Peter

1.2K 57 3
                                    

"Lo yakin disini?" tanya Rabel ke Batz begitu mereka sampai di sebuah coutage klasik di pinggir pantai. "Dari info yang gw dapet sih gitu, Peter frustasi karena Newty ga berpaling juga dari lo, makanya dia nyadi ketenangan disini" ucap Batz menjelaskan.

"Jadi, nanti ge sendiri aja, mpret?" tanya Newty menatap ke arah Batz dan Rabel. Batz mengangguk. "Gpp, sayang. Kamu tenang aja. Dia ga akan berani macam-macam sama kamu. Kami juga ga akan jauh dari kamu" ucap Rabel menenangkan kekasihnya.

"Baiklah. Gw kesana dulu" ucap Newty keluar dari mobil dan berjalan menuju pantai karena ia melihat tubuh yang tidak asing sedang duduk di pinggir pantai.

"Peter" panggil Newty begitu ia berada di belakang Peter. Peter menoleh dan mendapati gadis yang dicintainya berada di sini. Di belakangnya.

Newty duduk di samping Peter dan menatap laut, biru tanpa batas pandang.

"Kok bisa?" tanya Peter menatap Newty dari samping. "Bukan hal sulit untuk nyari info tentang kamu" jawab Newty tanpa memandang Peter.

Peter tersenyum tanpa melepas pandangannya dari Newty.

"Aku tahu semuanya" ucap Newty kali ini menatap Peter. "Maksudmu?" Peter sedikit terkejut dengan ucapan Newty.

"Soal Rabel dan keterlibatanmu" ucap Newty dengan guratan emosi di tiap katanya.

"Ty.. A..aku..b..bi..sa..je..lasin.." ucap Peter tergagap mendapat tatapan tajam dari Newty. "Jelaskan" ucap Newty datar.

"Aku mencintaimu. Aku tidak rela melepasmu dengan Rabel. Aku hanya ingin menjauhi Rabel denganmu. Aku berharap dengan Rabel di penjara, aku bisa mengisi kekosongan itu. Tapi nyatanya aku salah. Cintamu padanya sudah sangat dalam. Bahkan aku beberapa kali melihatmu menangisi keadaannya. Aku sakit melihatmu menangis, terlebih lagi dia sebagai alasannya. Aku tidak membebaskannya sebagai luapan emosiku karena semua yang aku lakukan tidak berhasil. Maafkan aku. Aku akan membebaskannya" ucap Peter menatap dalam mata Newty.

"Ga usah, Batz sudah menjamin Rabel. Dia sudah bebas sekarang" ucap Newty datar. "Maafkan aku. Aku telah digelapkan oleh emosi. Kamu boleh melakukan apapun terhadapku. Aku memang bodoh. Bahkan aku sudah tidak berani berhadapan denganmu karena kebodohanku" ucap Peter menunduk meratapi kebodohannya.

"Aku memaafkanmu. Justru aku yang meminta maaf karena tidak bisa membalas cintamu. Kamu tahu kan kalau cinta tidak bisa dipaksakan?" tanya Newty dan dijawab anggukan oleh Peter.

"Ya itu. Aku sudah sangat mencintai Rabel. Maafkan aku" ucap Newty menatap dalam mata Peter. "Ga. Itu bukan salahmu. Aku yang mencintaimu. Biarlah itu jadi urusanku" ucap Peter menghela napasnya berat.

"Boleb aku meminta sesuatu? Tadi kamu bilang aku boleh melakukan apapun padamu kan?" tanya Newty. Lagi, Peter menghela napas berat. "Iya. Ada apa?" tanya Peter kembali melihat laut.

"Jadilah sahabatku" ucap Newty menatap Peter.

Peter mengalihkan pandangannya dari laut ke arah Newty seakan tidak percaya dengan ucapan Newty.

"Jangan bercanda. Ga lucu" ucap Peter seolah mengejek. "Itu tidak bercanda" jawab Newty dan tersenyum manis.

"Setelah apa yang aku lakukan? Kamu meminta itu?" tanya Peter masih tidak percaya. "Aku tahu kamu orang yang baik. Aku juga nyaman bersamamu. Ada hal yang bisa membuatku membatalkan permintaanku?" tanya Newty masih tersenyum menatap Peter.

