Batz Sakit

1.9K 73 4
                                    

Satu minggu kemudian.

"Sayang, aku ke apartemen Aom ya. Mungkin aku pulang malem. Kamu jangan lupa chat aku kalo senggang" ucap Nae mencium pipi Batz. Saat ini mereka sedang di mobil. Batz mengantarkan Nae terlebih dahulu sebelum ia berangkat ke kantor.

"Iya, sayang. Hati-hati ya. Gamau aku jemput?" Tanya Batz mengelus pipi Nae.

"Ga usah. Kan mobil aku di apartemen Aom, kemaren abis dia pinjem karna mobil dia masuk bengkel. Nanti aku pulang sendiri aja. Gpp kan?" Nae mencium tangan Batz yang sedang mengelus pipinya.

"Baiklah. Semangat, sayang!" Batz mencium kening Nae dan dibalas anggukan serta ciuman singkat di bibir Batz.

Hari ini mereka sangat sibuk. Nae, Aom dengan bisnis dan skripsinya. Batz dengan pekerjaan dan persiapan pernikahannya. Darin sedang shooting. Rabel dan Newty membantu  Batz mempersiapkan pernikahan.

Malam hari, Batz telah sampai di apartemen. Saat Batz ingin menghubungi Nae, hp nya mati karena kehabisan daya. Batz mengisi daya untuk hp nya lalu tiduran di kasur. Tanpa sadar, Batz terlelap dan berlalu ke alam mimpi.

Sementara itu di tempat lain.
"Cong.. Batz kemana ya?" Nae terus menghubungi Batz namun ia hanya memdengar suara tantenya yang memberitahu bahwa hp Batz sedang tidak aktif. Nae berjalan bolak-balik seperti setrika. Nae sangat khawatir dengan kondisi Batz. Chat terkahir mereka hanya memberitahu Nae bahwa Batz akan meeting pukul 2 pm.

"Mungkin daya baterainya habis, nyet" Aom berdiri dan mengambil minum untuk Nae.

"Iyasih. Tapi kan gw mau ngasih tau kalo gw ga bisa pulang. Ujannya deres banget. Kalo gw paksa pulang, ntar dia marah" Nae mengambil minum pemberian Aom dan langsung meneguknya habis.

"Batz pasti mengerti. Kita tidur dulu yuk. Udah sangat larut. Nanti malah kita sakit, Batz lebih marah" Aom menunjuk jam untuk mengingatkan Nae bahwa mereka sudah berjaga hingga pukul 2 am.

"Ya, baiklah. Makasi ya, cong" ucap Nae merangkak ke kasur Aom dan tidur saling membelakangi.

*ceklek*

"Astagaaa.. Panasnya" Nae langsung beranjak ke dapur dan membawa sebaskom air dan juga handuk kecil. Nae mengompres Batz yang mengalami demam. Lalu Nae membuka semua baju Batz dan menggantikannya dengan yang baru. Tidak lupa juga ia menaruh sebaskom air hangat yang sudah diberi kayu putih di pinggiran kamar sebagai terapi.

Setelah keringat dingin di badan Batz mulai berkurang, Nae ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Kemudian ia tidur disamping Batz dengan memeluk Batz erat.

Pukul 8 am.

"Morning, b.." Nae membuka mata dan melihat Batz sedang memperhatikan wajahnya. Nae mengelus pipi Batz.
"Morning, by.." Batz mencium tangan Nae yang sedang mengelus pipinya.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Nae yang ingin duduk namun di tahan oleh Batz. Nae kembali tidur di samping Batz dan mencium kening Batz.
"Sudah sangat lebih baik. Maafkan aku tidak mengabarimu. Hpku kehabisan daya" Batz menatap Nae dengan raut wajah menyesal.

"Bukan salahmu. Maaf aku baru datang. Semalam hujannya sangat lebat. Aku tidak berani pulang" jawab Nae menatap dalam mata Batz.
"Iya, sayang. Justru aku akan marah kalau kamu memaksakan pulang. Kamu datang jam berapa?" tanya Batz mencium pipi Nae.

"Aku tahu kamu. Makanya aku pulangnya pagi ini. Tadi jam 5 am sampe sini dan liat kamu menggigil. Badanmu panas, keringat dinginmu penh di seluruh tubuh, bahkan kamu belum mengganti pakaian kerjamu" Nae mencium singkat bibir Batz karena gemas dengan kelakuan tunangannya.

