That's the Fact

1.1K 65 3
                                    

Pukul 1 pm.
BatzNewty berpamitan untuk menjenguk Rabel di kantor polisi sedangkan AomNae masih di ruangan Darin.

Sesampainya di kantor polisi.
"Hai, mbel" ucap Batz berbasa-basi.
"Ada apa, mpret?" Tanya Rabel tanpa menjawab sapaan Batz.
"Hun.." Ucap Newty memeluk Rabel dan menangis di pundak Rabel.
"Kenapa, mpret?" Rabel menatap Batz tajam.
"Darin... Kecelakaan. Sekarang, dia koma. AomNae di rumah sakit. Mereka titip salam buat lo" ucap Batz balik menatap Rabel.

"Are you fucking kidding me, human??" Rabel setengah berteriak. Dia mengepal tangannya, terlihat sekali wajahnya memerah menaham emosi.
"That's the fact" ucap Batz menghela napas.

Newty mengeratkan pelukannya le tubuh Rabel. Tangannya mengusap lembut rambut di belakang kepala Rabel. Rabel menghela napas.
"Kronologisnya?" Tanya Rabel dengan napas sedikit teratur.

Batz menceritakan segalanya. Rabel mendengarkan dengan seksama. Tangannya mengelus punggung Newty dan sesekali mencium pucuk kepala Newty.

Usai Batz bercerita.
"Mpret.." Rabel menatap dalam Batz. Batz mengangguk. Mereka saling mengerti meski hanya lewat tatapan mata.
"Kenapa, hun?" Tanya Newty heran melihat kekasih dan sahabatnya hanya diam.
"Aku sepemikiran sama Batz" ucap Rabel mencium kening Newty. Newty hanya tersenyum. Ia tahu, Batz dan Rabel sudah biasa seperti itu.

"Lo jaga kesehatan aja. Gw akan terus ngasi tau lo perkembangannya" ucap Batz menepuk pundak Rabel.
"Hun.. Aku mau ngomong sama Batz berdua boleh?" Tanya Rabel dan dijawab anggukan oleh Newty.

Newty keluar dan memberikan ruang untuk Rabel dan Batz.
"Menurut lo?" Tanya Rabel langsung ke intinya.
"Belum jelas. Semua yang berurusan sama kita, punya motif. Tapi belum bisa, masih rapih" ucap Batz.
"Lo juga, mpret" Rabel menepuk Batz.
"Menurut lo?" Tanya Batz menghela napas.
"Ga keduga. Ga kepikir. Waspada aja. Dari semua sisi. Ada pola acak?" Tanya Rabel dan dijawab gelengan dari Batz.

Batz dan Rabel menghela napas.
"Hati-hati. Terus kabari gw. Jaga yang tersisa. Gw mau ketemu Newty. Waktu jenguk hampir abis" ucap Rabel dan dijawab anggukan oleh Batz.

Batz memanggil Newty. Newty masuk sedangkan Batz menunggu di luar. Batz membeli rokok dan mulai menghisapnya.

Di dalam.
"Hun.. Aku mohon, jaga dirimu. Meski ada Batz, dia ngejaga tiga orang termasuk kamu. Belum bisnisnya. Dia butuh kalian untuk bertahan. Kalian berempat harus kuat. Kabari aku apapun yang terjadi. Aku mencintaimu" Rabel mencium Newty usai menyelesaikan kalimatnya.
Newty membalas ciuman Rabel.

Rabel melepas ciuman mereka, Newty mengusap bibir Rabel. Lalu Rabel menciun kening Newty lama.
"Kamu jaga kesehatan. Terus berdoa. Aku pulang dulu. Aku mencintaimu" ucap Newty dan mencium kilat bibir Rabel. Rabel tersenyum dan membelai rambut Newty.

Usai menjenguk, BatzNewty kembali ke runah sakit.

Sesampainya di ruangan Darin, BatzNewty tersenyum melihat AomNae yang sedang tidur berpelukan.

"Mpret, gw ngantuk" ucap Newty sambil menguap.
"Tidurlah. Aku belum ngantuk" ucap Batz dan dijawab anggukan oleh Newty.

Newty duduk di samping Nae. Dengan tangannya memeluk tas yang ada di atas pahanya dan mulai memejamkan matanya.

Batz menghela napas.
Tidak lama kemudian, hp Batz bergetar. Batz memang mengubah profile hp nya menjadi hanya getar. Panggilan telpon.

*Davikah*

Batz menggeser ke tombol berwarna hijau.
"Halo, Dav" sapa Batz.
"Gimana keadaan Darin?" Tanya Davikah dari sebrang.
"Tau darimana?" Tanya Batz heran. Batz masih betah memandangi Nae yang sedang terlelap tidur.
"Aku ke kantor, kamu ga dateng, kata asistenmu, Darin kecelakaan. Aku mau jenguk, gatau tempatnya. Boleh aku kesana?" Tanya Davikah dengan nada memaksa.

"Lagi rame. Mamah Papah Aom mau datang. Lain kali aja. Darin koma" ucao Batz terus menerus menghela napas.
"Astagaaa.. Aku turut berduka. Kamu yang kuat ya. Aku akan selalu ada, kalau kamu membutuhkanku" Davikah berbicara tulus.
"Iya. Makasih, ya" ucap Batz tersenyum menatap Nae yang sedikit bergerak.
"Nae mana?"
"Sedang tidur di depanku" ucap Batz masih tersenyum.
"Oh.. Yaudah. Hubungi aku kapanpun, Batz. Jangan sungkan"
"Iya. Makasih" ucap Batz dan dijawab deheman oleh Davikah. Davikah lalu memutuskan sambungannya.

Nae membuka matanya, Batz berada di sofa di depannya, Batz tersenyum dan dibalas senyuman oleh Nae.

Nae melepas pelukan Aom secara perlahan agar Aom tidak bangun. Lalu Nae berdiri dan menghampiri Batz.

"Dari siapa, b?" Tanya Nae duduk dipangkuan Batz, mengalungkan tangannya di leher Batz dan mencium pipi Batz. Batz merangkul pinggang Nae dan memeluknya.
"Davikah. Dia ke kantor, asistenku bilang kalo Darin kecelakaan. Dia nanyain keadaan Darin" ucap Batz mencium bibir Nae.

Nae membalas ciuman Batz dan menekan tengkuk Batz agar lebih memperdalam ciuman mereka.

Kemudian Nae melepas ciuman mereka dan mencium kening Batz.
"Kamu jangan mikir sendirian. Kita atasi semuanya bersama. Aku selalu menggenggam tanganmu" ucap Nae mengelus pipi Batz.

Batz memeluk Nae erat. Batz menaruh wajahnya dipundak Nae, diantara dada dan leher Nae.
"Lepaskan, sayang. Kita hadapi semuanya bersama ya" Batz menangis di pelukan Nae. Ia menggigit baju Nae agar tidak terdengar isaknya. Badannya bergetar hebat. Nae mengelus rambut dan punggung Batz, juga mencium kepala Batz sesekali.

Setelah agak tenang, Batz melepas gigitannya pada baju Nae. Ia memundurkan wajahnya. Nae menghapus air mata Batz dengan ibu jarinya lalu mencium bibir Batz.

Batz membalas ciuman Nae dan tangannya mengusap dada Nae.

Cukup lama hingga akhirnya Nae melepas ciuman mereka.
"Makasih, sayang" ucap Batz mencium kilat bibir Nae.
"Berjanjilah, kita menyelesaikan semuanya bersama. Kita saling berpegangan. Sungguh, aku sangat mencintaimu" ucap Nae mencium kedua kelopak mata Nae.
"Iya, sayang. Aku sangat teramat mencintaimu. Don't leave me alone" ucap Batz mengeratkan pelukannya.

"Never.. Ever" ucap Nae dan kembali mencium Batz. Mereka terus berciuman dan saling mengelus.

Lalu Nae melepas ciumannya dan duduk di depan Batz. Batz memeluk Nae dari belakang dan memegang dagu Nae untuk menghadapnya.

Mereka kembali berciuman dengan tangan Batz mengusap lembut perut Nae dan Nae mengusap tangan Batz.

Locked AwayWhere stories live. Discover now