Spesial part #3

2.9K 250 14
                                    

"Bagi pengantin setelah mengucapkan janji, diperbolehkan untuk berciuman."

Seulgi tersipu malu saat pembawa acara mengatakannya. Sedangkan Jimin hanya melempar senyum manis dan membalikkan tubuh Seulgi agar menghadap dirinya. "Ini hanya ciuman sayang."bisik Jimin kalem.

Seulgi mengangguk kecil. Menutup kedua matanya dan tersenyum saat bibir lembut Jimin menyapu bibirnya. Hanya sebentar, tapi mampu membuat ratusan bunga mekar di hatinya.

Dengan setelan jas hitam dan kemeja putih serta dasi hitam, rambut disisir kesamping rapi, serta wajah tampan membuat Jimin terlihat seperti pangeran. Pernikahan ini sempurna.

"Hai, Jim."Jimin tersentak kaget mendengar suara perempuan yang amat dia kenal itu. Dilihatnya dia bersama dengan Taehyung. Jimin tersenyum seraya menyambut jabat tangan ramah. "Hai. Senang bertemu denganmu lagi."ucapnya tulus. Jimin melihat senyuman indah dari bibir gadis itu lagi. Kini tangannya menepuk pundak sahabat nya yang sedari tadi melempar tatapan membunuh padanya. Jimin tertawa. "Tenang saja, aku tidak akan merebut dia lagi. Seulgi istriku sekarang."kata Jimin masih terkekeh. Taehyung manggut manggut pelan dan tersenyum pada Seulgi yang juga tersenyum padanya. Kemudian matanya menyipit dan suaranya kembali menegaskan sesuatu pada Jimin yang bisa didengar olehnya. Termasuk gadis yang sedari tadi tidak berhenti menganga karena perkataan manis Taehyung.

"Bulan depan, kau harus pulang ke korea. Aku akan menikah dan pernikahannya akan lebih meriah darimu."

Semburat merah meronai pipi gadis itu. Taehyung hanya tersenyum kikuk dan bersalaman ala cowo pada umumnya dengan Jimin. Menarik tangan gadis disampingnya dan pergi menjauh dari keramaian.

Taehyung membawanya ke halaman belakang. Sebuah tempat sepi dan sunyi. Dilihatnya kekasihnya yang masih tertunduk malu. "Kenapa kau katakan itu pada Jimin?"gumamnya pelan. Ah lihat. Kalau saja dia gila, dia mungkin sudah merampas bibir gadis itu dan menelanjanginya. Kalau dia gila. Sayangnya, Taehyung tidak begitu. Tidak ada yang boleh melihat tubuh gadisnya selain dirinya. Ya, tidak ada yang boleh.

"Kenapa? Apa aku salah bilang begitu?"

"Tidak. Bukan begitu Tae-"

Taehyung mendengus. "Seperti yang kubilang dan seperti yang kau dengar, kita akan segera menikah. Aku sudah merencakan semuanya. Minggu depan kita bisa langsung fiting baju. Arra?!"gadis itu masih menganga. "Kau gila? Darimana uangnya bodoh!"bentaknya pada Taehyung yang justru memasukkan tangan ke dalam saku. Terkesan santai dan tenang.

"Aku sudah menabung sejak dulu, dan ku pikir jumlahnya cukup untuk pernikahan kita. Toh aku akan segera lulus dan bekerja di salah satu perusahaan di Amerika. Setelah kita menikah, kita bisa pindah kesana dan memulai semuanya dari awal. Kau mau kan?"air matanya menetes. Gadis itu terharu sekaligus tidak percaya bahwa Taehyung sudah memikirkan pernikahan sejak lama. Dengannya. Membuktikan bahwa Taehyung memang serius mencintainya.

Di tariknya kerah baju Taehyung. Lengannya melingkar manis di leher jenjang Taehyung. Dia menangis. Bukan menangis sedih. Ini adalah tangisan bahagia. Dengan perlahan, dia mengangguk kecil.

Melepas sedikit jarak mereka dan mencium lembut pipi Taehyung. "Tentu saja aku mau. Kau akan jadi suami terbaik dan ayah yang hebat untuk anak-anak kita. Mungkin ini terlalu cepat membicarakannya, tapi sungguh, aku menginginkanmu Tae."

••••

3 Bulan Kemudian

"Sayang, tolong ambilkan susu di dapur!"teriak Seulgi dan kembali fokus pada majalah fashion di tangannya. Tidak lama kemudian, Jimin masuk dengan segelas susu putih di tangannya. Senyum manis selalu merekah di wajah tampan Jimin.

STIGMA  Where stories live. Discover now