65. Park Jimin

3.4K 243 4
                                    

Jimin Pov.

Aku menatap kearah luar jendela.
Salju putih yang turun terlihat sangat Indah, Aku menjulurkan lenganku ke luar jendela merasakan salju turun mengenai telapak tanganku.

Dingin....
Rasa dingin yang menjalar di tanganku menimbulkan rasa sakit di hatiku.

Rasa yang bahkan sampai saat ini masih ada, rasa yang tak pernah hilang.
Rasa yang menimbulkan luka yang sangat mendalam di hatiku.

Aku menatap butiran salju yang mencair mengenai lenganku.
Aku menggenggam butir salju yang meleleh menjadi air.

Air yang lolos begitu saja, saat ku semakin erat menggenggamnya.

Seperti dirinya....
Semakin ku pertahankan, semakin kecil untuk ku gapai.

"Apa yang kau maksud?"

"Aku sudah tak bisa mempertahankan hubungan ini, aku sudah tak bisa bersamamu"

"Hajima! Katakan semua itu tidak benar (y/n)!" ku genggam tangannya erat, berharap ini hanya candaan konyol yang tak lucu.

"Maaf aku harus pergi, terimakasih untuk selama ini!" dia melepaskan lenganku di sertai salju yang mulai turun mengenai tubuhku.

Semuanya berjalan begitu saja, dirinya mulai menjauh dari pandanganku.

"Haaaah" aku kembali menghela nafas saat memori lama itu kembali berputar di kepalaku.

"Oppa!"

"(Y/n)!"

"Eh?" ah sialan!, aku mengucapkan namanya lagi.

"Ah maafkan oppa Hyeri, ada apa?" aku menatap kearah adikku.

"Hmm i-itu, eomma menyuruhmu untuk menutup jendela kamar, cuacanya dingin, nanti kau bisa sakit" jelas adikku.

"Ah iya, nanti akan kututup"

"Baiklah kalau begitu, aku pergi dulu, jangan lupa tutup jendela kamarmu oppa"

Aku menutup jendela kamarku.
Mataku terarah pada sebuah kotak yang terletak tak jauh dari tempatku berdiri.

Aku membuka kota tersebut.
Selembar foto....

Selembar foto yang dapat membuat otakku kembali bekerja menguap kenangan yang tak ingin ku ingat sama sekali.

"Jim! Jim kemarilah!"

"Ada apa sayang?"

"Lihat? Pemandangan disini sangat Indah, ayo kita berfoto"

"Benarkah? tentu saja"

"Senyum~~"

"Arrghh!!" aku mengacak rambutku frustasi, kenapas senyumnya masih terukir jelas di kepalaku?

Aku menyimpan foto tadi dan bangkit keluar kamarku.

Aku melihat hyeri adikku sedang menonton di ruang keluarga sendiri.

"Kau sedang apa hyeri-ah?" tanyaku.

"Oh oppa? Kemarilah, aku sedang menonton film" hyeri menepuk tempat di sebelahnya, akupun mendekatinya dan duduk di sampingnya.

Aku tak terlalu mengerti jalan cerita dari film yang kutonton.
Tiba-tiba adegan di hadapanku berputar. Adegan yang sama percis terjadi denganku beberapa Bulan yang lalu.

Di bawah hujan deras yang menguyur malamnya seoul dia meninggalkanku sendiri dengan pertanyaan yang bahkan tak ku mengerti.

"Jim apa kita masih bisa bersama?"

Dreams With Bangtan Boys (Imagine BTS)Where stories live. Discover now