[2/2] Park Jimin - My new vanilla

7.6K 590 26
                                    


Adakah yang menunggu kelanjutan cerita ini? Maaf yaa updatenya lama :)

Hope you like it








Happy reading^^

You POV

Sesampainya dirumah, lagi-lagi aku disambut dengan suasana rumah yang membosankan. Sepi. Aku anak semata wayang. Appa dan Eommaku sibuk bekerja. Dalam seminggu hanya dua atau tiga kali pulang. Itu pun hanya mengambil barang yang mereka butuhkan, menyapaku sebentar lalu pergi lagi.
Dirumah aku hanya ditemani oleh beberapa pelayan.

Setelah mengobrol sebentar dengan pelayan yang menanyaiku ingin makan malam dengan apa aku pun langsung pergi ke kamarku, di lantai dua.

sesampainya di kamar aku langsung menghempaskan tubuhku keatas kasur.
"Ah melelahkan sekali hari ini." gumamku sambil memejamkan mata, mencoba untuk merilekskan otot punggungku.

Tidak lama kemudian aku membuka mataku, menatap langit-langit kamar dan pikiranku pun melayang pada apa yang kulakukan hari ini.

Tadi adalah percakapan pertamaku dengan Jimin selama aku bersekolah di sekolah itu. Jimin memang cukup populer di sekolah, terutama dilingkungan siswi-nya. Selain terkenal tampan dan pintar ia juga terkenal cueknya. Kalau memang tidak penting-penting amat ia jarang mengobrol dengan siswa/i lain kalau disapa hanya tersenyum tipis, tipis sekali, terlihat seperti tidak tersenyum, terkecuali pada perempuan yang selalu bersamanya disekolah. Yerin, teman dekatnya. Ah apa hanya teman? mereka terlihat seperti berpacaran.

Tapi, tunggu dulu.... bukankah aku tadi melihat Yerin bersama Taehyung keluar dari kafe depan sekolah sambil bergandengan tangan? Apa mungkin mereka berpacaran? Lalu Jimin?

"Park Jimin." gumamku.

Ah mengapa aku jadi memikirkan Jimin. Dia berpacaran atau tidak itu bukan urusanku. Lebih baik aku mandi.

...

...

...

...

...

Setelah mandi aku pun turun kelantai bawah untuk makan malam. Perutku sudah bunyi dari tadi, minta diisi. Seperti biasa, ketika aku sampai di ruang makan sudah ada berbagai macam masakan yang dari harumnya saja aku sudah tau masakan itu sangat enak. Tapi ketika aku mengingat aku akan menghabiskan makan malamku dengan kesendirian, rasa laparku hilang entah kemana. Selalu seperti itu.

Setelah menghabiskan makan malam dengan kesendirianku, aku langsung ke balkon kamarku dengan membawa satu cup es krim vanilla kesukaanku. Ngomong-ngomong tentang es krim, aku jadi ingat dengan satu kantung es krimku yang tadi dibuang oleh Jimin. Ah malangnya nasib es krimku. Oh iya tadikan Jimin bilang ia akan menggantinya besok. Aku akan menagihnya besok. Kalau bisa aku akan memintanya untuk membelikan lebih banyak dari yang ia buang tadi. Ya harus.

***

..

..

..

..

"(y/n) tadi kamu bilang kamu ingin menceritakan sesuatu. Menceritakan apa?" tanya Eunha disela-selanya menikmati makanan. Yaa, kami--aku dan Eunha--sedang menikmati makanan kami masing-masing dikantin sekolah karena memang ini sudah masuk jam istirahat.

"Ah iya, hampir lupa. Kamu tau Jimin?" tanyaku. "Park Jimin." ulangku, menyebutkan nama panjang Jimin ketika melihat Eunha mengernyit bingung.

"Oh Jimin. Yaa aku tahu. Aku pernah bertemu dengannya secara langsung ketika makan malam dengan appa dan eommaku." jawab Eunha.

Dreams With Bangtan Boys (Imagine BTS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang