Mamba

1.1K 54 10
                                    

Keesokan harinya, mereka semua berangkat menuju rumah Mike.

"Yakin kita bisa ngajak ngomong Mike?" tanya Darin tidak percaya diri.

"Kita ga akan pernah tau kalau belum mencoba" ucap Batz dan diikuti anggukan oleh yang lain.

Sesampainya di rumah Mike.

"Shit! Ada Golf" ucap Peter begitu melihat rumah Mike. "Itu mobil Golf??" tanya Darin kepada Peter.

"Iya. Itu mobil Golf. Kenapa?" tanya Peter menatap Darin. "Itu mobil yang nabrak gw" jawab Darin menatap Aom.

"Mereka pasti berdua pas nabrak lo" ucap Peter dan dijawab anggukan oleh Belle.

"Yaudah. Kita masuk" ucap Batz menghela napas. Nae menahan pergelangan tangan Batz. "Gpp. Kita bersama" ucap Batz menenangkan Nae. Nae menghela napas dan mengikuti langkah Batz serta yang lainnya.

Begitu mereka sampai di depan gerbang, Mike langsung membuka pintu rumahnya.

"Wah.. Tamu istimewa dateng semua. Dan.. Waw! Kakakku tersayang sepertinya lupa dimana posisi keluarga. Dan.. Hay sepupu tercinta, masih jadi boneka kakak gw? Kalian terlalu berani" ucap Mike mendekati Peter.

"Jangan buat ulah. Kita selesaikan di dalam" ucap Peter dingin. "Baiklah kakakku tersayang. Mari" ucap Mike menyeringai ke arah semuanya dan berjalan terlebih dahulu.

Sesampainya di ruang tamu.
"Kalian mau minum apa?" tanya Mike. "Ga usah, Mike. Kita harus segera selesaikan ini. Apa maumu?" tanya Peter menatap mata Mike.

"Waw! Santai, kak. Tapi gw rasa, sang jenius tau deh kenapa masalahnya. Bukan begitu, Phichyaphakh Batz?" Ucap Mike menatap Batz remeh.

"Kenapa?" Tanya Batz membuka suara.

"Seperti yang lo tau, Batz. Gw mencintai sahabat lo itu. Tapi dia ga juga berpaling dari nih anak" ucap Mike menatap Darin. "Tapi, Mike.." Aom ingin mencela.

"Ya..ya..ya.. Gw tau. Cinta ga bisa dipaksa. Terserah! Dan.. Gw ga suka sama persahabatan kalian! Kenapa bisa? Gw ga suka! Gw ga punya temen-temen yang tulus berteman dengan gw! Gw benci itu! Gw benci!" Teriak Mike menatap semuanya.

"Mike.. Kan gw pernah bilang kalau kita bisa jadi temen. Kenapa?" Tanya Aom menatap Mike.

"Ga bisa, sayang. Tiap aku deket kamu. Rasaku selalu ingin memilikimu. Hah.. Aku sangat payah" ucap Mike menunduk.

"Hihihihi.. Kamu memang payah adikku. Hihihihi" ucap Golf turun dari tangga lantai dua.

"I..itu.. Golf?" Tanya Nae terbata. "Iya. Dia Golf" jawab Peter.

"Hentikan tawamu, Golf!" Teriak Mike. "Hihihihihi tidak bisa, Mike. Hihihihi.. Wah.. Ada gebetanmu, Mike. Hihihihihi sama pacarnya. Hihihihihi" ucap Golf menatap tajam ke arah Aom.

"Aku takut" ucap Aom menyembunyikan dirinya ke belakang Darin.

"Hentikan, Golf! Lo nakutin dia!" Teriak Mike lagi. "Hihihihi kamu bodoh, Mike. Aku tahu kamu jahat. Hihihihi tapi kamu payah saat ada dia hihihihi"

"Terserah! Masuk kamar!" Lagi, Mike meneriaki Golf.

"GA USAH TERIAK-TERIAK KE GW! GW KAKAK LO, BANCI!" teriak Golf menggelegar di seluruh penjuru rumah.

Seketika saja nyali Mike menciut karena teriakan Golf.

"Golf.. Tenangkan dirimu" ucap Peter yang sudah berada di samping Golf dan mengelus punggungnya.

"Dia, banci, Pete. Hihihihi dia cuma berani saat aku lemah. Hihihihi dan dia selalu lemah saat ada gebetannya hihihihi" ucap Golf tanpa emosi.

"Iya. Hampir seluruh orang selalu lemah di depan orang yang dia cintai, Golf" ucap Peter berusaha berbicara pada Golf.

Locked AwayWhere stories live. Discover now