Lelah.. Hatinya Sangat Lelah

1.4K 72 14
                                    

Dua minggu berlalu.

"Aku besok pergi ya" ucap Batz di sela sarapannya bersama Nae.
"Ke Bali?" tanya Nae yang sedang meminum susu coklatnya.
"Iya. Kamu ajak Newty atau Aom aja, sayang, minep disini" Batz sudah selesai sarapan dan hendak mencium bibir Nae.
"Iya" ucap Nae datar dan menghindar dari ciuman Batz.

Batz diam dan hanya mencium kening Nae.

"Aku pergi dulu. Aku ke Bali dua hari. Kamu beneran ga mau aku antar ke kantor?" tany Batz yang mengelus rambut Nae.
Nae berdiri, yang sontak membuat Batz menghentikan usapannya di rambut Nae.
"Ga usah. Aku bawa mobil aja, mau keliling" Nae mengambil piring mereka dan merapihkan meja makannya.

"Nanti malam, aku mau kamu ya" Batz menatap Nae penuh cinta.
"Liat nanti ya" Nae menyibukkan diri, menghindari tatapan Batz.
"Kamu mau minep lagi? Besok aku pergi, sayang. Aku kangen kamu. Kapan coba terkahir kali kamar kita panas?" Batz bersandar di meja dan menatap kesibukan yang diperbuat Nae pagi ini.

"Aku ga minep. Cuma takutnya kita capek" ucap Nae dan kembali ke kamar mengambil tas.
"Baiklah. Aku harap bisa. Aku sangat merindukanmu" Batz hendak mencium bibir Nae namun Nae menunduk mencari hp nya.

Batz menghela napas dan mencium kepala Nae. Batz menggenggam tangan Nae posesif. Nae yang tadinya enggan, akhirnya mengalah karna genggaman Batz makin erat.

Mereka turun bersama ke parkiran. Sesampainya di parkiran, Batz mencium pipi Nae lalu berjalan ke arah mobilnya.

"Aku mencintaimu. Aku merindukanmu" ucap Batz kembali ke arah Nae dan mencium kening Nae lama.

Nae masuk ke dalam mobil, Nae menjalankan mobilnya terlebih dahulu, karena ia yakin Batz tidak akan pergi sebelum dirinya pergi.

Di mobil Batz.
"Aku sangat merindukanmu, sayang. Kamu kenapa? Aku tidak sanggup jah darimu apalagi kehilanganmu" tanpa terasa, air mata Batz jatuh di pelupuk matanya yang langsung ia hapus.
Batz menjalankan mobilnya menuju kantor dengan pikiran yang berkecamuk.

Di mobil Nae.
Sesampainya di parkiran kantornya, Nae memukul kepalanya ke stir. Nae menangis mengingat keadaan rumah tangganya. Air matanya membasahi seluruh wajahnya.
"Kenapa, sayang. Kenapa? Aku sangat mencintaimu" gumam Nae di sela tangisannya.

Batz sampai di kantornya.
Tak lama setelah ia duduk di kursinya, pegawai sekaligus teman Batz yang bernama Mean masuk ke ruangannya.

"Ada apa?" Tanya Mean setelah mendapat pesan dari Batz untuk datang ke ruangannya.
"Jadi, siapa dia?" Tanya Batz menahan air matanya.
"Dia mantan Nae. Namanya Belle. Mereka udah lama ga ketemu. Belle emang masih nyimpen rasa sama Nae. Lo udah tanya sama Nae?" Tanya Mean menatap Batz.
"Belum. Sikapnya makin hari makin ngejauh. Dia udah ga mau gw cium. Bahkan dia kaget saat gw sentuh. Dia juga jarang pulang" Batz mengusap wajahnya frustasi.
"Iya. Lo emang udah bilang kalo dia jarang pulang. Ga lo tanya?" Mean menatap Batz penuh selidik.
"Belum. Gw bingung nanyanya. Gw ga siap sama kenyataan" Batz menghela napas kasar.
"Kapan kalian terakhir 'maen'?" Mean memberi tanda kutip pada kata maen.

"Em.. Tiga.. Eh.. Lima.. No.. Seminggu yang lalu" Batz menutup wajahnya.
"Batz.. Tanya. Komunikasi itu penting. Gw ga bisa bantu banyak. Dan kita juga gatau apa yang terjadi. Gw yakin, Nae cuma cinta sama lo" Mean menepuk pundak Batz.
"Gw balik dulu. Ga enak sama pegawai laen. Inget. Tanya. Pastiin. Hp gw 24 jam" Mean berbicara lagi sebelum menutup pintu ruangan Batz dari depan. Batz makin menghela napas frustasi.

Flashback

Batz sedang makan siang bersama Mean dan Pekae. Mereka merupakan teman SMA Batz dan sekarang menjadi pegawai Batz.

Saat mereka sampai, Batz melihat seseorang yang sangat ia kenali sedang duduk sendirian dan tampak mencari sesuatu.

"Nae.." Gumam Batz dan kemudian duduk di kursi yang tidak terlalu jauh dengan Nae.

Locked AwayDove le storie prendono vita. Scoprilo ora