(14 a) Honeymoon : More ... (21+)

260K 9.9K 194
                                    

***

Candu.

Setidaknya itulah yang Kenzo rasakan ketika melakukan hubungan ranjang dengan Angel. Terserah kalian mau menganggapnya hipersex atau perv, tapi saat ini Kenzo memang ingin melakukannya dengan Angel ... lagi dan lagi.

“Kamu sangat cantik, Sayang,” bisiknya parau di samping telinga Angel. Bibirnya menyisir lembut ke leher jenjangnya yang putih, serta memberikan kiss mark sebagai tanda kepemilikannya.

Tangan Kenzo kemudian bergerak turun ke payudara dan perut Angel, lalu beralih ke pangkal paha Angel yang masih berbalut rok pendek. Kenzo menekan dan mengusap pelan pusat kewanitaannya. Angel mendesah dan berusaha menutup pahanya rapat-rapat, tetapi Kenzo menahannya. Tangan kanannya masuk ke dalam celana dalam Angel. Lalu dengan satu jarinya menerobos memasuki inti gadis itu. Kenzo memasukkan dan mengeluarkan jarinya secara terus menerus menerobos dinding organ intim Angel yang licin dan basah.

“Ahhh ... Kenzo ... berhenti ... ahhh ....” Angel menggigit bibirnya dengan desah tertahan ketika ia merasakan gelenyar aneh di area virginnya. Wajahnya bersemu merah. Kedua tangannya mencengkeram dan mendorong tangan Kenzo. Gadis itu menatap nanar Kenzo yang sedang menatapnya tanpa berkedip.

“Kamu sudah basah, Sayang.” Kenzo menarik sudut bibinya ke atas, membentuk seringai penuh godaan. Matanya kemudian jatuh pada bibir ranum gadis itu. Entah sudah berapa kali Kenzo menciumnya, tetapi bibir Angel masih seindah seperti biasanya. Sangat cantik.

Kenzo yang sudah bergairah dan kembali on, mulai melumat dan melahap bibir ranum Angel. Satu tangannya yang bebas bergerak melewati dress pendeknya. Tanpa menghentikan ciumannya. Kenzo dengan lincah melucuti pakaian Angel, hingga tersisa pakaian dalam yang membalut tubuh indahnya.

Melihat tubuh Angel yang setengah telanjang di bawahnya, membuat Kenzo kian bernafsu. Ia mulai meremas dan memilin puting dadanya yang kini mulai mengeras dan membesar karena ulahnya. Dadanya yang kenyal terasa begitu pas di tangannya.

“Ahmm ... Ken ... zo ... saaa ... kit ... hmmp,” desah Angel di sela-sela ciumannya. Gadis itu berteriak kecil ketika Kenzo mencubit putingnya dengan keras, yang menimbulkan sedikit rasa sakit di sana.

Kenzo melepaskan ciumannya dan mengambil nafas. Ia kembali duduk tegak dan melepas kemejanya, hingga tersisa celana jeans dengan tonjolan yang sepertinya sudah mengeras dan menegang. Kenzo shirtless.

“Aku menginginkanmu, Sayang.” Kenzo kembali membuka lebar paha Angel. Ia menarik langsung celana dalam Angel dengan sedikit tarikan paksa, karena gadis itu sempat menahan lengannya.

“Tung-gu ....”

“Aku sudah tidak tahan untuk memasukimu, Sayang.” Kini giliran Kenzo yang menurunkan resleting celananya. Penis panjang dan besar, terlihat tegak, dan menantang dengan urat-urat di sekitarnya.

“Tunggu!” Angel berseru takut. Dengan kekuatan penuh, Angel merapatkan kembali pahanya.

“Angel.” Kenzo sedikit menggeram dan masih setia mendindihnya.

“Ehm ... Angel malu,” lirihnya dengan wajah bersemu. Ekspresi antara malu, takut, dan ... bergairah?

“Untuk apa malu? Kita sudah pernah melakukannya,” sahut kenzo tanpa memberikan Angel jeda.

Angel mengigit bibinya, berpikir. Matanya berusaha menghindari tatapan penuh kedalaman dari Kenzo. Kedua tangannya bergerak gelisah di lengan kokoh lelaki itu.

Kenzo mendekatkan wajahnya, lalu berbisik pelan di telinga Angel.

“Bukankah kamu ingin hamil, Sayang?” Kenzo mencium dan memberikan gigitan kecil di telinganya. Satu tangannya bergerak naik turun di sepanjang pinggangnya, sementara tangannya yang lain menari di lehernya. Lelaki itu tahu, Angel masih takut, dan malu untuk berhubungan intim dengannya. Oleh karena itu, Kenzo berusaha membuat gadis itu kembali relax.

“Ishhh ... geli ... Zo ....” Angel tersenyum penuh geli dan melenguh di bawah kungkungan Kenzo.

“Kamu hanya geli, sementara milikku sudah mengeras, Sayang. Bukankah itu curang?”

Angel hanya menatap diam Kenzo. Senyuman di wajahnya memudar. Sebagai gantinya rona merah menghiasi wajahnya.

“Kamu selalu kasar ketika melakukannya. Kamu tahu, itu sangat sakit,” bisik Angel pelan.
Kenzo tersenyum.

“Maafkan aku, Sayang. Aku sulit mengendalikan diri karena milikmu sungguh nikmat.” kenzo kembali menyeringai nakal.

Angel blushing mendengar kalimat vulgar Kenzo yang diucapkan kepadanya.

“Tapi itu sangat sakit.”

“Aku janji akan pelan-pelan. Hm?” nego Kenzo kemudian.

Angel kembali diam dan berpikir.

“Jika Angel bilang berhenti, kamu harus berhenti."

Kenzo kini berbalik diam. Seolah tengah menimang-nimang ucapan Angel. Namun selanjutnya, seringai kecil kembali terpasang di wajah maskulinnya.

“Oke.”

“Kalau begitu Angel mau.”

Kenzo tersenyum puas mendengar persetujuan Angel. Ia memberikan hadiah ciuman di pipi merona gadis itu, lalu menyisir turun ke bibirnya. Sekali lagi Kenzo mencium bibirnya penuh nafsu.

Kenzo mengulum bibir merahnya. Kenzo memainkan lidahnya dan saling bertukar saliva dengan Angel. Ia akan membuat Angel luluh dan mirinya untuk dipuaskan.

.
.
.
. Cerita ini sudah bisa dibaca lengkap di playstore ya ❤️❤️❤️❤️

My Spoiled Angel [21+] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang