aku akan menyelesaikan urusan ku dengan kakek tua itu."jelas Andrew, setelah itu pergi meninggalkan Galang yang terdiam dengan tangan yang mengambang di atas kepala nya sendiri.
Andrew menyentuh nya?
Galang memejamkan mata tidak bisa menahan perasaan nya. Dari kecil, ia benar-benar tumbuh tanpa figur seorang ayah.
Dulu ia selalu berbuat onar karena berharap akan mendapatkan perhatian dari ibu nya. Tapi sayang masa kecil Galang benar-benar jauh dari kata sempurna.
Ibu nya sendiri yang merusak masa depan Galang. Ibu nya sendiri yang membuat Galang tumbuh tanpa adanya kasih sayang.
YOU ARE READING
AV
Teen FictionSequel ALTHAIA. Asgara Ardew Lazarus. Pria dingin anti sosialisasi ini menyebut perempuan adalah mahluk yang merepotkan, kecuali Mommy tersayang nya tentu saja. Tapi apakah anggapan nya akan tetap sama ketika mata tajam nya tak sengaja menatap mata...