Chapter 6 : Ciuman Hangat

397K 22.1K 712
                                    

Angel duduk termenung di samping jendela kamarnya dengan wajah pucat nan lesu. Dari bawah, dia mendengar derai tawa, yang tak lain berasal dari kawan satu tim Kenzo, yang tengah merayakan kemenangan dalam Sparing basket melawan musuh bebuyutan tim Russell.

Bermula dari pengunduran diri oleh Kenzo satu hari yang lalu, yang tidak mendapatkan izin dari Jullian, para anggota tim pun akhirnya turut serta dalam penolakan itu, yang tentu saja membuat Kenzo mau tidak mau bergabung kembali ke dalam tim.

"Angel lapar..." suara keroncongan di perut gadis bermata hazel itu untuk kesekian kalinya kembali berbunyi.

"Angel mau makan... tapi di bawah banyak sekali orang..." Angel merebahkan tubuhnya di sofa dan berbaring dengan tangan mengusap perutnya.

Angel menggerutu dalam kesendiriannya sampai pintu kamarnya terbuka.

Ceklek!

Suara bunyi pintu terbuka membuat Angel kembali duduk tegak. Lalu dengan gerakan cepat, dia merapikan kembali roknya yang sempat tersingkap. Angel kembali memasang wajah masam dan membuang wajahnya keluar jendela.

"Kami mau ke taman hiburan sore ini, kamu mau ikut?" Kenzo bersandar di depan pintu dengan tangan terlipat di dada.

"Taman hiburan?" Sudah lama Angel ingin pergi ke taman hiburan, tetapi Kenzo selalu menolaknya dan kali ini lelaki itu mengajaknya.

"Hm." Gumam Kenzo seadanya.

Angel menggigit bibir bawahnya, bingung. Seharian ini, dia mencoba menahan egonya untuk sekedar menyapa Kenzo, apakah dia harus menerima ajakannya? Apakah dia harus memaafkan lelaki yang tempo hari telah menyakiti hatinya?

"Kenapa diam?"

Angel memalingkan wajahnya pada Kenzo, yang sama sekali tidak berniat untuk meminta maaf, ataupun merasa bersalah. Ekspresi wajahnya masih sama, datar seperti biasanya.

"Tidak. Angel tidak ikut!" Angel membuang wajahnya lagi.

"Kau yakin?" Kenzo menaikkan sebelah alisnya.

"Tentu saja." Angel kembali menoleh dan memberanikan diri memandang Kenzo dengan kepala tegak. Begitupun dengan Kenzo yang menatap gadis di hadapannya, dengan ekspresi tak terbaca.

"Terserah." Kenzo kembali berdiri tegak, dengan tangan kiri memegang pegangan pintu. Lalu keluar dan membanting pintunya cukup keras.

Angel hanya bisa berdiri di depan pintu dengan terpaku selama beberapa saat, lalu berjongkok memeluk lututnya. Tanpa sadar air matanya jatuh, kemudian genangan air mata itu mengaburkan pandangannya. Kenapa Kenzo tidak berusaha keras untuk membujuknya?

"Ish! Kesal! Kesal!" Angel terisak putus asa.

Ketika dia berusaha mengusap matanya, dia mendengar pintu kembali terbuka. Kenzo berdiri di depannya.

"Sudah kuduga, kamu menangis lagi."

"Tidak, Angel tidak menangis!" Angel buru-buru menunduk dan menghapusnya.

Kenzo ikut berjongkok di depan Angel, lalu mengangkat dagunya.

"Lain kali kalau aku mengajakmu, jangan pernah menolaknya." Kenzo menyapukan ibu jarinya di pipi Angel.

My Spoiled Angel [21+] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang