Arsenik

1.6K 69 14
                                    

Saat BatzNae sedang menonton tv.
*song miss independent*
"Hp mu, by" ucap Batz memberitahu Nae.
"Hp mu mana?" tanya Nae.
"Lagi di cas. Mati. Hehehe" jawab Batz terkekeh.

*Aom*
"Ya, cong?" jawab Nae begitu mengangkat telponnya.
"Ke rumah sakit *** sekarang" ucap Aom dari sebrang sana dan langsung memutuskan sambungannya.

"Sayang, kita ke rumah sakit *** sekarang" ucap Nae yang dijawab anggukan oleh Batz.

Saat sampai di rumah sakit.
"Kenapa?" Nae menepuk pundak Aom
"Racun" jawab Aom langsung memeluk Nae.
"Darin mana?" tanya Batz mengusap rambut Aom.
"Di kantor polisi" jawab Aom menangis di pelukan Nae.
"Siapa?" tanya Batz lagi.
"Air" jawab Aom makin mengeratkan pelukannya.

BatzNae saling pandang dalam diam. Tak lama, dokter keluar dari ruang UGD.

"Bagaimana, Jeab?" tanya Batz karena Aom masih dipelukan Nae.
"Arsenik. Untung Aom cepet bawa kesini. Telat sedikit, fatal. Gimana Darin?" tanya dr. Jeab ke Batz.

Jeab merupakan teman SMA mereka dan sekarang menjadi dokter pribadi mereka dan keluarga.

"Masih di kantor polisi. Kok bisa arsenik??" tanya Batz heran. Mengingat arsenik bukanlah barang yang mudah didapat.
"Itu dia. Ditaruh dimakanan. Pasti ngincer Aom. Dan sayangnya, Air yang memakannya. Sekarang, Air akan dibawa ke ruang rawat, kalian bisa menemuinya. Nanti aku nyusul. Mau ada operasi abis ini" jawab Jeab dengan menepuk pundak Batz.
"Oke. Thanks ya, Jeab. Sukses operasinya" Batz  balik menepuk pundak Jeab dan dibalas anggukan oleh Jeab.

Tak lama kemudian, Rabel datang bersama Newty.
"Siapa?" tanya Rabel menatap Batz.
"Air. Racun arsenik. Darin di kantor polisi" jawab Batz menatap Rabel dan Newty.
"Fucking crazy!" umpat Rabel. Newty langsung memeluk Rabel yang sudah emosi.

Diantara mereka berenam, Rabel lah yang paling emosian. Batz dan Darin juga emosian, namun masih bisa terkontrol. Rabel dan Darin anarkis, Batz lebih bermain kata. Sementara Nae, Aom, Newty merupakan pemadam api mereka.

"Kita udah bisa ke ruang rawat belum, sayang?" tanya Nae yang masih memeluk Aom.
"Iya, sayang. Yuk kita kesana" jawab Batz mengajak semuanya.

-udah masuk ruang rawat ***- Mpret
-ok. Gw bentar lagi kesana- Nyong

Saat sampai di ruang rawat, Air masih belum sadar. Aom memegang satu tangan Air yang tidak terinfus. Dengan tangan satunya masih merangkul pinggang Nae. Batz, Rabel, Newty sudah duduk di kursi belakang AomNae.

Tak lama kemudian, Darin masuk dan langsung duduk di samping Batz. Darin menghela napas. Batz menarik Darin ke dalam pelukannya.

"Aom membutuhkanmu. Dia pasti sangat terkejut" ucap Batz mengusap punggung Darin dan dibalas anggukan oleh Darin.

Darin berdiri dan memegang pundak Nae. Nae tersenyum dan melepas pelukannya. Aom menatap Darin dan memghamburkan tubuhnya ke tubuh Darin.

Darin memeluk erat tubuh Aom, mengusap punggungnya dan mencium pucuk rambut Aom. Lalu mengajak Aom duduk bersama para sahabatnya.

"Apa kata Jeab?" tanya Darin menatap semuanya.
"Arsenik" jawab Batz dan menatap Darin meminta penjelasan.
"Bukan orang luar. Cuma belum tau siapa. Motifnya jelas, itu makanan Aom, dia emang ngerencanain buat ngeracunin Aom. Entah apa motif jelasnya. Polisi bakal terus nyelidikin sampe tuntas. Gimana, yang, kejadiannya?" tanya Darin menatap Aom.

"Abis lo balik, gw duduk nunggu buat pemotretan. Disana udah ada Air sama Tao. Trus, gw minta pak Joko nganterin kue sama kopi buat gw. Pas makanan dateng, gw minum tuh kopi. Air minta kuenya karna dia laper. Kemaren makannya sore dan ga makan lagi. Ya gw kasih, karna gw pikir nti bisa minta lagi, yang penting gw butuh kopi. Ga lama, Air pingsan dan keluar busa dari mulutnya. Tao dan gw langsung kesini. Ga pake manggil para kru. Terus gw nelpon lo, yang. Sementara Tao balik ke lokasi buat ngabarin yang laen setelah Air sudah ditangani Jeab. Pas Darin dateng, gw masih di depan UGD nunggu Air. Terus Tao nelpon Darin untuk ke kantor polisi. Jadilah Tao dan Darin ke kantor polisi dan gw nunggu Air sampe akhirnya BatzNae dateng. Tadi kata Jeab, keracunan arsenik. Untungnya langsung dibawa kesini, telat sedikit, bisa fatal. Sekarang ya ini keadaannya" Aom menjelaskan dengan terus memeluk Darin.

"Lo ada nama?" tanya Newty menatap Aom. Aom menggeleng.
"Lo?" Rabel kali ini menatap Darin. Darin ikut menggeleng.

Lalu semua diam. Batz menarik Nae ke dalam pelukannya. Nae dan Newty menggenggam tangan Aom.

"Kita selalu disini, cong. Lo tau itu" ucap Batz yang dijawab anggukan oleh semuanya. Aom juga ikut mengangguk mengiyakan.

Lalu Air membuka matanya. Mereka semua langsung berdiri mengelilingi Air. Air menatap satu-satu para sahabatnya dan tersenyum.

Air merupakan anak dari Bi Imah. Bi Imah merupakan orang yang sudah mengabdi kepada keluarga Aom sejak Mamah Papah Aom menikah. Aom sering bermain dengan Air. Saat Aom menjadi artis, Air diangkat menjadi asisten Aom. Air juga akrab dengan Batz, Nae, Darin, Newty, dan Rabel. Aom sendiri sudah menganggap Air sebagai adiknya, mengingat umur Air yang hanya beda satu tahun lebih tua dengan Alice, adik kandung Aom.

"Sudah, Aom, aku baik-baik saja kan? Jangan menangis lagi. Ini bukan salahmu. Apa kata Jeab?" tanya Air seolah tidak terjadi apapun.
"Lo keracunan arsenik" jawab Rabel.
"Damn! Arsenik kayu itu? Gila tuh orang. Terus gimana? Ketemu?" tanya Air menatap semuanya.
"Belum. Masih diselidiki" jawab Darin.
"Untung langsung dibawa ya, kalo ga pasti fatal. Tao mana?" tanya Air menatap Aom.
"Sorry gw baru dateng. Kangen ya sama gw?" tanya Tao yang baru datang dan tersenyum menatap semuanya.

"Pede parah lo. Darimana?" tanya Air.
"Kantor polisi. Arsenik. Dalam jumlah ga banyak sih, di taro di roti. Kemungkinan orang dalem, tapi dia disuruh. Soalnya susah buat dapet arsenik. Sekarang masih diselidiki. Gimana keadaan lo?" tanya Tao.
"Membaik. Untung kalian cepet bawa gw kesini. Thanks yaa" ucap Air dan mengusap punggung tangan Aom.

"Jangan kaya tadi lagi. Gw hampir ga bisa napas liat lo begitu. Maafin gw" ucap Aom menatap Air.
"Bukan salah lo. Berenti minta maaf. Justru gw yang minta maaf udah buat lo sekhawatir itu. Udah ah jangan nangis lagi. Meski lo tetep cantik meski nangis, tapi gw ga suka liatnya" ucap Air menghapus air mata Aom.

Aom mengangguk dan memeluk Air.

"Udah. Yang pasti kita akan tuntut ini sampe tuntas. Dan kita semua akan bantu lo. Kalo kali ini dia gagal, pasti dia akan terus usaha nyelakain Aom kedepannya. Kita semua harus waspada. Lo juga, Aom. Mulai sekarang. Bawa makanan dari rumah. Profesi lo rentan banget banyak yang ga suka, apalagi nginget keadaan lo sekarang yang makin bersinar. Lo harus hati-hati" ucap Batz merangkul Aom.

"Bener tuh. Kita semua. Soalnya, ga menutup kemungkinan, kita bakal kena efeknya. Dan lo harus terbuka atas semuanya, jadi gampang buat kita ngadepinnya" ucap Rabel menambahi.

"Kita harus saling ngejaga. Kita semua" ucap Nae dan dijawab anggukan oleh semuanya.

Locked AwayWhere stories live. Discover now