"Ta..pi"
"Kamu gamau sahabatan sama aku?" tanya Newty dan menunjukkan wajah kecewanya.
"Bukan seperti itu. Hanya saja..."
"Kalau ini tentang hatimu, aku memberikanmu waktu. Ambillah sebanyak kamu mau. Tapi ingatlah, aku ada kapanpun kamu membutuhkanku, sebagai sahabatmu" ucap Newty yakin.

"Terima kasih, Newty. Rabel begitu beruntung memilikimu" ucap Peter menatap Newty dan tersenyum. Senyum pertama yang Newty lihat hari ini.

"Sama-sama. Tapi bukan itu, Peter. Aku yang beruntung memilikinya" jawab Newty dan tersenyum membayangkan wajah Rabel.

Peter mengangguk mengerti. "Iya. Kalian sama-sama beruntung. Semoga aku juga lekas menemui penggantimu" ucap Peter kembali menatap laut.

"Aamiin.. Aku mendukungmu. Atau mau aku comblangin?" tanya Newty dengan menaikkan kedua alisnya begitu Peter menatapnya.

"Hahahaha tidak usah. Kemistrinya kurang kalo dicomblangin. Nanti aku cari aja sendiri. Bantuin aja ya pas pdkt" ucap Peter yang mulai tertawa.

"Pastinya. Oh iya.. Aku mau tanya boleh?" tanya Newty. "Apapun" jawab Peter yang sudah mendapatkan senyum dan tawanya kembali.

"Apa ini ada hubungannya dengan Mike?" tanya Newty ragu. "Mike? Ada apa dengannya?" tanya Peter heran. "Kalian sengaja menghancurkan persahabatan kami?" tanya Newty hati-hati.

"Hah?? Sumpah. Aku gatau apapun tentang itu. Aku gatau kalau Mike melakukan hal tersebut. Aku ga ada sangkut pautnya. Aku bisa menjamin itu. Demi Tuhan, aku hanya melakukan pada Rabel karena cinta butaku. Aku bahkan tidak tahu apa yang dilakukan oleh adikku. Apa yang dia lakukan?" ucap Peter menjelaskan dan bertanya heran kepada Newty.

"Bukan cuma dia. Tapi ini tentang keluargamu" ucap Newty menjelaskan. "Maksudnya? Keluargaku?" Peter makin bingung dengan ucapan Newty.

"Kalau aku cerita, apa yang akan kamu lakukan?" tanya Newty menaruh harap pada Peter.

"Kalau mereka berbuat menyakitimu dan para sahabatmu, aku akan membantu kalian untuk menghentikan perbuatannya. Anggap saja sebagai penebus salahku padamu dan Rabel" ucap Peter yakin.

"Apa aku bisa mempercayaimu?" tanya Newty seolah mempertanyakan ucapan Peter.

"Kamu bisa pegang janjiku saat ini. Aku akan melakukan apapun untuk membantumu dan sahabatmu. Aku menyesal telah menyakitimu dan tidak akan aku biarkan siapapun lagi menyakitimu termasuk jika itu kakak ataupun adikku. Tolong percaya padaku. Aku hanya ingin membantumu" ucap Peter menatap mata Newty untuk meyakinkannya.

"Baiklah. Aku percaya. Aku mengajak para sahabatku, soal masalahnya. Biar pacar dan sahabatku yang menjelaskan padamu. Bagaimana?" tanya Newty.

"Siap! Apapun perintahmu. Tapi bolehkah aku minta sesuatu darimu?" tanya Peter seperti memohon.

"Apa?"
"Boleh aku memelukmu?" tanya Peter menatap Newty penuh harap.

Newty mengangguk dan melebarkan tangannya. Peter tersenyum dan menghamburkan dirinya ke dalam pelukan Darin.

"Maafkan kesalahanku. Aku akan membantumu. Apapun itu. Sekalipun aku harus melawan kakak dan adikku. Dan kumohon.. Bantu aku melepasmu dan menjadikanmu sahabatku" ucap Peter dengan nada bergetar menahan tangis.

"Aku akan membantumu sebisaku" ucap Newty mengelus punggung Peter. "Makasih" ucap Peter melepas pelukannya. Newty mengangguk.

"Jadi, dimana sahabatmu?" tanya Peter. Newty tersenyum dan mengajak Peter berjalan menuju mobil mereka terparkir. Disana, para sahabat telah keluar dari mobil dan sedang menikmati angin pantai.

Newty dan Peter berjalan menghampiri dengan senyuman dan dibalas senyuman oleh para sahabat.

Aura persahabatan telah terasa dari senyuman mereka.

Locked AwayWhere stories live. Discover now