(4) Honeymoon : After Merried

335K 13.3K 746
                                    

Happy Reading.

***

“Apa kau siap?” tanya Kenzo sekali lagi.

“I-iya.” Angel mengangguk tanpa sedikit pun memandang Kenzo. Tangannya mencengkeram ujung gaun tidurnya dengan gugup.

Kenzo tersenyum lembut, “Tidak akan sakit. Aku janji,”

Kenzo meraih punggung Angel dan menariknya lebih dekat ke tubuhnya. Kenzo tahu saat ini Angel tengah ketakutan. Ia merasakan tubuh gadis itu gemetar di bawah pelukannya yang begitu intim.

“Percayalah padaku, Sayang,” bisik Kenzo di telinganya. Bibirnya menyapu lembut telinga dan leher Angel yang terekspos. Tangannya tak luput untuk mengusap punggung Angel yang kini berdiri kaku. Bahkan, ketika ia melakukan kiss mark di area lehernya, Angel sempat menggeliat, gelisah.

“Kenzo ....” Angel mendesah gelisah.
Kenzo menuntun Angel menuju ke atas tempat tidur. Lalu mendorong tubuh lemah Angel agar berbaring ke ranjang empuk.

Berada di atas tubuhnya, jemari Kenzo bermain nakal di setiap jengkal tubuh Angel, lalu berhenti tepat di depan tali ikat di bagian dada gadis itu.

“Tunggu dulu!” Angel tiba-tiba mendorong dada Kenzo, dan kembali duduk di pinggir ranjang. Tangannya menggenggam tali ikat pada gaun tidurnya dengan erat.

“Kenapa?” Kenzo menaikkan sebelah alisnya, tersinggung.

“Angel malu,” lirihnya takut.

“Untuk apa malu, Sayang. Aku suamimu.” Kenzo kembali meraih tangan Angel dan menariknya agar lebih dekat dengannya. Kenzo melarikan tangannya pada rambut di sekitar telinga Angel. Merasakan kehalusan rambut gadis itu di tangannya.

“Tapi ....” Angel menundukkan kepala seraya memainkan tali pada gaun tidurnya. Seolah menjaga agar Kenzo tidak melepaskan bajunya.

Kenzo menarik nafas panjang. Sabar.

“Baiklah. Katakan, apa yang harus kulakukan agar kamu nyaman?”

Angel tampak berpikir. Cukup lama, hingga suara merdu nan lirih miliknya keluar memecah keheningan.

“Ehm ... Angel mau lampunya dimatikan.”

“Lampu? Baiklah.” Kenzo turun dari ranjang lalu berjalan ke samping kiri pintu kamar untuk mematikan lampu utama kamar mereka.

Klik.

Gelap.

“Kenzo... Gelap sekali...” rengek Angel kemudian.

“Kamu yang memintanya, Sayang.”

“Tapi, Angel benci gelap.”

Kenzo memutar matanya dengan tarikan nafasnya yang panjang. Kenzo mencoba bersabar dengan perilaku kekanakan sang istri.

Klik.

Kenzo menarik tali lampu tidur yang berada di samping ranjang. Cahaya kecil menyinari kamar mereka yang begitu luas.

“Bagaimana? Setidaknya cahaya dari lampu tidurnya tidak membuatmu takut lagi, kan?” Angel mengangguk lemah.

Kenzo mengusap pipi Angel yang tampak merona dengan buku jarinya. Dia kembali meraih tali gaun milik Angel, tetapi sekali lagi Angel mencegahnya. Kali ini tangan kecilnya menggenggam erat tangan Kenzo.

“Kamu curang. Kamu mau buka baju Angel, tapi bajumu masih terpasang.”

“Jadi kamu mau aku membuka bajuku dulu? Baiklah.” Kenzo tersenyum geli.

Belum sempat Angel membantah, Kenzo sudah terlebih dahulu menanggalkan kaosnya dan membuangnya asal ke lantai. Otot-otot perut dengan kotak-kotak berbaris ke bawah membentuk eight pack. Begitu pun otot bisep di kedua tangan Kenzo terlihat jelas di mata hazel gadis itu. Angel tahu kalau Kenzo selama ini selalu mengikuti gym dan basket, tapi dia tidak pernah menyangka tubuh laki-laki di hadapannya bisa terbentuk sepeti itu.

Angel buru-buru mengalihkan pandangannya, malu.

“Aku sudah melepaskan bajuku. Sekarang giliranmu, Sayang.” Kenzo menarik sudut bibirnya, geli. Ia bisa melihat betapa Angel sangat malu dengan dada telanjang miliknya.

Kenzo meraih tangan Angel dan menggenggamnya. Sementara satu tangan lainnya menarik tali gaun Angel perlahan. Kenzo sekilas merasakan tangan Angel gemetar.

“Tu-tunggu dulu!” pekik Angel tiba-tiba.

“Apa lagi?” Kenzo mengerutkan kening.

“Biar Angel saja yang membuka bajunya, tapi kamu harus tutup mata dulu,” pinta Angel sekali lagi

Kenzo menggeleng pelan. Takjub. Angel memang satu-satunya gadis di dunia ini yang bisa membuat kesabarannya menipis.

"Baiklah." Kenzo menutup matanya.

***

Kenzo tersenyum puas, bagaimana tidak apa yang dia inginkan akhirnya akan terlaksana malam ini.

Baru melihat tubuh tanpa busana Angel, miliknya sudah tegang.

“Kau sangat cantik, Sayang,” bisik Kenzo dengan suara parau. Dia mendorong tubuh Angel agar kembali berbaring di bawahnya.

“Ish ... geli ....” Angel merasakan ciuman dan gigitan nakal Kenzo di area sensitifnya.

“Maaf. Tapi aku suka, Sayang.”
Kenzo menurunkan ciumannya ke arah leher putihnya lalu berhenti ...

*
Maaf Eray cut. Versi lengkap untuk part ini bisa dibaca di playstore.

Sampai jumpa di next part.

My Spoiled Angel [21+] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang