Jauhi Nae!

2.2K 82 39
                                    

Keesokan harinya.
Di apartemen Nae.

"Pagi, sayang.." Batz mengecup kening Nae saat Nae mulai membuka matanya.
"Pagi, sayang.. Udah lama bangunnya?" ucap Nae mengelus pipi Batz.
"Iya. Kan ada kamu, alasan untuk aku bernapas tiap paginya" ucap Batz tersenyum dan mencium bibir Nae.
"Sejak kapan kamu ngegombal?" Nae kaget karena Batz bukanlah tipe romantis dan gombal, setidaknya selama ini.
"Sejak saat ini, mungkin. Yang aku tau, sejak aku mulai mencintaimu, aku yakin kamulah rumah untuk masa depanku" ucap Batz kembali tersenyum.
"Waw! Makasih, sayang. Aku buat sarapan dulu ya" Nae mencium bibir Batz dan dibalas anggukan oleh Batz.

Saat Nae membuat sarapan, Batz memainkan hp Nae. Lalu Batz mendekati Nae dan memeluk Bae dari belakang.
"Jauhi Carla" ucap Batz mencium pundak Nae dan mengusap perut Nae.
"sayang.. Ga semudah itu. Dia lagi sangat rapuh. Kamu buka hp ku ya?" tanya Nae mencium pipi Batz.
"Iya, aku buka hp mu. Jangan terlalu bersimpati padanya, kamu tau kan dia naksir berat sama kamu?" tanya Batz yang enggan mengubah posisinya.
"Kamu cemburu sama anak kecil itu?" tanya Nae heran.
"Dia ga kecil untuk tau mana cinta dan sex, sayang. Dia udah 19 tahun. Aku bukannya merasa terancam dengan rasanya padamu karena aku yakin cintamu hanya untukku. Tapi kamu tau kan gimana labilnya anak kecil? Aku gamau dia sampe nyusahin kamu sementara aku ga ada disampingmu terus-terusan. Apa perlu aku yang beri dia pengertian?" tanya Batz dengan sedikit nada kesal.

"Iya. Aku cuma cinta sama kamu, itu ga perlu kamu ragukan. Soal anak itu, aku masih bisa tangani kok. Udah yaa, masa pagi kita diisi sama bad mood mu sih?" Nae menoleh dan mencium bibir Batz.
"Untukku, lebih baik selirmu kayak si Jane deh yang bermasalah sama aku, dibanding anak sialan itu" Batz selalu kesal kalau udah menyangkut tentang Carla.

"Hust.. Kamu ini, jangan ngomong kasar gitu ah. Kamu kenapa sih, sayang? Dia ngechat aku ya?" tanya Nae yang masih asik memasak nasi goreng sementara tangan Batz sudah bergerilya di dada Nae.

Selama tidur bersama, Batz dan Nae hanya menggunakan bra dan hotpants. Batz yang meminta agar mereka tidak menggunakan kaus, biar lebih leluasa, dan Nae menyetujuinya. Jadi inilah pandangan tiap pagi mereka. Tubuh putih mulus yang hanya berbalut bra dan hotpants.

"Bukan sekali, sayang, dia menyusahkanmu. Kamu ingat saat kita masih kuliah? Kamu masuk rumah sakit berapa kali karna ulahnya? Belum lagi saat kamu harus berurusan dengan polisi. Tapi anak itu ga ada kapoknya buat nyusahin kamu. Dan kamu masih aja simpati sama dia. Iya. Dia chat kamu, mau kesini" Batz kesal namun masih meremas dada Nae.
"Emh.. Kamu kesal tapi tangannya tetep maen ya. Nakal" ucap Nae mencium pipi Batz.

Batz menatap Nae dengan wajah kesalnya. Saat hendak menurunkan tangannya, Nae memegang tangan Batz dan menaruhnya kembali di dadanya. Batz kembali meremas dada Nae dan dibalas senyuman oleh Nae.

"Dia baru kehilangan kakaknya. Aku janji ga akan ngasi harapan ke dia. Oh, itu. Iya, dia mau ngasih fd ku yang dua hari lalu ia pinjam. Sekalian pinjem novel katanya. Kamu mandi dulu ya, udah mau selesai nih masakannya" ucap Nae mencium bibir Batz.

"Aku mau kamu dulu baru mandi" ucap Batz mencium leher Nae.
"Baiklah. Tunggu di kasur ya. Aku taruh di piring dulu" ucap Nae dan dibalas ciuman pipi oleh Batz.

Batz menunggu Nae di kasur sambil memainkan hp Nae.

Tak lama kemudian, Nae masuk ke kamar dan langsung menaiki tubuh Batz.
"Kamu mau apa?" tanya Nae dan mengikat asal rambutnya. Lalu nAe mengecup leher Batz dan memberi tanda disana. Kemudian Batz duduk, sehingga membuat Nae berada di pangkuannya.

Batz mengusap punggung Nae dan membalikkan keadaan Nae hingga Batz saat ini berada di atas tubuh Nae. Nae melingkarkan tangannya di leher Batz. Batz tersenyum dan mulai mencium bibir Nae.

Locked AwayWhere stories live. Discover now