•5

3.5K 413 21
                                    

" There must be a good reason that you're gone."

**

Kau tunggu di parkiran saja ya? Aku antar ini ke ruang guru dulu."kata Jin sambil menunjuk tumpukan buku di tangannya. Aku mengangguk dan berjalan keluar kelas. Menyusuri koridor yang masih ramai. Dan sesampainya di parkiran tempat motor Jin parkir, aku mendapat satu pesan masuk baru dari Jimin.

Jimin : kau dimana?

Tanganku cepat-cepat menulis balasan untuknya.

To Jimin : Di kampus. Kenapa?

Tidak lama kemudian, Jimin membalas pesanku.

Jimin : Aku jemput. Lima menit lagi aku sampai.

Aku mendengus dan buru-buru memasukkan ponselku kembali ke dalam tas. Aku berlari masuk ke dalam untuk menemui Jin dan mengatakan bahwa aku tidak bisa bareng dengannya. Si Jimin sialan itu selalu seenak jidat melakukan sesuatu.

Kalau saja Jin ada ponsel, aku mungkin tidak perlu berlari seperti orang gila dan..

Bruk

Berakhir menabrak seseorang lagi untuk kesekian kalinya.

Tapi untungnya, baik aku dan dia tidak ada yang terjatuh, justru pria bertubuh jangkung itu yang sudah menahan tubuhku agar tidak terjatuh menyedihkan.

But wait..

Kenapa aromanya sangat ku kenal? Aroma ini seperti aroma..

"Lain kali hati-hati."dan suara berat dinginnya, aku sangat mengenal pria ini. Aku mendongak dan benar saja, sosok Taehyung tengah menatap lurus kedua iris hitam milikku. Aku tertegun dan segera meminta maaf.

"A-aku sungguh minta maaf Tae, aku tidak sengaja, sungguh aku-"

"Kau apa kabar?"tanya Taehyung memotong kalimatku. Aku terbungkam dan menatapnya sendu.
Semudah itukah dia memberiku pertanyaan yang teramat kramat itu?

Aku membuang muka dan menunduk. "Baik. Seperti yang kau lihat."jawabku datar dan meremas bajuku sendiri. Taehyung mengangguk-anggukan kepalanya dan kami kembali terdiam.

"Bagaimana pacarmu?"

Shit! bisakah kau berhenti melontarakan berbagai macam pertanyaan sialan itu, dan biarkan aku yang menghujammu dengan seribu pertanyaanku Tae?

Bagaimana dia? Apa kau bahagia bersama Chae Young, lebih dari saat kau bersamaku dulu? Apa kau makan dengan baik? Apa kau tidur nyenyak setelah memutuskanku?

Dan masih banyak lagi pertanyaan di kepalaku saat ini.

Karna kalau aku, aku sama sekali tidak merasa baik meski bibirku mengatakan sebaliknya. Aku tidak tidur dengan nyaman, makan juga tidak pernah teratur dan sesuka diriku. Pacar? Aku bahkan bukan pacar Jin. Dia hanya melakukan itu untuk melindungiku. dan satu fakta yang harus kau tahu, aku belum move on Tae. Sama sekali belum.

"Dia.. Baik. sangat baik."kataku dengan nada bergetar. Taehyung menatapku dalam diam dan menundukkan kepalanya, kemudian berjongkok di depanku. Aku terkejut dan memukul pundaknya. "Apa yang kau lakukan Tae?"tanyaku panik karna Taehyung menarik kakiku dan mengikat tali sepatuku yang lepas.

"Kau tidak berubah ya, selalu ceroboh. Kalau kau jatuh bagaimana?"gumamnya pelan yang masih terdengar jelas di telingaku. Mataku memanas dan dadaku terasa sesak mendengar kalimat Taehyung tadi.

Saat Taehyung selesai dan kembali berdiri di depanku, tepat saat itulah Jimin muncul dan menarik pergelangan tanganku. Mencengkramnya kuat. "Kau tidak apa-apa?"tanya Jimin khawatir. Aku mengangguk dan menarik lengan bajunya.
Mengajaknya untuk segera membawaku pergi. Jimin mengerti dan menarik pinggangku untuk berada di dekat tubuhnya. Ku lihat Taehyung mengepalkan kedua tangannya dan menatap benci Jimin. Dan kemudian, tatapannya beralih padaku. Sebuah tatapan yang tidak kumengerti apa maksudnya, Taehyung kemudian membuang muka dan kembali berjalan menuju mobil sport berwarna silver yang ku tahu itu adalah miliknya sejak dulu. Dan mobil itu, juga menyimpan banyak kenangan antara aku dan dia.

STIGMA  Where stories live. Discover now