☔️

2.4K 259 5
                                    

Rintikan hujan turun semakin deras. Ku lihat jalanan yang sepi. Aku duduk seorang diri di halte depan sekolah sambil menunggu bus.

Sayangnya, bus yang biasa ku tumpangi hari ini mungkin datang sedikit terlambat.

Ku lirik jam tangan yang menunjukkan pukul dua siang. Aku mendesah berat dan memainkan jariku. Gelisah. Seharusnya aku sudah dirumah sejam yang lalu dan bersiap untuk kembali bekerja paruh waktu.

Tiba-tiba sebuah tangan yang hangat menyentuh kedua pundakku. Aku menoleh dan melihat sosok pria tampan kini tersenyum lembut padaku.

Jantungku berdegup tidak karuan. Tubuhku terasa lemas seketika. Semua organ tubuhku berfungsi tidak seperti seharusnya, tepat sesaat setelah pria ini muncul dan duduk di sampingku.

"Kau menunggu bus juga?"shit. Bahkan suaranya yang berat itu membuatku semakin salah tingkah. Bahkan, pipiku merona merah hanya mendengar suaranya yang maskulin.

Aku mengangguk kecil. Masih menunduk. Tidak berani menatap langsung mata seorang Kim Taehyung yang begitu tajam dan lembut disaat bersamaan.

Dia sempurna. Berulang kali ku katakan itu pada diriku sendiri. Kim Taehyung sempurna. Karena itu aku begitu menggilai pria ini juga seluruh wanita di sekolahku. Kami mengidolakan dia. Tapi aku berbeda. Aku tahu perasaan ini bukan hanya kagum karena ketampanannya. Tapi ini adalah perasaan suka yang sesungguhnya. Aku menyukai pria ini.

Ku lihat dia juga gelisah karena melihat ke arah jam tangan terus menerus. Kemudian aku tersentak kaget saat dia menatapku dalam-dalam.

Hembusan nafasnya keluar. Menjadi sebuah kepulan asap putih di udara.

"Kau masih mau menunggu disini?"tanyanya lagi. Aku mengangguk sekali lagi. "I-iya. Kau mau pergi?" Ah akhirnya, aku tidak hanya mengangguk dan melemparkan pertanyaan padanya. Kalau tidak, dia mungkin akan mengira aku sombong dan jual mahal.

Taehyung mengangguk dan berdiri. Aku mendongak untuk melihatnya. "Kurasa hujan akan turun lama. Dimana rumahmu? Biar ku antar."

Aku tertegun dan menelan ludah hati-hati. Rasanya seperti ada ribuan kupu-kupu yang terbang di perutku dengan indah.

Seorang Kim Taehyung menawarkan diri untuk mengantarku pulang. Bukankah itu keajaiban? Ratusan gadis di luar sana pasti akan iri atau bahkan membunuhku jika mereka tahu hal ini.

Aku menggeleng sopan dan tersenyum. "Tidak terima kasih. Kau duluan saja, aku akan menunggu bus disini." Ku lihat raut wajah Taehyung sedikit kecewa. Dia manggut-manggut dan melempar senyum manisnya padaku. Tangannya merogoh ke dalam tas punggungnya. Dia mencari-cari sesuatu dan mengeluarkan sebuah payung. Di berikannya payung itu padaku yang diam membisu.

"Pakailah ini. setidaknya, kalau bus tidak datang kau bisa jalan untuk mencari kendaraan umum di depan. Aku pergi dulu."

Taehyung meletakkan payung birunya tepat disampingku tempat dia duduk tadi. Dia berlari menembus derasnya hujan dan menghilang dalam sekejap. Aku berdiri untuk melihatnya, tapi sayangnya dia sudah menghilang dan hujan benar-benar turun semakin deras. Seperti sengaja di tumpahkan ke bumi sebanyak mungkin.

Aku menghela napas panjang dan mengambil payung biru di sampingku. Ku lihat baik-baik payung itu dan senyum merekah lebar di bibirku.

Hatiku merasa hangat meski diluar saat ini begitu dingin.

Semua itu karena Taehyung. Dan aku sadar, sejak hari itu, perasaanku padanya tumbuh semakin besar dan tidak terkira. Perasaan yang selamanya akan dimiliki Taehyung.

Perasaan ini...

Aku tidak pernah menyesal, karena menyimpan perasaan yang begitu besar padanya hingga detik ini.

Karena aku tahu

Aku mencintainya, begitu juga dengannya. Dia juga mencintaiku.








Ceritanya ini flashback waktu SMA ya gaiss 😁💕






-me

STIGMA  Where stories live. Discover now