Satu Bulan

1.3K 70 24
                                    

Keesokan harinya, Batz bangun terlebih dahulu. Ia tersenyum mendapati Nae tidur masih dalam pelukannya.

Batz beranjak ke kamar mandi setelah sebelumnya merapihkan selimut untuk menutupi tubuh polos Nae.

Usai mandi dan rapi, Batz membuat sarapan dan memakannya. Ia bergegas karena akan berangkat pagi ini. Saat Batz hendak pergi, Nae membuka matanya.

"Sayang.. Kamu udah bangun. Aku pergi dulu ya. Jaga kesehatanmu. Aku mencintaimu" Batz mencium kening Nae lama lalu mencium bibir Nae.

Setelah mengusap pucuk rambut Nae dan menciumnya, Batz berangkat dengan membawa koper kecilnya.

Nae menghela napas melihat kepergian Batz.
"Semoga membaik" batin Nae dan beranjak ke kamar mandi.

Sementara di rumah sakit.
"Yang.. Bangun dong. Mau sampe kapan lo tidur mulu?" Aom mengusap wajahnya frustasi sambil mengelus pipi Darin yang semakin tirus.

Mendapat sentuhan Aom, dahi Darin berkerut. Ini bukanlah yang pertama. Jadi Aom hanya bisa menghela napasnya.

***

Keesokan harinya di kantor polisi.
"Hun.. Batz mana?" Tanya Rabel saat dijenguk oleh Newty. "Dia lagi ke Bali. Urusan kerjaan. Kenapa, Hun?" Newty menggenggam tangan Rabel yang terlihat gelisah.

"Kamu tau rumah tangga mereka lagi goyah?" Tanya Rabel menatap Newty. "Iya. Berapa kali Batz cerita kalo dia bingung dengan sikap Nae".

"Nah.. Itu dia. Kamu pernah denger cerita dari Nae?" Tanya Rabel. "Pernah. Dia ngerasa Batz ga bahagia sama dia" Newty menghela napas.
"Loh kenapa?" Rabel bertanya dan mendapat gelengan kepala dari Newty. "Dia belum mau cerita. Gatau kalo sama Aom. Soalnya pas mau cerita bertiga, keburu ada dokter. Pas itu kami ada di ruangan Darin. Dan aku udah beberapa hari ga ketemu dia" lagi-lagi, Newty menghela napas.

"Aku butuh Aom. Kamu bisa ajak Aom kesini? Kita bener-bener lagi digoyang. Ga boleh pecah" Rabel menatap dalam ke mata Newty. Newty mengangguk.

Usai menjenguk Rabel, Newty melakukan shooting untuk video klipnya.

***

Keesokan harinya.

Di apartemen Nae.
"You've gotta be fucking kidding me" umpat Nae begitu melihat hp nya.

-pagi, sayang. Hari ini sibuk apa?- my baby (Nae)
-ini apa? *send pict (Batz dicium pipinya oleh seorang lelaki)*- my baby
-kami selesai kesepakatan, sebatas cium perpisahan, sayang- my baby
-kalo ini? *send pict (Batz dipeluk lelaki yang sama di club)- my baby
-itu ramean, sayang. Abis makan malam- my baby
-minum?-
-iya, sayang. Dikit kok-
-*send pict (Batz bersandar di badan lelaki tersebut)* seneng?-

*song miss independent*
*my baby (Batz)*
"Ya" jawab Nae lemah.
Nae habis menangis. Ia lekas menghapus air matanya dan mengatur suaranya agar tidak terdengar oleh Batz.

"Sayang.. Ga mungkinlah aku senang. Iya, itu kesalahanku, aku minum. Tapi aku ga ngapa-ngapain. Serius. Aku berani bersumpah. Aku cuma cinta sama kamu" Batz menjelaskan. Ia tahu, keadaan rumah tangganya sedang rentan. Saat Nae tidak lagi menyapanya dengan panggilan apapun, ia sudah cemas. Ia tidak mau kehilangan Nae. Itulah mengapa Batz langsung menghubungi Nae.

"Aku mau kita udahan" ucap Nae menahan getaran suaranya yang hendak menangis.
"Ma..maksud k..kamu?" Tanya Batz bingung.

"Aku mau kita udahan" Nae berbicara dengan nada yang dibuat datar.
"Jangan bercanda, sayang" Batz mulai mengeluarkan air matanya. Firasatnya mendekati nyata.

"Aku gak bercanda. Aku mau kita udahan" Nae masih menjaga nada datarnya.
"Kita sudah menikah. Udahan gimana? Ini ga lucu, sayang" Batz masih menahan suaranya agar tidak bergetar.

"Kita udahan. Selesai. Aku serius, bukan melucu" ucap Nae lalu menutup mulutnya karna ia menangis.
"GAK! AKU GAK MAU! GAK AKAN PERNAH MAU! KITA HARUS PERTAHANIN INI, SAYANG. AKU CUMA CINTA SAMA KAMU. AKU MOHON, SAYANG. TARIK KEMBALI KATA-KATAMU" ucap Batz dengan nada sedikit meninggi, menggebubdan bergetar.

"..."
"Sayang.. Aku mohon. Kita pikirin lagi ya. Kita ngomong baik-baik. Aku gamau kita berakhir kaya gini" Batz menahan isaknya. Nae sakit mendengar isak Batz. Namun ia merasa Batz lebih bahagia bila tanpanya.

"Kapan kita mau urusnya?" Tanya Nae menahan emosi dari tangisnya.
"Gak! Aku pulang sekarang" Batz berbicara tegas.
"Ga bisa. Cuaca buruk ga ada penerbangan" Nae menghela napasnya saat mengucapkan kalimat tersebut.

"Aku gamau kita pisah. Aku mohon. Beri aku waktu. Kita cuma butuh waktu, sayang. Aku sangat mencintaimu" Batz menangis. Batz sudah tidak bisa menahan isaknya.

"..."
"Sayang.. Aku mohon. Aku gamau. Setidaknya jangan terlalu cepat" Batz menghela napas di sela tangisnya.
"Dua minggu" ucap Nae terisak.
"Sayang.. Aku tau masih ada cinta itu" Batz kembali memohon agar Nae menarik kembali kata-katanya.
"Satu bulan" ucap Nae masih terisak.
"Sayang.. Aku mohon" Batz memelas di tengah tangisnya.

"Satu bulan. Jaga kesehatanmu. Aku mau ke kantor" Nae memutuskan sambungannya.

"FUCKING CRAZY!! GOD, YOU ARE TRULY KIDDING ME, DON'T YOU?" Teriakan Batz menggema di kamar hotelnya. Tangisnya pecah.

Tidak jauh berbeda dengan Batz, Nae juga menangis sejadi-jadinya setelah memutuskan sambungannya.
"Aku harap ada jawaban untuk kita. Aku hanya ingin kamu bahagia. Aku sangat mencintaimu" Nae berucap di sela tangisnya.

Locked AwayWhere stories live. Discover now