25.Jimin

5.3K 342 18
                                    

Jimin pov.

Malam ini cuaca cukup cerah sehingga jalanan yang sepi ini tidak telalu gelap.
Aku menelusuri gang yang terbilang kecil ini sambil menikmati sunyinya malam.
Aku baru saja pulang dari rumah Jin Hyung, dia mengadakan acara makan bersama di rumahnya tadi.
Cukup menyenangkan juga, karena jarang-jarang kami melakukan hal itu.

"Ah menyejukan sekali!" kataku sambil merentangkan kedua tanganku.
Jarang sekali aku bisa jalan-jalan seperti ini.

Brruk...
Tanpa sadar aku menabrak seseorang.

"Ah maafkan aku! Aku tidak sengaja" kataku sambil mengulurkan tangan berniat membantunya.

Namun dia tidak menerima uluran lenganku.

"Tak apa-apa, aku baik-baik saja" ucapnya sambil membersihkan bajunya juga membenarkan kain yang menempel di kepalanya.

"Maaf aku benar-benar tidak melihat tadi" ucapku.

"Tidak usah merasa bersalah seperti itu, lagipula itu hanya sebuah kecelakaan" katanya.

"Ah baiklah, kalau boleh tahu apa yang kau lakukan disini? Malam-malam seprti ini?" tanyaku.

"hmm sebenarnya aku sedang memotret jalan-jalan disini, agar aku tidak tersesat"

"Sepertinya kau bukan korea benar??" tebakku karena terlihat sekali dari wajahnya.

"ah iya aku bukan orang korea, aku orang indonesia"
"Kalau begitu aku pergi dulu!" ucapnya menyampaikan perpisahan.

"Tunggu!!" aku menahan lengannya, namun dia segera menghempaskannya.
Membuatku terkaget.

"Ah maaf! Aku refleks!" ucapnya meminta maaf.

"Tak apa! Aku hanya ingin berkenalan denganmu tak apakah?" tanyaku.

"Tentu saja"

"Aku Park Jimin" kataku sambil mengulurkan tanganku.

"Aku (y/n)!" katanya tanpa menerima uluran lenganku.
"Maaf aku tidak bisa menyentuh seseorang yang bukan muhrimku" tambahnya.

"Muhrim?? Apa itu? " bingungku.

"muhrim adalah lawan jenis yang belum terikat dalam pernikahan" jelasnya.

"Ah seperti itu,jadi kau tidak akan menyentuh lelaki manapun yang tidak memiliki ikatan denganmu?" bingungku.

"Tentu saja, kecuali keluargaku" jelasnya.

"Ah seperti itu, lalu kenapa kau menutup rambutmu?" bingungku dengan kain yang menempel di kepalanya.

"ah ini?? Ini hijab! semua wanita muslimah harus menutup auratnya, agar tidak menimbulkan hal-hal negatif"

Dia cantik!!
Walaupun hampir seluruh tubuhnya tertutup kain.

"Jimin-ssi bisakah kau tidak menatapku seperti itu?"

Aku terbingung?
"Kenapa?" padahal aku hanya memperhatikan sedari tadi.

"itu sama saja zina jimin-ssi, dan zina adalah dosa besar"

Aku terkaget mendengar penjelasanya.
Aku baru tahu ada yeoja yang bahkan tidak mau di tatap oleh lawan jenisnya.
Dia berbeda dari yang lain? Saat semua yeoja berlomba-lomba mencari perhatian seorang namja, dia malah berusah menghindarinya.
Dia takut akan dosa yang ia buat karena hanya hal sekecil itu??

Krringg... Kriing...
Ponsel (y/n) berbunyi dan dengan segera ia menjawabnya.

"Assalamualaikum"
.......
"Aku di jalan bu"
........
"Iya bu, aku akan segera pulang"
......
"Waalaikumsalam"

Aku menatap penuh kebingungan, apa yang dia bicarakan dengan yang menelfonnya tadi.

"Ah Jimin-ssi aku harus segera pulang, aku takut ketinggalan bis" katanya.

"kau akan pergi ke hatle bis?? Kalau begitu kita bisa pergi bersama! Aku juga akan pergi kesana" ucapku.

"ah benarakah?"

"ne! Kajja!" ajakku

Kami berjalan dalam keheningan sampai kami tiba di halte bis.

"hmmm (y/n) kalau boleh tahu apa yang kau bicarakan tadi di telfon?" aku membuka suara.

"oh itu! Eommaku menyuruhku segera pulang!"

"Ah seperti itu? Oh ya tentang tadi yang kau bicarakan sebelumnya apa itu berarti aku tidak bisa mengenalmu??" tanyaku.

"Tentu saja bisa Jimin-ssi! Kita bisa berteman!" katanya tersenyum kearahku sebentar lalu kembali menatap jalan.

Oh tuhan aku bisa serangan jantung!!
Senyumnya lembut sekali??

"Benarkah?? Kalau begitu apa aku bisa memiliki nomor ponselmu?" tanyaku sedikit ragu sambil menyodorkan ponselku.

"Tentu saja" dia mengambil ponselku dan menekan beberapa angka.

"Ini" katanya sambil menyodorkan handphoneku lagi.

"Terimakasih, kalau begitu aku duluan! Bangapta Jimin-ssi" katanya lalu menaiki bis yang baru saja datang.
Dari dalam bis dia melambaikan tangan padaku.

Akupun membalasnya.
"Senang juga bisa mengenal yeoja baru sepertimu (y/n)!!" kataku saat bis yang (y/n) masuki mulai berangkat.

"Berteman?? Tidak masalah!!" ucapku sambil menatap nomor poselnya!.

End..
================================
Suka suka dah mau upload chap siapapun......

Gimana nih

Dreams With Bangtan Boys (Imagine BTS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang