Chapter 9 : Sentuhan...

498K 17.4K 476
                                    

***

Sudah ada di playstore ya ...

Sudah ada di playstore ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Ada urusan apa kakek ke sini?"

"Apa maksudmu? Tentu saja aku ingin bertemu dengan cucuku."

Sosok Kenzo saat ini merupakan wujud asli dari Tuan Alfa Rich Alterio ketika masih muda. Dengan bola mata warna serupa—biru safir—membuat keduanya terlihat begitu tampan dengan aura dingin namun berwibawa. Keduanya sama-sama memiliki sifat arogan dan tidak ingin mengalah antara satu sama yang lain. Hanya saja sosok Alfa jauh lebih pintar dalam menyembunyikan ekspresi dan emosinya.

Alfa yang tahun ini menginjak usia 70 tahun tampak masih bugar. Tidak ada tanda-tanda lelah atau lemah di garis wajah ataupun tubuhnya. Masih begitu segar layaknya pria paruh baya usia 50 tahunan.

"Cepat katakan. Apa maumu?" Kenzo meninggalkan keramah-tamahannya dengan berkata sinis.

"Tuan muda, jaga bicaramu! Sekarang kau sedang berbicara dengan Tuan Alfa." Tegur pria setengah baya yang duduk tak jauh dari Alfa. Kacamata yang bertengger di wajahnya menunjukkan betapa tinggi intelegensinya. Dan memang itu benar adanya. Mungkin karena itu pula, Alfa mengangkatnya menjadi pengacara pribadi keluarga Alterio.

"Tidak apa-apa Robert. Bagiku sudah cukup anak ini mau bicara denganku." Alfa cukup bersyukur Kenzo mau menemuinya. Setelah beberapa tahun tak bersua dengan sang cucu, Alfa tentu saja merindukannya. Namun apalah daya, hak asuh atas Kenzo memang sudah menjadi hak asuh keluarga Muerall. Keluarga dari mendiang ibunya yang kini telah tiada. Ketiadaan yang menjadi berkah dan kesempatan emas bagi Alfa, untuk mengambil kembali hak-nya. Hak atas cucu satu-satunya penerus keluarga besar Alterio. Penerus Alterio Foundation Group.

"Fisikmu milik Alterio, namun sikapmu nampaknya menurun dari Jeany." Senyum tipis Alfa membuat Kenzo berang.

"Jangan ucapkan nama ibuku dengan mulut kotormu, Alfa." Kenzo tak lagi tenang. Wajahnya selaras dengan ucapan sinisnya.

"Tuan muda..." Robert kembali diam, setelah Alfa mengangkat tangannya. Pertanda agar pria itu tidak mencampuri urusannya.

"Baiklah, seperti keinginanmu." Alfa kembali duduk tegap. Matanya tak lagi santai, begitupun dengan ekspresi di wajahnya yang kini telah mulai serius, "Aku ingin kau kembali ke rumah. Rumah yang seharusnya kau tinggali." 

"Kau pikir aku mau melakukannya? Jangan harap."

"Kau akan melakukannya."

My Spoiled Angel [21+] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang