24

2.6K 295 9
                                    

"I dont wanna hurt you.."
....

Aku: Jim, kau dimana? Aku tunggu di depan gerbang ya.

Malam ini terasa sangat dingin. Mungkin ramalan cuaca benar. Salju akan turun sebentar lagi. Ku tarik baju ku menutupi tangan untuk mendapat kehangatan. Tiga puluh menit sudah ku habiskan di depan gerbang dan menunggu Jimin yang tak kunjung datang.

Karena sudah larut, tidak banyak orang yang berada di kampus ini. Mungkin, aku satu-satunya orang yang berdiri di depan gerbang seperti orang bodoh. Sudah ada dua kali, satpam menghampiriku dan menanyaiku kenapa aku belum pulang,padahal gerbang akan di tutup sebentar lagi.

Perasaan takut mulai menghampiriku. Bagaimana kalau Jimin tidak datang? Keberangkatan bus terakhir sudah pergi dua puluh menit yang lalu.

Tanganku semakin dingin dan beku. Rasanya aku ingin menangis. Langit semakin mendung. Udara semakin dingin. Aku lelah. Tapi bagaimana pulang, kalau bus saja sudah tidak ada jam keberangkatannya lagi. Taksi? Heol. Di tempat sepi seperti ini, aku ragu bisa menemukan kendaraan itu.

Ting

Tiba-tiba ponselku berbunyi. Buru-buru ku ambil dan ku cek. Pesan masuk dari Jimin membuat senyumku merekah.

Ku geser layar dan senyumku yang merekah tadi hilang begitu saja.

PJimin: Sayang maaf aku tidak bisa jemput. Masih ada rapat sampai tengah malam. Pulang naik taksi saja ya? Love you~

Hah..

Aku menghela napas panjang. Udara semakin dingin. Menusukku sampai ke tulang. Aku melangkah kan kaki untuk bergeser dan berjongkok. Menangis dalam diam. Takut. Satpam sudah pulang dan aku benar-benar sendiri sekarang.

Aku menangis sesegukkan dan memikirkan cara pulang. Kalau aku berjalan sampai ke rumah, tetap saja aku takut. Jalanan sangat sepi. Pikiran negatif muncul dan tersusun satu-satu di pikiranku yang semakin kacau.

"Kau belum pulang?"tangisku berhenti. Aku mendongak dan nafasku tercekat. Taehyung berdiri di depanku dan kini dia berjongkok.

"Kenapa belum pulang?"tanyanya mengulangi.

Melihatnya menatapku seperti itu, semakin membuatku sedih. Ku gigit bibir bawahku kuat-kuat dan aku menggeleng kecil.

"Jimin mana?"

Oh shit! Tidak bisakah dia tidak bertanya itu sekarang?

Aku menggeleng lemah. "Jimin tidak menjemputku. Dia ada rapat."jawabku singkat. Suaraku serak dan parau. Taehyung membantuku berdiri dan merangkul pundakku hangat. "Yaudah, aku antar ya?"ku lirik dia sebentar. Taehyung menyunggingkan senyum. Aku mengangguk dan merangkul pinggangnya. Dia menoleh ke arahku sebentar. Mengulurkan telapak tangannya di depanku. Aku mengernyit.

"Hah?"

Dia terkekeh kecil. Mencubit pipiku gemas. Melihatku tak kunjung peka, Taehyung menarik tanganku dan menggandengnya erat.

"Buat jaga-jaga kalo ada yang mau niat jahat."katanya lugas dan enteng. Aku melongo. Menghapus air mataku yang kering seketika. Detik kemudian aku tertawa. Taehyung awalnya melihatku bingung, tapi pada akhirnya dia juga ikut tertawa bersamaku.

STIGMA  Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora