•21

1.5K 197 18
                                    

"Same person, but different taste."
...


-
Taehyung POV

"Kalian yakin tidak melihatnya sejak seminggu ini?"tanyaku pada kedua gadis yang selalu bersama dengannya saat di kampus. Mereka mengangguk serempak dan menggigit kuku. "Aku juga tidak tahu. Nomornya tidak pernah aktif."kata salah seorang perempuan berambut panjang. Aku tersenyum dan berterima kasih.

Chae Young berlari dari lorong bawah dan memelukku. "Jin juga tidak masuk. Bagaimana ini?"aku membelai rambutnya lembut dan tersenyum tenang. "Percayalah. Mereka tidak punya hubungan apapun. Mungkin hanya kebetulan. Aku akan cari lagi, kau disini saja siapa tahu Jin masuk."Chae Young mengangguk dan mencium pipiku.

Aku melambaikan tangan dan berlari masuk ke dalam mobil.

Jimin pasti ada sangkut pautnya dengan ini.

Ku tancap gas dengan kecepatan tinggi.





"Kau tidak mencintaiku."

Aku menegak kembali gelas kecil yang berisi white wine. Ini sudah kesepuluh kalinya ku tegak minuman haram yang dulu sangat ku benci.

Ku letakkan kembali gelas itu di atas meja dengan sekali hentakan.

Seminggu yang lalu sejak saat itu, Jimin tidak lagi menampakkan batang hidungnya padaku.

Rasanya ini jauh lebih menyakitkan dari yang ku kira. Aku merindukan Jimin sekaligus menyesal.

Tiga hari yang lalu, aku sudah mencoba mencari Jimin di kantornya. Tapi sayangnya semua staff di sana bilang padaku bahwa Jimin tidak ada di Korea.

Dia di tugaskan ke Jeju dan mereka juga tidak tahu kapan Jimin akan kembali, karna dia tidak bilang.

Dan setelah itu. Aku berakhir disini. Tanpa pergi ke kampus, yang ku lakukan hanya duduk di meja bar seraya memesan dua botol wine. Bermalam disini tanpa berniat melakukan apapun. Setiap harinya. Mengerikan bukan?

"Kau mabuk lagi."aku tertawa dan mengangguk secara bersamaan. Jin mendesah berat dan mengambil paksa wine di tanganku. Menggantinya dengan jus yang jauh lebih sehat.

Aku berdecak pelan dan memiringkan kepalaku yang terasa penat. "Kau meremehkan ku Jin? Aku bisa menghabiskan dua botol sekaligus. Kau tidak percaya? Berikan aku dua botol lagi."Jin menarik tanganku dan membawaku ke tempat yang lebih sepi.

Dia hempaskan tanganku begitu saja. "Kau gila?"

"Ya, kurasa begitu."

Jin mendengus dan memelukku. "Jangan seperti ini. Yang kau lakukan hanyalah merusak dirimu sendiri."

Merusak diriku?

Heol. Lalu bagaimana dengan dua pria bangsat itu? Mereka yang lebih dulu merusakku Jin! Mereka mengerikan. Jauh lebih mengerikan dari yang kau bayangkan. Mereka merusak tubuhku dan juga hatiku.

Aku ingin berteriak seperti itu di depannya tapi kepalaku sangat berat sampai Jin harus menopang tubuhku dengan lengannya yang kokoh.

STIGMA  Where stories live. Discover now