Fitnah

1.4K 67 3
                                    

Hari sidang AomNae.
Tiga jam berlalu.
"Selamat, sayang" Batz mengecup kening Nae. Nae menutup matanya dan memeluk pinggang Batz.

"Selamat nyet, cong" ucap Rabel Newty.

"Selamat, sayang" ucap Darin mencium kening Aom. Aom juga menutup matanya dan memeluk Darin.

"Makasih ya semua" ucap AomNae bersamaan.

Seminggu berlalu.
Hari ini merupakan sidang BatzNewty.

Seminggu selanjutnya.
DarinRabel yang terakhir sidang.

Seminggu kemudian, mereka sudah sibuk mempersiapkan pernikahan BatzNae.

"B.. Aku ada meeting sama Davikah. Kamu ngeceknya ditemenin Aom ya" ucap Batz sambil memakai bajunya.
Nae sedang memasak sarapan di apartemen Batz.
"Iya. Jangan genit-genit" ucap Nae dan bersiap mandi.
"Siap, nyonya" jawab Batz sambil mengecek email di tabletnya.

Usai sarapan, Nae diantar ke kantor oleh Batz, lalu Batz berangkat ke kantor.

Dua minggu kemudian, hari kelulusan.
Mereka berenam mengabadikan hari tersebut dengan memfoto dan membuat video. Saat malam, mereka makan malam bersama di restoran favorit mereka.

-----

Hari pernikahan

Semua berjalan lancar. Semua selir Nae dan fans Batz juga datang. Mereka memberi ucapan meski tak sedikit yang sakit hati.

"Kalau kulihat Nae tidak bahagia, aku tidak akan segan merebutnya darimu" ucap Fern berbisik pada Batz saat mereka bersalaman.
"Tidak akan terjadi" jawab Batz.

Pukul 8 pm, semua tamu sudah pulang semua.
"Kami pulang ya. Soalnya besok ada pemotretan pagi" ucap Rabel usai acara benar-benar selesai.
"Iya. Makasi ya, mbel. Hati-hati di jalan" ucap Nae dan dijawab anggukan oleh Rabel.
"Kami juga ya, besok gw shooting dari pagi" ucap Darin yang sedang merangkul Aom.
"Iya. Makasi ya, nyong. Hati-hati" ucap Nae.

Setelah para sahabat pulang, BatzNae juga pulang ke rumah. Pernikahan mereka dilangsungkan di ballroom hotel

Sesampainya di rumah Batz.
"Aku mandi duluan ya" ucap Nae dan dijawab anggukan oleh Batz. Batz mengganti bajunya dengan baju santai dan memainkan hp nya.
Saat Nae keluar dari kamar mandi, hp Batz berbunyi.

*song miss independent*
"Halo, cuk" jawab Batz
"Ke kantor polisi *** sekarang" ucap Newty dari seberang dan langsung memutuskan sambungannya.

"Newty?" tanya Nae
"Iya. Pakai jaket. Bawakan jaketku. Aku tunggu di bawah" ucap Batz mengambil tas dan kunci mobilnya.
Nae langsung memakai bajunya, mengambil tas, hp, jaketnya dan jaket Batz lalu turun dan mengunci pintu. Batz sudah menunggu di dalam mobil di depan rumahnya.

Usai Nae masuk mobil, Batz langsung menjalankan mobilnya.
"Ada apa?" tanya Nae sambil memakai jaket.
"Rabel kena kasus" ucap Batz tetap fokus. Nae menggenggam tangan Batz. Batz mencium tangan Nae dan tersenyum.

Sesampainya di kantor polisi.
"Ada apa?" tanya Batz menatap Newty yang sudah dipeluk oleh Nae.
"Rabel difitnah tapi dia ga ada bukti. Gw gatau jelasnya gimana. Dia masih emosi" ucap Newty menangis di pelukan Nae.

"Mpret, gimana?" tanya Darin yang baru datang bersama Aom.
Aom mengelus punggung Newty sedangkan Darin menatap Batz.
"Kita temuin Rabel. Kalian bertiga disini aja" ucap Batz mengelus kepala Nae. Semua mengangguk.

Nae mengajak Newty dan Aom duduk dengan Newty di antara mereka. Sementara Batz meminta ijin untuk berbicara dengan Rabel.

Polisi memberi ijin hanya setengah jam. Batz Darin menyanggupi.

"Mpret, nyong.. Tolong gw. Gw difitnah" ucap Rabel mengacak rambutnya.
"Jelasin" ucap Batz tegas.
"Abis nganter Newty, gw berniat pulang. Di jalan, gw liat ada bapak-bapak mobilnya mogok. Gw tanya, bannya kempes, ga ada dongkrak. Gw tolongin. Terus ada lima orang dateng, nodong. Gw sama bapak itu saling bantu. Preman itu maen piso, gw ambil kayu dipinggir jalan. Kami berantem, pas gw mau mukul preman, kayu itu kena belakang kepala bapak itu. Bapak itu langsung ga sadar diri. Preman pada kabur. Gw coba nyadarin tuh bapak, beliau wafat di tempat. Dan lo tau apa? Salah satu preman itu ngaku warga yang ngeliat kalo gw emang malak dan ngebunuh tuh bapak dan dia bawa dua warga sekitar. Jadilah gw tersangka setelah salah satu dari warga nelpon polisi" ucap Rabel menghela napas.

"Kok lo bisa tau preman itu jadi salah satu warga?" tanya Darin.
"Tatapan matanya dan tato cewe di bagian kanannya. Gw inget jelas. Gw dijebak. Gw difitnah. Tolong gw" ucap Rabel mengacak rambutnya frustasi.

"Lo ga ada bukti, mbel. Dan sidik jari di kayu jelas punya lo. Kami pasti percaya cerita lo. Tapi polisi percaya bukti yang ada. Dan ga ada yg bisa dukung cerita lo. Preman itu maen bersih. Jelas ini udah direncanain" ucap Batz memijat pelipisnya.
"Jadi gimana, mpret?" tanya Darin.
"Nti gw coba pake pengacara gw. Gw akan bantu semaksimal yang gw bisa. Lo jangan bikin ulah. Jaga emosi lo, jangan makin nyusahin keadaan lo. Kami pasti bantu lo. Untuk saat ini. Maaf, lo masih harus disini. Yang pasti, kita selalu ada disamping lo" ucap Batz.

"Iya, mbel. Jangan anarkis. Nti makin susah kita bantu lo. Lo harus jaga sikap. Kita semua pasti bantu lo" ucap Darin.
"Thanks ya. Gw akan usaha jaga emosi gw. Semoga kalian berhasil" ucap Rabel dan dijawab anggukan oleh Batz Darin.

"Maaf, waktunya sudah habis" ucap polisi dan langsung mengajak Rabel berdiri.
"Bentar, Pak. Saya mau titip salam" ucap Rabel dan dijawab anggukan oleh polisi tersebut.
"Makasi banyak. Salam buat yang laen. Dan tolong, gw titip Newty ya. Bilang gw gpp. Tolong bantu gw biar cepet keluar dari sini aja. Ga usah nangis. Gw ga salah" ucap Rabel menatap Batz dan Darin.
Batz Darin mengangguk mantap. Setelah itu, Rabel langsung dibawa masuk.

BatzDarin menghela napas dan kembali menemui yang lain.
"Gimana, sayang?" tanya Nae begitu melihat Batz.
"Kita semua pulang ke rumahku. Kita bicara disana" ucap Batz menatap semuanya.
"Rabel gimana?" tanya Newty masih menangis.
"Kita pake pengacara gw. Pengacara Aom juga. Tapi ga untuk malam ini. Ini udah larut. Kita mulai besok. Sekarang kita bahas ini di rumah gw. Gimana?" tanya Batz dan dijawab anggukan oleh semuanya.

Mobil mereka berjalan beriringan. AomDarin di depan. Newty di tengah. BatzNae di belakang.

Sesampainya di rumah Batz, Batz menceritakan semuanya yang tadi diceritakan oleh Rabel. Dan juga tentang rencananya menggunakan dua pengacara. Pengacaranya dan Aom. Serta ucapan dan pesan Rabel untuk semua terutama untuk Newty. Mereka semua mengangguk mengerti dan menyutujuinya.

Locked AwayWhere stories live. Discover now