"Hehehe iya. Semalam aku ngecas hp. Aku pikir mau ngehubungin kamu. Eh ternyata pala aku pusing. Mau bangkit dari tempat tidur ga kuat. Jadi aku meremin aja deh matanya" Batz memasang wajah tanpa dosanya.

"Jangan pasang wajah seperti itu. Kamu tahu aku akan selalu luluh melihat ekspresi itu. Bangkit?? Bahasamu ga ada yang lebih horor?" tanya Nae mencubit gemas pipi Batz.

"Hahaha aku tau aku cantik. Ga ada, b. Itu paling keren. Oh iya, b.. Aku lapar" Batz tersenyum menatap Nae yang dibalas senyuman oleh Nae.

"Yasudah. Kamu cuci muka dulu. Aku siapin sarapannya yaa" Nae mengangkat tubuhnya untuk duduk, memberikan ciuman bibir singkat untuk Batz lalu ke dapur untuk membuat sarapan. Sementara Batz tersenyum senang melihat kelakuan tunangannya.

Batz ke kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi. Lalu ia mengambil hp dan mengaktifkannya. Banyak notifikasi dari Nae. Setelah membacanya, Batz berjalan ke meja makan. Terlihat disana sudah terdapat bubur dan roti panggang. Dan Nae yang sedang mempersiapkan susu coklat untuk mereka berdua.

"Selesai.. Mari makan, sayang" ajak Nae dan menaruh bubur di depan Batz. Batz menatap Nae dengan cemberut.

"Jangan nakal. Makan buburnya. Minum obat. Istirahat. Kamu terlalu banyak kerjaan. Dan setelah ini kita juga masih banyak kerjaan. Harus sehat" ucap Nae lagi yang terdengar seperti Mamah memarahi anaknya. Batz hanya menghela napas dan mulai memakan buburnya.

Usai makan, Batz sudah duduk di sofa sambil mencari acara tv yang menurutnya menarik.

"Minum obat dulu" Nae memberikan air putih dan obat ke hadapan Batz. Batz menggeleng dan tidak mengambilnya. Namun tatapan Nae sangatlah tajam dan mengintimidasi.

"Pait. Nanti lagi ya" rayu Batz dengan tampang manisnya.
"Ga! Sekarang" tegas Nae. Batz mengambil obat dan air putih dari tangan Nae. Ia sangat malas untuk meminum obat. Batz menatap Nae namun tatapan Nae tidak berubah.

Nae memajukan tubuhnya dan mencium bibir Batz.
"Minum ya" ucap Nae lembut dan mengusap bibir Batz. Batz memasukkan obatnya ke dalam mulut dan segera meminum air putih.

"Udah" ucap Batz memberi air putih yang sidah habis.
"Anak pintar" Nae mengelus rambut Batz dan mencium keningnya.

"Aku mau istirahat" Batz sangat manja apabila bersama Nae. Dan akan lebih sangat manja apabila ia sedang sakit.
"Sini" ucap Nae memposisikan pahanya agar dapat menjadi bantal untuk kepala Batz.

Batz menaruh kepalanya di paha Nae dengan wajahnya menghadap perut Nae. Tangan Batz melingkar di pinggang Nae dengan sesekali ia menciumi perut Nae.

Nae mengelus pelan rambut Batz dan tak jarang ia menciumi pelipis Batz.

Via LINE, pm Aom.
-nyet, dimana lo?- Aom
-di apartemen Batz. Maaf gw ga ngabarin lo- Nae
-balik jam berapa lo?- Aom
-jam 4 lewat. Maaf ya- Nae
-iya, gpp. Gw khawatir aja. Gimana Batz?- Aom
-makasi, cong. Batz sakit. Demam. Sekarang udah mendingan. Ini lagi rehat. Lo baru bangun?- Nae
-sukurlah. Lo juga rehat. Lo cuma tidur dua jam semalem. Iya, gw baru bangun. Gw ke ruko dulu, trus gw print-in skripsi lo, ntar gw mampir ya- Aom
-oke. Makasi banyak ya, cong. Iya, gw sekarang rehat dulu- Nae
-kaya sama siapa aja lo. Rehat sana. Gw pergi dulu. Gewees buat Batz- Aom
-yoo, mamen- Nae
Read

Setelah itu, Aom ke ruko untuk menyelesaikan beberapa berkas bisnis mereka, lalu menge-print skripsi mereka. Dan mungkin sore atau malam hari ia akan menjenguk Batz bersama yang lainnya.

Sementara Nae juga sudah tertidur sambil memangku kepala Batz di pahanya setelah sebelumnya ia mematikan tv nya.

Locked AwayWhere stories live. Discover now