23

2.9K 297 13
                                    

Taehyung POV

"Jadi kau balikan dengan Jimin?"

Ku dengar kau tertawa dan berbincang dengan teman-temanmu. Ku lihat wajahmu yang bahagia sata membicarakan dia


Walaupun aku berharap dia yang kau bicarakan itu adalah aku, meskipun pada kenyataannya bukan.


Karena sampai detik ini, aku masih bertanya-tanya

Kenapa aku belum bisa move on? Orang-orang bilang move on cukup mudah. Hanya dengan berganti pasangan, seiring berjalannya waktu kau akan mulai melupakannya. Tapi kenapa denganmu berbeda? Kenapa sulit bagiku melakukan itu?

Seperti yang kau lakukan begitu mudah. Begitu mudah sampai aku tidak tahu dan tidak ingat, kapan semua ini mulai terjadi.


Aku candu dirimu

Tanpa menyadari bahwa ini hanyalah permainan.
Kau dan aku adalah tokoh utamanya, atau justru aku bukanlah tokoh utama itu tetapi dia


Dan sekarang, kau memenuhi pikiranku. Semua yang ku lalui hanya mengingatkanku akan dirimu.
Ini gila.


---

"Morning sayang.."sapaku saat melihat Jimin terbangun dari tidurnya dan berjalan memelukku dari belakang. Senyumnya mengembang lebar dan dia memberiku sebuah morning kiss yang lembut di bibir. Aku terkekeh kecil dan balas menciumnya. Jimin terkejut sekaligus senang. Matanya menyipit karena senyumnya terlalu lebar.

"Mau sarapan apa?"tanyaku. Jimin memangku dagu nya di bahuku dan berpikir. Tangannya semakin erat di perutku. "Nasi goreng?"aku mengangguk setuju.

"Kau mandi dulu, nanti aku siapkan sarapannya. Oh ya, pulang jam berapa?"

Pasalnya, Jimin bilang hari ini dia akan sangat sibuk karena harus datang ke beberapa rapat penting. Sayangnya lagi aku tidak tahu kapan dia akan pulang hari ini. Jimin mengerling. Kali ini dia berjalan membuka kulkas dan meminum botol mineral sampai setengah.

Dia kembali melirikku. "Aku pulang malam. Sekitar jam sepuluh lewat mungkin. Kau tak apa?"

Aku mengangguk kecil. Melempar senyum menenangkan pada Jimin yang memandangku khawatir. "Aku tak apa Jim, aku ada kelas malam juga hari ini."

Jimin membulatkan mata dan memicingkan matanya, "Kelas malam? Yaudah aku jemput. Jam berapa?"aku menggeleng. "Jam sembilan. Gak usah juga gapapa, aku bisa pulang naik taksi kok." Jimin menolak secara tegas. "Aku yang akan jemput. Jam sembilan kan? Aku janji jam sembilan sudah disana. Oke?"

Ku hela napas panjang. Aku mengangguk lemah. Jimin mencium dahiku dan menghambur masuk ke dalam kamar mandi. Suara shower menyala dan percikan air menandakan Jimin sedang membersihkan diri.

...

"Jam sembilan aku sudah disini. Aku janji. Jadi, jangan kemana-mana dan tunggu aku."serunya tegas. Aku mengangguk. Melambaikan tangan padanya yang menancap gas dan berlalu pergi.

Ku langkahkan kakiku masuk melewati gerbang. Pandanganku tertunduk. Memikirkan semuanya dan membenamkannya jauh dalam pikiranku. Semuanya. Bertanya-tanya, apa dengan cara ini aku bisa berhasil? Maksudku, aku melakukan ini karena dua alasan yang penting di hidupku.

STIGMA  Where stories live. Discover now