Hand in Hand

1.3K 63 4
                                    

Sesampainya di rumah sakit.

Nae mengeratkan genggamannya pada Batz begitu melihat Aom. Batz menghela napas. Batz menghentikan langkah mereka, menangkup wajah Nae, tersenyum, mencium bibir Nae. Nae membalas ciuman Batz. Batz melepas ciumannya, mereka saling mengusap bibir pasangan.
"Kita harus lebih kuat" ucap Batz yang sedang mengusap pipi Nae. Nae mengangguk.

Batz kembali menggenggam tangan Nae dan berjalan menuju Aom yang sedang duduk.

Nae duduk di samping Aom dan langsung merengkuh Aom ke dalam pelukannya. Tangan Aom masih gemetar, penuh darah yang sudah setengah mengering.
"Nyet... Darin, nyet" ucap Aom menangis di pelukan Nae.
"Lo harus kuat, jadi Darin juga kuat di dalem. Kite bebersih dulu yuk. Lo kacau banget" ucap Nae mengelus rambut Aom. Aom hanya mengangguk.

"Sayang..." ucap Nae tertahan karena kehadiran Newty.
"Sorry baru dateng. Gimana?" tanya Newty yang mengelus rambut Aom.
"Gw bebersih dulu sama Aom. Lo sama Batz tunggu disini ya" ucap Nae yang dijawab anggukan oleh Newty.

Usai mengambil kunci mobil Batz, Nae mengantar Aom ke apartemen Aom.

Sesampainya di apartemen.
"Lo mandi dulu, gw beli sarapan. Belum sarapan kan lo?" tanya Nae yang dijawab anggukan lemah dari Aom.

Aom berjalan menuju unitnya sedangkan Nae membeli sarapan di sebrang apartemen Aom.
"Ini bekasnya" gumam Nae setelah melihat TKP yang sudah diberi garis polisi.

Usai membeli sarapan, Nae masuk ke unit Aom. Aom masih mandi, jadi Nae hanya memainkan hp nya sambil menunggu Aom selesai.

Tak lama, Aom keluar dan sudah rapih.
"Sarapan dulu" ucap Nae memberikan sarapan yang tadi dibelinya dan sekarang sudah ada di mangkuk. Nae membelikan bubur untuk Aom. Aom mengambil mangkuk tersebut dan mulai memakan buburnya.

Hanya setengah. Lalu Aom dan Nae kembali ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, disana sudah ada BatzNewty bersama dua orang polisi.

"B.." panggil Nae dan langsung merangkul pinggang Batz.
"Oh.. Ini, pak. Aom sushar. Pacar dari korban. Dan mungkin bisa jadi saksi" ucap Batz menatap Aom dan merangkul pundak Nae.

"Maaf, nona Aom. Kami dari anggota kepolisian, memohon kerjasama Anda untuk menjadi saksi dalam kasus ini. Apakah Anda bersedia?" tanya seorang polisi.
"Iya. Tapi aku butuh teman ya, pak. Aku sangat lelah" ucap Aom menatap para sahabatnya.

Nae melepas rangkulannya pada Batz lalu mencium pipi Batz. Batz mengangguk dan mengusap rambut Nae.

Nae memeluk Aom dan tersenyum ke arah polisi.
"Baiklah, sekarang mari ikut kami" ucap polisi tersebut ke arah AomNae.

"Terima kasih, Nona. Semoga teman kalian lekas sembuh" ucap salah satu polisi.
"Iya, Pak. Terima kasih. Tolong usut tuntas kasus ini" ucap Batz.
"Akan kami usahakan, nona. Permisi" ucap Polisi dan dijawab anggukan oleh Batz.

AomNae berjalan menjauhi BatzNewty bersama dengan dua orang polisi tadi.

"Lo tau masalahnya?" tanya Newty yang sudah duduk di samping Batz.
"Gatau. Belum ada omongan dari Aom. Pas gw sama Nae sampe sini, baju dan tangan Aom udah penuh darah setengah mengering" ucap Batz memijat pelipisnya.
"Nyokap Darin?" tanya Newty.
"Lo taulah gimana nyokapnya ke Darin. Inget aja syukur" ucap Batz menghela napas.

----

Keadaan keluarga Darin tidaklah baik. Ayah Darin meninggal karena sakit di umur Darin dua belas tahun. Setelah Ayahnya meninggal, Ibu Darin memilih untuk menikah lagi. Enam bulan setelah menikah, Ibu Darin memilih untuk mengikuti suaminya ke Polandia. Darin tinggal bersama neneknya.

Locked AwayWhere stories live. Discover now