•9

3.4K 406 15
                                    

Warning: foto diatas bisa bikin jomblo kejang-kejang dan hamil. Segera hubungi rumah sakit, karna author disini tidak bertanggung jawab. Terima kasih. :))

"Stay here for tonight. I need you."
**

Waktu menunjukkan pukul 8 malam. Aku dan Jin sudah sepuluh menit berada di dalam mobil. Jin sibuk menyetir dan aku sibuk menghayal. Tidak ada diantara kami yang berbicara setelah kejadian itu.
Dimana Jin mencium bibirku tanpa alasan yang jelas. Jin bahkan meminta maaf karna telah menciumku sembarangan, bukankah itu berarti ada sesuatu yang ia pikirkan saat menciumku? Dan juga "Kau mirip sekali dengan orang yang pernah kucintai." yang dia katakan,

Sedikit ambigu, tapi aku tahu arah kalimat itu tertuju. Mungkin yang Jin ingin katakan adalah bahwa aku mirip dengan mantan pacarnya. Aku tidak masalah dengan itu, tapi yang jadi masalah kenapa dia tiba-tiba menjadi aneh?

Aku memandangi bulan dan bintang yang nampak serasi di atas sana. Awan hitam pekat seolah tidak bisa memisahkan mereka berdua. Meskipun awan selalu menutupi bulan, selalu ada bintang yang setia disampingnya untuk menyinarkan cahaya. Menunggu awan hitam pergi dan memunculkan kembali bulan yang indah.

filosofi sederhana namun memiliki makna yang dalam.

Aku berpikir sekali lagi, pernahkah Taehyung melakukan itu untukku?

Pernahkah dia menjadi bintang, disaat aku tertutup oleh awan hitam pekat dan membutakan mataku? Pernahkah dia membagi cahayanya sedikit saja dan menungguku untuk terbebas dari awan?

Tanpa kusadari, air mataku kembali turun. Aku menghapusnya perlahan dan memangku tanganku di jendela. Melihat cahaya kuning dari setiap lampu yang kulewati. Tanpa aku tahu, ada Jin yang memperhatikanku.

Kenangan bersama Taehyung kembali muncul. Perasaan marah karna tidak pernah tahu alasan sebenarnya kenapa Taehyung memutuskanku saat itu. Perasaan kesal dan takut yang muncul dan terkumpul menjadi satu hampir membuatku gila.

Bisa kuhitung dengan jari, berapa kali Taehyung mengajakku keluar, berapa kali dia mengajakku pergi dan berkencan, dan berapa kali dia memperlakukanku manja seperti seorang pacar seharusnya. Mungkin semua itu pernah terjadi hanya tiga atau empat kali selama dua tahun berpacaran.

Aku bertanya-tanya, pernahkah dia mencintaiku?

Dia bilang dia pernah sempat mencintaiku.

Sempat.

Itu berarti aku hanya sebentar singgah dihatinya. Kenyataan yang menyakitkan.

Aku tertawa pelan dan menangis tanpa suara secara bersamaan. Jin menoleh dan mengambil sebelah tanganku yang terbebas, menggenggamnya erat dan satu tangannya lagi ia gunakan untuk menyetir. Aku tersenyum dan kembali memalingkan wajahku. Melihat Jin dan mencium aromanya terus membuatku memikirkan Taehyung.

Tidak lama, kami pun sampai di apartement tempat aku tinggal. Jin memintaku untuk mengizinkannya mengantar sampai kamar, tapi aku menolak dan menyuruhnya untuk pulang dengan alasan aku ingin sendiri. Iya, aku memang ingin sendiri untuk saat ini, jadi..

"Tidak bisakah kau pulang, Jin? Aku janji akan menghubungimu kalau sesuatu terjadi padaku."kataku datar dan menatap iris coklatnya yang menawan. Jin tertegun namun pada akhirnya ia setuju dan menancap gas. Saat kulihat mobilnya sudah lagi tidak berada di area parkir, aku berbalik dan berjalan menuju lift. Saat lift terbuka, aku masuk dan menekan nomor 5.

STIGMA  Where stories live. Discover now