spesial Part #1

2.6K 214 0
                                    

Taehyung POV

Hari ini, hari pertama MOS sebagai murid baru di SMA. Aku memakai seragam lengkap sama dengan murid baru lainnya. Bedanya, mereka memakai atribut lengkap aku tidak. Baju dimasukkan ke dalam celana, sedangkan aku, ku biarkan keluar dan terkesan berantakan.

Tiba-tiba Jimin datang dari belakang dan merangkul pundakku, "Masukin bajunya, dimarahin anak osis di hari pertama tuh ngga enak."cetusnya.

Aku mencibir seraya melepaskan lengannya dari bahuku. "Tsk. Ngga usah banyak omong, lihat sendiri penampilanmu bocah. Kau bahkan memakai celana pensil dan rambut yang berwarna. Kau lebih dalam bahaya daripada aku."

Jimin tertawa. Dia mengendikkan bahu dan berjalan beriringan bersamaku. Saat kami berdua memasuki gerbang depan, seluruh mata tertuju pada kami.

Aku dan Jimin mengabaikan tatapan memuja mereka yang sudah sering ku lihat semasa SMP dan berkumpul dengan keempat temanku lainnya.

Yoongi hyung yang melihat kedatanganku bersama Jimin langsung menyambut kami hangat. Meskipun ekspresi wajahnya datar-datar saja.

Saat kami bercanda dan mengobrol seperti anak cowo pada umumnya, suara microphone berbunyi dan menyita perhatian semua orang.

"Semuanya silahkan berkumpul dilapangan dan berbaris tertib!"

Jimin dan aku mendesah berbarengan. Kami berjalan memasuki area tengah lapangan yang sudah di padati banyak siswa.

"Permisi, permisi, maaf!"pandanganku tertuju pada seorang gadis bertubuh mungil yang baru saja melewatiku tergesa-gesa. Gadis itu dikuncir kuda. Rambutnya sebahu lurus berwarna hitam dan wangi. Aromanya semerbak memenuhi indera penciumanku saat dia lewat tadi. Dia berbaris di samping barisanku. Hanya saja, dia berdiri sedikit di belakang.

Manis. Itu adalah kesan pertama yang bisa ku katakan soal penampilannya. Dia memiliki kulit yang bersih. Wajahnya lonjong, bibirnya tipis dan merah. Hidungnya mancung, dan matanya berwarna hitam kelam. Aku suka matanya. Kau tahu, yang pertama kali ku lihat pada seorang gadis adalah matanya. Entahlah, hanya saja dari mata seseorang kita bisa mengetahui kepribadian orang tersebut.

Gadis itu menoleh dan memandangku risih karena sedari tadi aku memperhatikannya. Karena salah tingkah, aku berpura-pura tertawa dengan Jimin yang justru memukul kepalaku. "Berisik sialan! Nanti kita bisa dipanggil kedepan. Tutup mulutmu!"aku meringis kemudian balas memukul kepalanya. Jimin memelototiku. "Kau!!"

"Hey, kalian berdua! Kau si rambut pirang dan baju keluar, cepat kesini!!"

Aku dan Jimin menoleh ke depan. Seluruh mata tertuju pada kami berdua. Anak osis yang sedang berbicara di podium menggerakkan jarinya menyuruhku dan Jimin untuk segera maju kedepan.

"Ini salahmu gila!"geram Jimin berbisik di telingaku. Sesampainya kami berdiri di atas panggung, anak osis yang tadi memanggil ku menyuruhku dan Jimin untuk, "..Push up 100 kali."

Sialan.

"Cepat lakukan!!"

Malas menambah masalah, aku langsung tiduran di lantai. Diikuti Jimin kemudian, kami mulai berhitung dan melakukan push up.

"Satu! Dua!"
"Tiga! Empat!"

"Stop!"

Ku hela napas panjang dan menatap tajam anak osis yang menghukumku. Lihat saja nanti. Batinku dalam hati.

Anak itu menunjuk ke arah seorang gadis yang juga ikut terkejut sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Iya kamu! Kamu sini cepat!" Gadis itu mendengus sebal. Dia berjalan malas dan naik ke atas podium. Aku dan Jimin berdiri kembali. Melihat gadis itu dalam diam. Dia cantik. Sungguh.

"Ada apa kak?"oh, bahkan suaranya begitu indah bagaikan lantunan musik yang merdu.

"Kemana jas kamu? Kenapa kamu cuma pakai kemeja? Kamu mau melanggar aturan di hari pertama?!"bentaknya. Gadis itu tersentak kaget saat di bentak. Matanya mendadak merah seperti hendak menangis.

Mata bulatnya kini beralih padaku. Sorot matanya kosong dan... teduh?

Matanya... indah.

"Maaf kak, saya belum punya jasnya."jawab gadis itu pelan. Cowo yang sedari tadi membuatku jengkel kini melangkah mendekati gadis itu. Dia berjalan mundur tanpa mengalihkan pandangannya dari cowo osis di depannya saat ini. "Lari lima puluh putaran setelah MOS hari ini berakhir. Tidak boleh berhenti dalam lima puluh putaran. Mengerti?"

"Tap-tapi kak?"

BUG

"Ini MOS! Masa Orientasi Siswa, bukan Masa Hukuman Siswa! Dia cewe, tolong bandingkan mana yang cewe dan cowo."kataku geram. Aku menarik kerah bajunya. Semua orang mulai berbisik melihat tingkah lakuku yang tidak sopan menurut mereka.

Jimin menarik tanganku dan melerai. Dia berbisik pada cowo bangsat yang kini memberiku tatapan membunuh.

Aku melirik gadis disampingku yang kini hanya diam membeku sambil memainkan kukunya.

Dengan pelan, aku berbisik. "Kau tidak apa-apa?"

Dia menatapku terkejut. Mata indahnya kini menatap mataku. Aku tersenyum, "Kau tidak apa-apa kan?"tanyaku mengulangi.

Dia mengangguk kecil, "y-ya, aku..."

"Ayo!"seru Jimin seraya menarik lenganku dan menyeretku turun dari panggung.

Sejak saat itu, aku selalu memperhatikannya diam-diam. Mengetahui bahwa dia bukanlah tipe gadis yang suka bergaul. Dia hanga bergaul dengan orang-orang yang menurutnya bisa mengerti dirinya dengan baik.

Sampai akhirnya aku tahu, bahwa dia juga menyukaiku. Maksudku, dia adalah satu dari banyaknya siswi perempuan yang mengidolakanku. Bukannya sombong, tapi aku merasa dan bangga mengetahuinya.

Dia harus jadi milikku.

Aku tidak ingat, tapi aku pernah mengatakannya. Dan sekarang, dia benar-benar menjadi milikku.

Walaupun..

"Taehyung!!!"







-me

STIGMA  Where stories live. Discover now