That's Cute

1.5K 78 20
                                    

Sesampainya di kantor, AomNae masuk ke ruangan Nae.
"Mana desain yang lo pilih?" tanya Nae menghidupkan laptopnya.
"Nih..." ucap Aom memberikan fd ke Nae.

Selama satu jam mereka membahas desain bersama.
"Gw mau buat kopi. Mau apa lo?" tanya Aom yang sudah berjalan ke arah pintu.
"Kopi juga. Keripik boleh deh" jawab Nae yang masih asik dengan laptopnya.

Tak lama berselang, Aom menelpon Nae.
"Kenapa?" tanya Nae sebelum Aom menyapa.
"Keluar. Ada brondong lo tuh di depan" jawab Aom malas.
"Lo dimana?" tanya Nae dengan nada super malas.
"Pantry"
"Gw kesana" Nae langsung memutuskan sambungan telponnya.

Carla masih di ruang tunggu depan resepsionis. Sementara Nae beranjak ke pantry.
"Daritadi?" tanya Nae mengambil kopi yang diberi oleh Aom.
"Pas gw mau keluar, gw liat dia dari belakang. Gatau dari kapan" jawab Aom menyeruput kopinya.

"Ngapain lagi sih tuh bocah?" tanya Aom kesal.
"Gatau gw. Dia ga ngehubungin gw. Lo temenin gw ya" ajak Nae yang dibalas anggukan oleh Aom.

"Siang kak Nae, kak Aom" ucap Carla manis begitu melihat Aom dan Nae menghampirinya.
"Siang.." jawab Nae yang langsung dipotong oleh Aom.
"Ngapain lo kesini?" tanya Aom dengan wajah datarnya.
"Aku mau balikin novel, sekalian nyari baju" ucap Carla masih dengan senyum mengembang.
"Baju buat apa?" tanya Aom ketus. Nae hanya diam membiarkan Aom bertanya.
"Buat maen aja sih kak. Kakak minum kopi apa?" tanya Carla melihat Aom dan Nae yang sedang memegang gelas kopi.

"Ga penting. Lo dianter temen gw ya nyari bajunya. Gw masih ada urusan sama Nae" ucap Aom menatap Carla.
"Yah.. Aku kan mau minta pendapat kakak-kakak. Aku nunggu kakak selesai urusan aja ya. Nunggunya dimana?" tanya Carla dengan tetap tersenyum.

Aom menatap Nae, Nae mengangkat bahunya menandakan ia mengikuti apapun keputusan Aom.

"Oke. Kita ke ruangan Nae. Gw masih ada urusan sama Nae disana. Lo bisa nunggu di sofanya" Aom menatap Carla yang dibalas senyuman dan anggukan oleh Carla.
Nae menatap Aom meminta penjelasan, Aom tersenyum, Nae menghela napas.

Mereka bertiga menuju ruangan Nae.
"Wah.. Nyaman banget ruangannya" ucap Carla.
"Ruangannya apa pemilik ruangannya yang buat lo nyaman?" Aom menutup pintu setelah Nae masuk.
Carla hanya tersenyum paksa mendengar pertanyaan Aom.

Lalu Nae mulai duduk di kursinya dan Aom duduk di bagian tangan kursi Nae.
"Santai aja ya. Kami masih ada urusan. Minumnya ambil sendiri aja" ucap Nae ramah dan Carla mendapat tatapan tidak suka dari Aom.

AomNae kembali membahas desain mereka. Mereka juga meminum kopi dan seperti tidak menghiraukan ada Carla disana.

Tapi, baik Aom maupun Nae, mereka tahu kalau dari awal, Carla selalu mencuri pandang ke arah Nae. Bahkan tidak jarang ia tersenyum dan wajahnya memerah.

Satu jam berlalu. Aom yang kesal, memutar otak mencari cara untuk memberi peringatan.
"Nae.. Bisa tolong ambilin bahan yang ini ga? Di ruangan gw kayaknya. Sama minta file ke Dave rekapan penjualan bulan ini. Gw masih harus edit yang ini. Kentang" Aom menatap Nae dalam dan mengedipkan matanya. Nae mengangguk dan berjalan ke pintu.
"Kamu disini aja ya. Kakak cuma bentar" ucap Nae menatap Carla.
"Iya, kak" jawab Carla tersenyum.

Saat Nae keluar ruangan.
"Apa maksud lo kesini?" tanya Aom datar.
"Kan tadi aku udah bilang, kak" jawab Carla tersenyum.
"Gw ga sebodoh itu ya. Lo pikir gw gatau lo daritadi merhatiin Nae sambil senyum-senyum. Muka lo juga merah. Lo ga bisa nyari pacar yang sepantar sama lo? Lo punya akun sosmed kan? Lo bisa cari disana, para laki atau wanita jomblo. Pake google tah kalo masih susah. Jangan jadi parasit di hubungan orang. Nae sama Batz itu mau nikah" Aom menatap Carla dengan tatapan amarah.

"Nikah? Kapan? Kok kak Nae ga bilang?" tanya Carla kaget. Aom tersenyum sinis.
"Ya lo siapa sampe Nae harus ngasih tau? Satu minggu abis kami wisuda. Lo yakin mau bersaing sama Batz? Mending mundur sebelum lo tambah sakit ati" ucap Aom dengan senyum mengejek.

Carla menangis dan terus menggelengkan kepalanya tidak percaya. Tidak lama kemudian, Nae masuk dan kaget melihat Carla yang menangis.

"Carla, kamu kenapa?" tanya Nae menatap Aom. Aom hanya tersenyum dan kembali berkutat dengan laptopnya.
"Kakak mau nikah?" tanya Carla sambil menangis.

"Aom.. Astagaaa mereka ini benar-benar ya. Pikirannya ga bisa ketebak" batin Nae.

"Iya" jawab Nae menatap Aom yang sedang tersenyum.
"Kok kakak ga bilang?" tanya Carla.
"Lo ga jelas dengan omongan gw tadi?" tanya Aom yang langsung mendapat tatapan tajam dari Nae.

"Aku ga ada kesempatan ya, kak?" tanya Carla menatap Nae.
"Lo ga pernah ada kesempatan. Sekalipun itu dalam mimpi lo" ucap Batz yang sudah masuk ke ruangan Nae.

"Sayang..." ucap Nae langsung berdiri dan memeluk Batz.
Batz membalas pelukan Nae dan mencium bibir Nae.
"Hai, Aom. Darin masih bimbingan. Ntar nyusul" ucap Batz menatap Aom dan dibalas anggukan oleh Aom.

"Gimana berkasnya?" tanya Nae dan mengajak Batz duduk.
"Beres. Kami sidang seminggu setelah kalian" ucap Batz mengelus pipi Nae.

"Yeaayy.. Kamu memang yang terbaik, sayang" ucap Nae mencium pipi Batz. Batz tersenyum dan mengusap bibir Nae lalu mencium bibir Nae.

Nae lupa kalau disana masih ada Carla. Mereka asik berciuman. Carla menunduk menaham isak tangisnya. Aom menatap Carla dengan senyum mengejek, Carla membalas tatapan Aom sambil terus menghapus air matanya.

Batz melepas ciumannya dan mengusap bibir Nae lalu menciumnya kilat.

Nae meluruskan duduknya.
"Carla..." Nae kaget melihat Carla yang masih menangis. Nae benar-benar lupa masih ada Carla diruangannya.

Nae menatap Aom dan Batz bergantian kemudian mendekatkan tubuhnya ke tubuh Carla.

"Kamu jadi liat bajunya?" tanya Nae berusaha mencairkan suasana. Batz sudah memainkan hp nya sedangkan Aom masih berkutat dengan laptopnya.

"Gak, kak. Aku mau pulang aja. Makasi banyak, kak, kejutannya" ucap Carla menatap Nae, Aom dan juga Batz.
"Maaf" ucap Nae.
"Do you think that i care? Awww.. that's cute" ucap Batz mengejek. Aom tersenyum dan saling adu tatap dengan Batz.

"Sayang..." ucap Nae menggenggam tangan Batz.
"Pulanglah" ucap Batz datar.

"Aku pamit pulang, kak" ucap Carla yang dibalas anggukan oleh Nae. Sedangkan Aom dan Batz acuh.

Setelah Carla ke luar dari ruangan Nae. Nae menatap Batz dan Aom bergantian.
"Ga ada yang perlu dijelasin, nyet. Udah jelas. Sangat jelas. Dia ga bisa dialusin" ucap Aom menjawab tatapan Nae.
"See? Bukan hanya aku" jawab Batz.

Nae menghela napas, ia memeluk Batz dan menyandarkan kepalanya di dada Batz.
"Aku lelah" ucap Nae.
Batz mencium pucuk kepala Nae dan mengusap rambutnya.
"Tidurlah. Kita nunggu Darin juga" ucap Batz menyamankan duduknya.

Nae mengangguk dan mulai memejamkan matanya. Sementara Aom dan Batz saling lirik dan tersenyum.

Locked AwayWhere stories live. Discover now