(12) Honeymoon : Hamil atau ....

195K 9.2K 160
                                    

“Angel mau tart cokelat, chicken furai dengan selai nanas, orange juice, dan puding alpokat.”

“Chicken furai selai nanas?”

“Iya!”

“Memangnya ada? Aku baru mendengarnya.” Kenzo mengangkat sebelah alisnya.

“Harus ada!”

Kenzo mendengkus.

“Banyak seperti itu, memangnya kamu bisa memakan semuanya?”

“Tentu saja bisa!” seru Angel dengan mata berbinar.

Kenzo memijat pelipisnya. Lalu diliriknya jam digital di dinding kamar menandakan bahwa dia harus segera pergi.

“Baiklah, aku akan membelikannya. Tapi, sebagai gantinya gunakan waktumu untuk istirahat.” Kenzo mengusap puncak kepala Angel, yang saat ini tengah berbaring di tempat tidur.

Angel mengangguk.

“Jangan pergi lama-lama!”

“Hm.”

“Jika ada perempuan yang berusaha—”

“Iya, Angel. Aku tahu. Tidak akan.”

“Ish, tapi—”

“Aku pergi dulu.” Kenzo berjalan sembari menarik resleting pada jaket hoodie hitamnya hingga ke batas leher, lalu menyapu bibir Angel yang berusaha mengucapkan kalimat bantahan kepadanya.

“Jangan nakal. Aku segera pulang.” Ucapannya diakhiri dengan mencium kening Angel.

Angel hanya mengerucutkan bibirnya ketika Kenzo akhirnya meninggalkannya sendirian.

***

Bosan.

Angel bosan terkurung sendirian di kamar.

Sebelumnya Kenzo mengajaknya untuk memeriksakan kondisinya ke rumah sakit, tetapi Angel menolaknya. Takut. Angel benci rumah sakit.

Oleh karena itu, sebagai gantinya ... Kenzo melarangnya pergi dan tetap berada di tempat tidur. Apa bisa? Tentu saja tidak!

Angel membuang selimutnya dan kembali berdiri. Namun, saat itulah, suara bel pintu apartemennya tiba-tiba berbunyi.

Ting Tong!

Apa itu Papa?

Angel mengernyit. Dia mengusap perutnya ketika rasa mual tiba-tiba kembali gadis itu rasakan. Ia merasa ingin muntah. Padahal pagi ini sudah dua kali Angel muntah.

Angel memaksa untuk berjalan dan membuka pintu.

Angel terkejut. Matanya membulat terkejut.

“Ne-nek ... Kakek ....”

Namun, Angel lebih terkejut ketika Michael turut berdiri di samping Alfa.

“Papa ....”

***

Angel tampak bingung dengan beberapa perlengkapan yang dibawa oleh Kakek Alfa untuknya. Beberapa jenis obat-obatan yang begitu asing untuk Angel dan beberapa mainan bayi yang khusus ayahnya belikan untuknya. Namun, ini semua untuk apa?

Kenapa mereka membawa semua ini ke sini?

“Kenapa masih berdiri di sana, Sayang. Ayo ke sini.” Adriana menepuk sofa, mengajak Angel agar duduk di sampingnya.

“I-iya.”

Angel duduk dengan kikuk di tengah.

“Kamu tidak boleh terlalu lelah. Yang terpenting adalah menjaga pola makan. Saat ini kesehatan adalah yang terpenting untukmu, Angel.” Baru kali ini Alfa memberikan wejangan atau nasihat untuk Angel. Untuk beberapa saat Angel merasa terpana karenanya.

“Angel, Nenek membuatkanmu sup ikan kuning. Ini bagus untuk kandungan di perutmu.” Adriana membuka kotak bekal di atas meja.

“Kandungan? Memangnya siapa yang sedang hamil, Nek?” Angel semakin bingung dengan arah pembicaraan mereka.

“Bukankah kamu hamil, Sayang? Satu hari yang lalu, Papa melihatmu muntah-muntah,” sahut Michael.

“Hamil?”

Adriana yang melihat guratan kebingunan di wajah Angel, segera menanggapinya.

“Apa kamu sering muntah-muntah akhir-akhir ini?” tanya Adriana kemudian.

“Iya, tapi ....” Angel mengangguk ragu bercampur bingung.

“Apa kamu terlambat datang bulan?”
Angel sempat berpikir untuk sesaat, lalu kembali mengangguk. Bulan ini Angel memang belum mentruasi.

Tapi benarkah Angel hamil?

“Itu berarti kamu hamil, Sayang.”

“Angel hamil?” Angel memainkan ujung dress-nya, ragu. Matanya melihat kepada Adriana, Alfa, dan Michael secara bergantian. Mereka menatapnya penuh harap.

“Itu sudah pasti, Sayang,” jawab Adriana tanpa ragu.

“Kakek tidak menyangka, di usia Kakek yang semakin senja ini, bisa menimang cicit.” Alfa tersenyum dan mengusap rambut Angel dengan lembut. “Terima kasih, Angel.”

Baru kali ini Angel merasa bahagia. Akhirnya Kakek Alfa menerima keberadaannya. Ayahnya pun kini bisa duduk bersanding dengan Alfa. Sungguh keajaiban.

Angel senang.

###

Kenzo yang baru saja pulang dengan kue tart cokelat kesukaan Angel di tangannya, dikejutkan dengan keberadaan Alfa dan Michel yang tengah duduk berdampingan di samping tempat tidur bayi.

Tempat tidur bayi?

Kenzo masih berdiri di depan pintu dengan mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Ia melihat pernak pernik hiasan di apartemennya. Beberapa perlengkapan bayi tersebar di ruang keluarga.

“Apa yang kalian lakukan di sini? Kenapa—”

“Kenzo! Kamu sudah pulang!” Angel berlari kecil dari dapur menghampiri Kenzo. Kedua tangan lentiknya memeluk lengan Kenzo.

Kenzo melihat wajah Angel kini telah berseri-seri. Begitu bahagia. Rona merah dan senyum merekah di kedua pipinya menambah daftar keceriaan gadis itu.

Cantik.

“Kenapa mereka ada di sini? Dan kenapa kamu ....” Kenzo melihat dari atas ke bawah penampilan Angel.

“Kenzo, Angel punya kabar gembira untuk kamu!”

“Kabar gembira?”

“Angel hamil!”

My Spoiled Angel [21+] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang